Inilah beberapa hadits yang menjelaskan tentang keutamaan bulan Rajab, yang tidak ada satu pun di dalamnya hadits yang tsabit (benar/shahih), sebagaimana dikatakan oleh sebagian besar ahli ilmu. Akan tetapi, sangat disayangkan banyak sekali kaum muslimin yang meriwayatkan hadits-hadits yang dusta atas nama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengancam orang-orang yang berdusta atas nama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan ancaman yang sangat keras yaitu, untuk mempersiapkan tempat duduknya di Neraka. Demikian juga orang-orang yang meriwayatkan hadits dha’if sedangkan dia tahu kedha’ifannya maka dia termasuk salah seorang dari pendusta. Dan di antara hadits-hadits tersebut adalah:

Hadits-hadits dha’if (lemah) seputar bulan Rajab

Hadits pertama:

إن فى الجنة نهر يقال له رجب ماؤه أشد بياضًا من اللبن وأحلى من العسل من صام يومًا من رجب سقاه الله من ذلك النهر .

“ Sesungguhnya di Surga ada sungai yang diberi nama Rajab, airnya lebih putih dari susu dan lebih manis dari madu. Barang siapa berpuasa satu hari dari Rajab, Allah akan memberinya minum darisungai tersebut.”

Diriwayatkan oleh al-Baihaqi di Syu’abul Iman (3/368 no hadits. 3800), diriwayatkan juga oleh Ibnu Hibban di adh-Dhu’afaa’ (2/234), ad-Dailami (1/2/281) sebagaimana di dalam kitab adh-Dha’ifah karya al-Albani (4/371 no. hadits 1898), al-Ashbahani di kitab at-Targhiib wa at-Tarhiib (2/746), dan Rafi’i dari jalur al-Kholil bin ‘Abdul Jabbar al-Qozwaini dalam kitab Fadhail Rajab wa Sya’ban wa Ramadhan (1/165)

Hadits kedua:

” أن رسول الله -صلى الله عليه وسلم- لم يصم بعد رمضان إلا رجبًا وشعبان “.“Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak berpuasa sama sekali setelah Ramadhan kecuali Rajab dan Sya’ban.”

Ibnu Hajar (salah seorang ulama madzhab Syafi’iyah) rahimahullah, Imam al-Baihaqi rahimahullah berkata –lalu beliau membawakan hadits di atas- dan berkata:”Itu adalah hadits munkar karena adanya Yusuf bin ‘Athiyah, dia adalah lemah sekali (dha’if jiddan). Lihat kitab ”Tabyiinul ‘Ujab” hal 12.

Hadits ketiga:

كان إذا دخل رجب قال اللهم بارك لنا في رجب وشعبان، وبلغنا رمضان). وكان إذا كانت ليلة الجمعة قال : هذه ليلة غراء ويوم أزهر) (البيهقي، وابن عساكر)عن أنس– رضي الله عنه -.

“Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam apanila memasuki bulan Rajab membaca:” Ya Allah berkahilah kepada kami di bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan.” Dan apabila melam jum’at (pada bulan itu), beliau bersabda:”Ini adalah malam yang indah dan hari yang bersinar.”

Hadits Dha’if berdasarkan tahqiq/penelitian Syaikh al-Albani rahimahullah, lihat kitab Dha’if al-Jami’.

Imam an-Nawawi rahimahullah mendhai’ifkan hadits ini sebagaimana dalam kitab al-Adzkar. Adz-Dzahabi rahimahullah juga mendha’ifkannya sebagaimana dalam kitab al-Mi’zan (mizanul I’tidal) 3/96.

Hadits keempat:

صوم أول يوم من رجب كفارة ثلاث سنين، والثاني كفارة سنتين، والثالث كفارة سنة، ثم كل يوم شهرا) (أبو محمد الخلال في فضائل رجب) عن ابن عباس– رضي الله عنهما -.

”Berpuasa di hari pertama bulan Rajab adalah penebus (dosa) selama tiga tahun, di hari kedua adalah penebus dua tahun dan di hari ketiga adalah penebus satu tahun, kemudian setiap satu hari (setelah itu) penebus satu bulan.” Diriwayatkan oleh Muhammad al-Khalal dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu’anhuma.

Hadits dha’if. Lihat Dha’if al’Jami’ no.3500 oleh Syaikh al-Albani rahimahullah.

Beberapa hadits palsu seputar Rajab

Hadits pertama:

“ رجب شهر الله الأصم، من صام من رجب يومًا إيمانًا واحتِسابًا؛ استوجب رضوان الله الأكبر”.

“Rajab adalah bulan Allah al-asham, barang siapa yang berpuasa satu hari pada bulan Rajab karena keimanan dan mengharap pahala, maka pasti mendapatkan keridhaan Allah yang Mahabesar.”

Lihat kitab ” Tabyiinul ‘Ujab” hal 17, dan “al-Fawaaid al-Majmu’ah” karya asy-Syaukani hal. 439 hadits no.1260.

Hadits kedua:

” من صام ثلاثة أيام من رجب كتب الله له صيام شهر، ومن صام سبعة أيام أغلق عنه سبعة أبواب من النار”.

“Siapa saja yang berpuasa tiga hari di bulan Rajab, Allah tuliskan baginya (pahala) puasa satu bulan, dan siapa saja yang berpuasa tujuh harim, ditutup untuknya tujuh pintu dari Neraka.”

Hadits maudhu’/palsu. Lihat kitab “al-Maudhu’at” karya Ibnul Jauzi (2/206), ” Tabyiinul ‘Ujab” hal 18, “al-laali al-Mashnu’ah” karya as-Suyuthi (2/115) dan “al-Fawaaid al-Majmu’ah” karya asy-Syaukani hal. 100 hadits no.228.

Hadits ketiga:

” فضل رجب على سائر الشهور كفضل القرآن على سائر الأذكار “.

“Keutamaan bulan Rajab dibandingkan bulan-bulan lain seperti keutamaan al-Qur’an dibandingkan dzikir-dzikir yang lain.”

Ibnu Hajar al-‘Asqalani rahimahullah berkata setelah menyebutkan hadits tersebut: ”Dan para perawi sanad ini adalah tsiqah (terpercaya) kecuali as-Saqathi, maka dia adalah cacat, dan dia terkenal sebagai pemalsu hadits.” lihat ” Tabyiinul ‘Ujab” hal 17.

Hadits keempat:

” من صلى المغرب في أول ليلة من رجب ثم صلى بعدها عشرين ركعة يقرأ في كل ركعة بفاتحة الكتاب، وقل هو الله أحد مرة، ويسلم فيهن عشر تسليمات، أتدرون ما ثوابه؟ قال: حفظه الله في نفسه وأهله وماله وولده، وأجير من عذاب القبر، وجاز الصراط كالبرق بغير حساب ولا عذاب “.

“Barang siapa yang shalat maghrib pada malam pertama bulan Rajab kemudian setelah itu shalat 20 raka’at, dia membaca di setiap raka’at surat al-Fatihah dan Qul huwallahu ahad sekali, dan salam di dalam shalat tersebut sepuluh kali salam. Tahukah kalian apa pahalanya?” Beliau bersabda:”Allah akan menjaga jiwanya, keluarganya, hartanya dan anaknya, dilindungi dari siksa kubur dan dia akan melewati sirath tnapa hisab dan adzab seperti kilat.”

Hadits maudhu’/palsu. Lihat kitab “al-Maudhu’at” karya Ibnul Jauzi (2/123), ” Tabyiinul ‘Ujab” hal 20, dan “al-Fawaaid al-Majmu’ah” karya asy-Syaukani hal. 47 hadits no.144.

Hadits kelima:

” من صام من رجب وصلى فيه أربع ركعات … لم يمت حتى يرى مقعده من الجنة أو يُرى له “

“Barang siapa yang berpuasa pada bulan Rajab dan shalat di dalamnya 4 raka’at…tidak akan mati sebelum melihat tempat duduknya di Surga atau diperlihatkan kepadanya.”

Hadits maudhu’/palsu. Lihat kitab “al-Maudhu’at” karya Ibnul Jauzi (2/124), ” Tabyiinul ‘Ujab” hal 21, dan “al-Fawaaid al-Majmu’ah” karya asy-Syaukani hal. 47 hadits no.145.

Hadits keenam:

” رجب شهر الله، وشعبان شهري، ورمضان شهر أمتي … ولكن لا تغفلوا عن أول ليلة جمعة من رجب؛ فإنها ليلة تسميها الملائكة الرغائب، وذلك أنه إذا مضى ثلث الليل لا يبقى ملك مقرب في جميع السماوات والأرض إلا ويجتمعون في الكعبة وحواليها، فيطلع الله -عز وجل- عليهم اطلاعة فيقول: ملائكتي سلوني ما شئتم، فيقولون: يا ربنا حاجتنا إليك أن تغفر لصوم رجب، فيقول الله -عز وجل-: قد فعلت ذلك. ثم قال -صلى الله عليه وسلم-: وما من أحد يصوم يوم الخميس أو خميس في رجب، ثم يصلي فيما بعد بين العشاء والعتمة، يعني ليلة الجمعة ثنتي عشرة ركعة … ” إلخ.

”Rajab adalah bulan Allah, Sya’ban adalah bulanku dan Ramadhan adalah bulan umatku….Akan tetapi janganlah kalian lupa/lalai dengan jum’at pertama di bulan Rajab. Maka sesungguhnya dia adalah malam yang diberi nama oleh Malaikat “ar-Raghaaib”. Hal itu apabila telah berlau sepertiga malam, tidak tinggal malaikat muqarrab (yang dekat dengan Allah) di seluruh langit dan bumi kecuali mereka berkumpul di Ka’bah dan sekitarnya, maka Allah nampak kepada mereka seraya berfirman:” Wahai Malaikat-Ku mintalah kalian kepada-Ku apa yang kalian inginkan.”Maka mereka berkata:”Wahai Rabb kami hajat kami kepada-Mu adalah supaya Engkau mengampuni (orang yang) puasa Rajab” Maka Allah berfirman:”Aku telah melakukannya”. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:”Tidak seorang pun berpuasa hari kamis atau kamis di bulan Rajab, lalu shalat antara maghrib dan isya, yakni malam jum’at 12 raka’at……sampai akhir hadits.

Hadits maudhu’/palsu.Lihat kitab “al-Maudhu’at” karya Ibnul Jauzi (2/124-126), ” Tabyiinul ‘Ujab” hal 22-24, dan “al-Fawaaid al-Majmu’ah” karya asy-Syaukani hal. 47-50 hadits no.146.

Hadits ketujuh:

” من صلى ليلة النصف من رجب أربع عشرة ركعة، يقرأ في كل ركعة الحمد مرة، وقل هو الله أحد عشرين مرة”.

”Siapa saja yang shalat pada malam nishfu (pertengahan) Rajab empat belas raka’at, dia membaca di setiap raka’at al-Fatihah satu kali dan Qul Huwa Allahu Ahad 21 kali…”

Hadits maudhu’/palsu.Lihat kitab “al-Maudhu’at” karya Ibnul Jauzi (2/126), ” Tabyiinul ‘Ujab” hal 25, dan “al-Fawaaid al-Majmu’ah” karya asy-Syaukani hal. 50 hadits no.147.

Hadits kedelapan:

” إن شهر رجب شهر عظيم، من صام منه يومًا كتب الله له صوم ألف سنة … ” إلخ.

”Sesungguhnya bulan Rajab adalah bulan yang agung, siapa saja yang berpuasa satu haru di dalamnya, Allah menulis/menetapkan untuknya puasa seribu tahun….sampai akhir hadits.”

Hadits maudhu’/palsu.Lihat kitab “al-Maudhu’at” karya Ibnul Jauzi (2/206-207), ” Tabyiinul ‘Ujab” hal 26, dan “al-Fawaaid al-Majmu’ah” karya asy-Syaukani hal. 101 hadits no.289.

Hadits kesembilan:

خمس ليال لا ترد فيهن الدعوة أول ليلة من رجب ، وليلة النصف من شعبان، وليلة الجمعة، وليلة الفطر، وليلة النحر) (ابن عساكر) عن أبي أمامة – رضي الله عنه -.

”Lima malam yang do’a tidak ditolak pada malam-malam itu : melam pertama bulan Rajab, malam nishfu Sya’ban, malam jum’at, malam ’iedul fithri, dan malam Qurban (‘iedhul adha)” (riwayat Ibnu ‘Asakir dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu)

[b[]Hadits Palsu. berdsarkan penelitian Syaikh al-Albani rahimahullah, lihat kitab Dha’if al-Jami’ no.2852 dan Silsilah adh-Dha’ifah 3/649 no.1452

Dan masih banyak hadits-hadits dha’if maupun palsu yang bertebaran di tengah-tengah kaum Muslimin tentang bulan Rajab, yang hendaknya setiap muslim berhati-hati dan waspada dengan hadits-hadits tersebut. Wallahu A’lam

Tidak boleh mengkhususkan ibadah tertentu di bulan Rajab.

Berdasarkan keterangan yang telah lalu, maka dapat disimpulkan bahwasanya menkhususkan ibadah-ibadah tertentu pada bulan Rajab tidak diperbolehkan, bahkan hal itu termasuk perbuatan Bid’ah. Hal itu karena hadits-hadits yang menjelaskan tentang keutamaan bulan Rajab adalah dha’if ataupun palsu.

Al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalani asy-Syafi’i rahimahullah:

[لم يرد في فضل شهر رجب، ولا في صيامه، ولا في صيام شيء منه معين، ولا في قيام ليلة مخصوصة فيه.. حديث صحيح يصلح للحجة، وقد سبقني إلى الجزم بذلك الإمام أبو إسماعيل الهروي الحافظ، رويناه عنه بإسناد صحيح، وكذلك رويناه عن غيره]. اهـ .

”Tidak warid (datang riwayat) tentang keutamaan bulan Rajab, tidak pula tentang puasanya, atau puasa pada hari tertentu di dalamnya dan tidak pula shalat malam pada malam tertentu di dalamnya, satu hadits shahih pun yang bisa dijadikan hujah/dalil, dan telah mendahuluiku berkeyakinan demikian secara pasti Imam Abu Ismail al-Harawi al-Hafizh, kami meriwayatkan perkataan beliau (al-Harawi) dengan sanad yang shahih.”(Lihat kitab Tabyiin al-Ujab fiimaa Warada fii Fadhli Rajab karya Ibnu Hajar rahimahullah hal 6-7)

Fahilatu Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah ditanya:”Apa hukum mengkhususkan bulan Rajab dengan ‘umrah atau puasa atau amalan shalih lain? Dan apakah Rajab memiliki keutamaan khusus dibandingkan dengan bulan-bulan haram lainnya?

Beliau rahimahullah menjawab :”Bulan Rajab tidak memiliki keistimewaan dibandingkan bulan-bulan haram lainnya, dan tidak diperbolehkan mengkhususkannya dengan ‘umrah, puasa. Shalat, dan membaca al-Qur’an. Akan tetapi dia seperti bulan-bulan haram yang lainnyam dan semua hadits-hadits yang datang tentang keutamaan shalat di dalamnya atau puasa di dalamnya, maka itu adalah Dha’if (lemah), tidak dibangun di atasnya hukum hukum syari’i

(Sumber: Disarikan dan diterjemahkan dariأحاديث ضعيفة وموضوعة في فضل شهر رجب dari http://www.kulalsalafiyeen.com/vb/showthread.php?p=78902. Oleh Abu Yusuf Sujono)