Beberapa sumber pemerintah di India memberitakan bahwa pemerintah kerajaan Arab Saudi telah mengeluarkan peringatan keras kepada warga pendatang dari India, khususnya, agar tidak membawa buku, gambar atau simbol apa pun yang terkait dengan agama atau aqidah selain agama Islam.

Berdasarkan laporan situs “Indo-Asia News”, pemerintah India merespons positif imbauan Riyadh tersebut dan mengeluarkan penjelasan resmi, Rabu di India memperingatkan seluruh warganya yang berada dan akan pergi ke Arab Saudi agar tidak menyimpan satu tulisan cetak pun yang bertentangan dengan aqidah Islam atau melakukan kegiatan keagamaan apapun, termasuk kristenisasi, di seluruh pelosok kerajaan Arab Saudi. Pemerintah India juga menjelaskan akan resiko berat yang akan ditanggung oleh mereka yang berani melanggar peringatan tersebut.

Penasehat pemerintah India, C R Panswal di Anderra Pradesh mengatakan, duta besar India di Riyadh telah menegaskan, kasus-kasus penangkapan terhadap warga pendatang dari India yang dituduh melakukan kegiatan kristenisasi di Arab Saudi sudah bertambah. Ia menyiratkan, Gerakan Amar Ma’ruf Nahi Munkar, sebuah lembaga kebajikan independen di Arab Saudi telah menangkap 9 orang warga India baru-baru ini karena dituduh melakukan kegiatan kristenisasi.

Duta besar India tersebut juga menjelaskan perlunya memberikan peringatan kepada para warga negara asal India sebelum keberangkatan mereka ke Arab Saudi akan resiko berat yang akan dihadapi mereka bila didapati membawa buku-buku keagamaan, gambar-gambar atau pun simbol-simbol yang bertentangan dengan agama Islam. (ismo/AH)

Note:

Agar hal ini tidak menjadi polemik dan simpang siur, redaksi memandang perlu untuk menjelaskan sebagai berikut:
Jazirah Arab memang memiliki keistemewaan tersendiri bagi Umat Islam, berbeda dengan status tempat-tempat lainnya di muka bumi ini.
Salah satu yang menjadi pegangan dan aqidah bagi Umat Islam adalah menjunjung tinggi pesan yang disampaikan Rasulullah SAW sebagaimana terdapat dalam hadits yang shahih, “Janganlah bersatu (berkumpul) dua agama di jazirah Arab”
Yang dimaksud jazirah itu adalah wilayah di mana kini berdiri kerajaan Arab Saudi. Pesan Rasulullah SAW ini sudah diketahui oleh para shahabat dan baru dapat diterapkan (kira-kira) pada masa pemerintahan ‘Umar di mana beliau merelokasi orang-orang Yahudi dari Madinah ke Khaibar, untuk kemudian seiring dengan perkembangan zaman dikeluarkan dari jazirah Arab.
Beranjak dari prinsip aqidah itulah, pemerintah Arab Saudi mewakili umat Islam berkewajiban menjalankan pesan tersebut dan ini juga sesuai dengan perjanjian internasional oleh sidang PBB no.55, 25-10-1981 dan dialog internasional tokoh-tokoh Islam yang difasilitasi Majlis Islam Internasional Untuk Dakwah Dan Bantuan, tanggal 10-10-2000 bersama tokoh-tokoh Vatikan yang menganggap final masalah ini. (Silahkan baca buku: Khashaa’ish Jaziirah al-‘Arab karya Syaikh Bakar Abu Zaid dan Huquuq Ghairil Muslimiin Fil Bilaad al-Islaamiyyah karya Prof Dr Shalih al-‘Ayid)-red