Kita meyakini bahwa para salaf shalih, selain mereka itu menjadi referensi yang terpercaya dalam proses periwayatan nash-nash wahyu, mereka juga adalah referensi yang paling benar dalam memahami ayat-ayat muhkam dan qath’i dari nash-nash tersebut. Apa yang mereka sepakati merupakan suatu kebenaran yang tidak boleh berpaling darinya. Tidak boleh memahami nash-nash wahyu dengan pemahaman yang bertentangan dengan pemahaman mereka.

Firman Allah Subhaanahu Wata’ala,

وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيرًا

“Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mu’min, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruknya tempat kembali.” (An-Nisa’: 115).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

عَلَيْكُمْ بِسُنَّتِيْ وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ مِنْ بَعْدِيْ عَضُّوْا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ.

“Hendaknya kalian berpegang teguh kepada sunnahku dan sunnah para Al-Khulafa’ur Rasyidun yang mendapat petunjuk setelahku. Gigitlah erat-erat dengan gerahammu.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi).

Beliau bersabda pula,

وَسَتَفْتَرِقُ أُمَّتِيْ عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً كُلُّهَا فِي النَّارِ إِلاَّ وَاحِدَةً وَهِيَ الْجَمَاعَةُ مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِيْ.

“Umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan, semuanya masuk Neraka kecuali satu, yaitu jama’ah, yaitu yang sesuai denganku dan para shahabatku.”

Mengikuti jalan orang-orang mukmin dan apa yang disunnahkan oleh para Al-Khulafa’ur Rasyidun serta jalan para shahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam akan menjaga dari keterjerumusan ke dalam perbuatan-perbuatan bid’ah dan kesesatan.