Pasal :

Terdapat tiga lafazh tasyahud yang shahih dari Nabi (Justru lebih dari itu sebagaimana anda akan mengetahuinya sebentar lagi).

Pertama : Riwayat Ibnu Mas’ud radiyallahu ‘Anhu dari Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam :

اَلتَّحِيَّاتُ لله وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ، اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ، اَلسَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلـهَ إِلاَّ اللهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

“Segala penghormatan, shalat dan kalimat yang baik adalah untuk Allah. Semoga kesejah-teraan terlimpahkan kepadamu wahai Nabi, begitu pula rahmat dan keberkahanNya. Kesejahteraan semoga terlimpahkan kepada kami dan hamba-hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya.” ( : Kerajaan yang hakiki lagi sempurna dan menyeluruh adalah milik Allah. الصَّلَوَاتُ : Semua ibadah, Dialah yang berhak menerimanya dan hendaknya ia diikhlaskan hanya kepadanya. الطَّيِّبَاتُ : Perbuatan, perkataan dan sifat yang baik adalah milik Allah). Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim (Shahih al-Bukhari, Kitab al-Adzan, Bab at-Tasyahhud Fi al-Akhirah, 2/311, no. 831; dan Shahih Muslim, Kitab ash-Shalah, Bab at-Tasyahhud Fi ash-Shalah, 1/301, no. 402).

Kedua : Riwayat Ibnu Abbas radiyallahu ‘Anhuma dari Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam :

اَلتَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لله، اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ، اَلسَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلـهَ إِلاَّ اللهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ.

“Segala penghormatan yang penuh keberkahan, shalawat yang baik adalah untuk Allah, semoga kesejahteraan terlimpahkan kepadamu wahai Nabi, begitu pula rahmat dan keberkahanNya. Kesejahteraan semoga terlimpahkan kepada kita dan hamba-hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusanNya.” Diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahihnya (Ibid, 1/301 no. 403).

Ketiga : Riwayat Abu Musa al-Asy’ari radiyallahu ‘Anhu dari Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam :

اَلتَّحِيَّاتُ الطَّيِّبَاتُ الصَّلَوَاتُ لله، اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ، اَلسَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلـهَ إِلاَّ اللهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

“Segala penghormatan yang baik dan shalawat adalah untuk Allah, semoga kesejahteraan terlimpahkan kepadamu wahai Nabi, begitu pula rahmat dan keberkahanNya. Kesejahteraan semoga terlimpahkan kepada kita dan hamba-hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya.” Diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahihnya (Ibid, 1/303 no. 404).

Kami meriwayatkan dalam Sunan al-Baihaqi dengan sanad jayid dari al-Qasim, dia berkata, “Aisyah radiyallahu ‘Anha mengajarkan kepadaku, dia berkata, ‘Ini adalah tasyahud Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam :

اَلتَّحِيَّاتُ لله وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ، اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ، اَلسَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلـهَ إِلاَّ اللهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

”Segala penghormatan, shalawat dan kalimat yang baik adalah untuk Allah. Semoga kesejahteraan terlimpahkan kepadamu wahai Nabi, begitu pula rahmat dan keberkahannya. Kesejahteraan semoga terlimpahkan kepada kami dan hamba-hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya’.” (Munkar : Diriwayatkan oleh al-Baihaqi dalam as-Sunan al-Kubra 2/144 dari jalan Shalih bin Muhammad bin Shalih at-Tammar, dari bapaknya, dari al-Qasim dengan hadits tersebut.

Sanadnya dinyatakan jayidjayid oleh an-Nawawi seperti yang telah anda lihat, al-Asqalani mengkritiknya di Amalil Adzkardalam Amali al-Adzkar 2/327 – Futuhat dengan mengatakan, “Pada sanadnya terdapat Muhammad bin Shalih bin Dinar, ia adalah rawi yang diperselisihkan, ia dinyatakan tsiqahtsiqah oleh Abu Dawud, Ahmad dan lain-lain. Abu Hatim ar-Razi berkata, “Dia tidak kuat, ad-Daruquthni juga menyatakannya lemah. Adapun Shalih anaknya, maka aku tidak mengetahui jarh atau ta’dil atau biografinya di bukubuku-buku rawi seperti al-Bukhari, Ibnu Abi Hatim, Ibnu Hibban dan Ibnu Adi, jadi dia berada dalam derajat yang tertutup. Aku tidak mengetahui pijakan penulis dalam menyatakannya jayidjayid. Padahal al-Baihaqi sendiri setelah meriwayatkannya berkata, “Yang shahihshahih adalah mauqufmauquf kepada Aisyah.” Dan al-Baihaqi mengisyaratkan bahwa ia syadz.” Aku berkata, “Lebih dari itu ia munkar karena di samping ia dhaif ia juga menyelisihi.” Riwayat yang mauqufmauquf yang diisyaratkan akan hadir sebentar lagi dan ia mempunyai hukum marfumarfu’ hanya saja ia tidak layak untuk menguatkan riwayat marfumarfu’ karena lafazhnya menyelisihinya, kemudian tanpa ragu bahwa matan yang marfumarfu’ ini adalah shahihshahih, akan tetapi dari hadits Ibnu Mas’ud nomor 178 dan bukan dari hadits Aisyah).

Dalam hal ini terdapat faidah yang baik yaitu bahwa tasyahud Nabi dengan lafazh tasyahud kami (Maksudnya: Dalam tasyahudnya Nabi Sallallahu ‘Alaihi Wasallam tidak mengucapkan, ” … السَّلاَمُ عَلَيَّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ … وَأَشْهَدُ أَنِّى عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.” Akan tetapi beliau bertasyahud dengan tasyahud yang sama dengan tasyahud kita). Bersambung…….!!!

Sumber : Ensiklopedia Dziikir Dan Do’a, Imam Nawawi, Pustaka Sahifa Jakarta. Disadur oleh Wandy Hazar S.Pd.I.