Dari Abu Hurairah Radiyallahu ‘Anhu bahwa Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :

الإيمان بضع و ستون شعبة ، أعلاها لا إله إلا الله و أدناها إماطة الأذى عن الطريق

“Iman itu lebih dari enam puluh cabang. Cabang yang paling utama adalah ucapan “Laa Iaaha illallahu” dan cabang yang paling rendah yaitu menyingkirkan sesuatu yang mengganggu dari jalan” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini adalah hadits yang shahih diriwayatkan oleh Imam Bukhari (1/48,49) dan Imam Muslim (35)

Penjelasan :
Al-Hafidz Ibnu Hajar telah meringkas pembahasan ini dalam kitabnya Fathul Bari, sesuai keterangan Ibnu Hibban, beliau berkata : “Cabang-cabang ini terbagi dalam amalan hati, lisan dan badan”

1. Amalan Hati
Adapun amalan hati adalah berupa i’tikad dan niat. Dan ia terdiri dari dua puluh empat sifat (cabang); iman kepada Allah, termasuk ke dalamnya iman kepada Dzat dan Sifat-sifatNya serta pengesaan bahwasanya Allah adalah :

لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَىْءُُ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat” (Asy-Syuura : 11)

Serta ber’itikad bahwa selainNya adalah baru, makhluk. Beriman kepada Allah, beriman kepada malaikat-malaikat, kitab-kitab dan para rasulNya. Be
riman kepada qadar (ketentuan) Allah, yang baik maupun yang buruk.

Beriman kepada Hari Akhirat, termasuk di dalamnya pertanyaan di dalam kubur, kenikmatan dan adzabNya, kebangkitan dan pengumpulan di Padang Mahsyar, hisab (perhitungan amal), mizan (timbangan amal), shirat (titian di atas Neraka), Surga dan Neraka.

Kecintaan kepada Allah, cinta dan marah karena Allah. Kecintaan kepada Nabi Sallallahu ‘Alaihi Wasallam dan yakin atas keagungan beliau, termasuk di dalamnya bershalawat atas Nabi Sallallahu ‘Alaihi Wasallam dan mengikuti sunnahnya.

Ikhlas, termasuk di dalamnya meninggalkan riya dan nifaq. Taubat dan takut, berharap, bersyukur, menepati janji, sabar, ridha dengan qadha dan qadar, tawakkal, kasih sayang dan tawadhu (rendah hati). Termasuk tawadhu adalah menghormati yang tua, mengasihi yang kecil, meninggalkan sifat sombong dan bangga diri, meninggalkan dengki, iri hati dan emosi.

2. Perbuatan Lisan
Ia terdiri dari tujuh cabang; mengucapkan kalimat tauhid, yaitu bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah rasul Allah, membaca Al-qur’an, belajar ilmu dan mengajarkannya, berdoa, berdzikir yang termasuk di dalamnya istighfar, bertasbih dan menjauhi perkataan yang sia-sia.

3. Amalan Badan
Ia terdiri dari tiga puluh delapan cabang ;

a. Yang berhubungan dengan materi
Bersuci, baik secara lahiriyah maupun hukumiyah, termasuk di dalamnya menjauhi barang-barang najis, menutup aurat, shalat fardhu dan sunnah, zakat, memerdekakan budak.

Dermawan, termasuk di dalamnya memberikan makan orang lain, memuliakan tamu. Puasa, baik fardhu ataupun sunnah, i’tikaf, mencari lailatul qadar, haji, umrah dan thawaf.
Lari dari musuh untuk mempertahankan agama, termasuk di dalamnya hijrah dari negeri musyrik ke negeri iman. Memenuhi nadzar, berhati-hati dalam soal sumpah (yakni bersumpah dengan nama Allah secara jujur, hanya ketika sangat membutuhkan hal itu), memenuhi kaffarat (denda), misalnya kaffarat sumpah, kaffarat hubungan suami istri di bulan Ramadhan.

b. Yang berkaitan dengan hawa nafsu
Ia terdiri dari enam cabang; menjaga diri dari perbuatan maksiat (zina) dengan menikah, memenuhi hak-hak keluarga, berbakti kepada kedua orangtua : termasuk di dalamnya tidak mendurhakainya, mendidik anak.
Silaturrahim, taat kepada penguasa (dalam hal-hal yang tidak merupakan maksiat kepada Allah) dan kasih saying kepada hamba sahaya.

c. Yang berkaitan dengan hal-hal umum
Ia terdiri dari tujuh belas cabang; menegakkan kepemimpinan secara adil, mengikuti jama’ah, taat kepada ulil amri, melakukan ishlah (perbaikan dan perdamaian) di antara manusia, termasuk di dalamnya memerangi orang-orang khawarij dan para pemberontak. Tolong-menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan, termasuk di dalamnya amar ma’ruf nahi munkar, melaksanakan hudud (hukuman-hukuman yang telah ditetapkan Allah).

Jihad, termasuk di dalamnya menjaga wilayah Islam dari serangan musuh, melaksanakan amanat, diantaranya merealisasikan pembagian seperlima dari rampasan perang.Hutang dan pembayaran, memuliakan tetangga, bergaul secara baik, termasuk di dalamnya mencari harta secara halal. Menginfakkan harta kepada yang berhak, termasuk di dalamnya meninggalkan sikap boros dan foya-foya. Menjawab salam, mendoakan orang bersin yang mengucapkan alhamdulilah, mencegah diri dari menimpakan bahaya kepada manusia, menjauhi perkara yang tidak bermanfaat, serta menyingkirkan sesuatu yang mengganggu manusia dari jalan.
Hadits di muka menunjukkan bahwa tauhid (kalimat Laa Ilaaha Illallah) adalah cabang iman yang paling tinggi dan paling utama.
Oleh karena itu, para da’i hendaknya memulai dakwahnya dari cabang iman yang paling utama, kemudian baru cabang-cabang yang lain yang ada di bawahnya. Dengan kata lain, membangun fondasi terlebih dahulu (tauhid), sebelum mendirikan bangunan (cabang-cabang iman yang lain). Mendahulukan hal yang terpenting, kemudian baru disusul hal-hal yang penting.

Tauhid adalah yang mempersatukan bangsa Arab dan bangsa asing lainnya atas dasar Islam. Dari persatuan itu, tegaklah Daulah Islamiyah sebagai Daulah Tauhid.
Wallahu A’lam

(Diambil dari kitab Minhajul Firqah An-Najiyah wat thaifah Al-Manshurah (edisi terjemah) karya Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu, diposting oleh Abu Maryam Abdusshomad)