Dari Abu Hurairah Radiyallahu ‘Anhu beliau berkata : Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :

ثلاث دعوات مستجابات لا شك فيهن : دعوة المظلوم ودعوة المسافر ودعوة الوالد على ولده

“Ada tiga doa yang pasti dikabulkan tanpa ada keraguan padanya : doanya orang yang terdholimi, doanya seorang musafir dan doa jeleknya orang tua pada anaknya”.

(Hadis ini diriwayatkan oleh Abu Dawud No.1536, dan Imam At-Tirmidzi No. 3442. Imam At-Tirmidzi mengatakan : hadits hasan. Imam Suyuti pada kitab Al Jami’ Ash Shoghir memberinya tanda shohih)

Kosa Kata Hadits :
لا شك فيهن : maksudnya tidak ada keraguan dalam hal dikabulkannya tiga doa tersebut.

الوالد : ibu termasuk dalam katagori “الوالد “ dalam keutamaan ini. Tidak disebutnya ibu dalam hadits ini dikarenakan bahwa doanya lebih berhak untuk dikabulkan. Karena, beban yang dipikul oleh ibu lebih berat dari ayah. Dialah yang telah mengandung anaknya dengan susah payah dan telah melahirkanya dengan susah payah pula.

Makna Hadits :
Allah telah menciptakan makhluk dan menjadikan mereka selalu butuh kepada-Nya dalam segala hal baik kecil ataupun besar, baik sepele ataupun yang penting. Dan Allah telah memerintahkan mereka untuk meminta dan bersandar kepada-Nya agar permintaannya dikabulkan.
Allah Subhanahu Wata’ala berfirman :

ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ

“Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu”. ( Al Mukmin : 60 )

Dia juga berfirman :

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”. ( Al Baqorah : 186 )

Dan Allah telah menjadikan beberapa sebab untuk dikabulkannya doa. Sebagian sebab itu kembali kepada sifat pada orang yang berdoa, sebagian yang lain kembali kepada keutamaan waktu dan tempat dan sebagian lagi kembali kepada kemuliaan pada doa.

Hadits ini mencakup tiga diantara sifat-sifat yang apabila ada pada orang yang berdoa maka jadilah doanya itu lebih bisa untuk dikabulkan.
Sifat-sifat ini adalah :

Pertama, orang yang berdoa dalam keadaan didholimi : Allah Subhanahu Wata’ala mengabulkan doa jeleknya kepada orang yang telah mendholiminya. Begitu juga Allah mengabulkan doanya bagi orang yang telah membantunya dalam menghilangkan kedholiman terhadapnya.

Kedua, orang yang berdoa dalam keadaan safar ( bepergian ) Allah ta’ala mengabulkan doa kebaikan darinya untuk orang yang telah berbuat baik kepadanya dan juga mengabulkan doa jelek darinya untuk orang yang telah berbuat tidak baik kepadanya demikian juga Allah mengabulkan doanya untuk dirinya sendiri. Tetapi para ulama memberi syarat dalam hal ini bahwa bepergiannya orang yang berdoa tersebut adalah bepergian yang dibolehkan. Kalau bukan yang diperbolehkan maka ia tidak mendapatkan keutamaan itu.

Ketiga, orang yang berdoa adalah orangtua dari orang yang didoakan. Allah Ta’ala mengabulkan doa jelek orang tua terhadap anaknya apabila seorang anak meremehkan hak orang tuanya. Allah juga mengabulkan doa kebaikan dari orang tua untuk anaknya.

Terdapatnya keutamaan ini bagi mereka yang memiliki tiga sifat ini atau salah satunya itu dikarenakan sangat bersandarnya mereka kepada Allah Ta’ala disertai dengan kesedihan hati dan ketulusan dalam memohon.

Pelajaran Yang Dipetik Dari Hadits :
1. Bahwasanya orang yang terdapat padanya salah satu dari sifat yang disebutkan dalam hadis maka doanya dikabulkan. Dan, bahwasanya orang yang terkumpul padanya sifat yang tiga ini maka dia lebih berhak lagi untuk dikabulkan doanya. Itu seperti orang tua yang sedang bepergian yang mendoakan keburukan kepada anaknya yang telah mendurhakainya. Begitu juga orang yang terkumpul padanya dua sifat dari tiga sifat tersebut seperti ayah disertai safar atau kedholiman dan safar dan sebagainya.

2. Pengharaman kedholiman dan durhaka terhadap kedua orang tua, karena dua hal itu menyebabkan kemarahan Allah Azza Wajalla.

3. Kasih sayang dan pertolongan Allah kepada hamba-hamba-Nya baik dalam keadaan senang atau susah.
Walallahu A’lam

(Diterjemahkan dari kitab “Arba’una Haditsan Kullu Hadits Fii Tsalatsi Khishol”, penyusun : Syaikh Shaleh As-Sadlan, diposting oleh Abu Maryam Abdusshomad)