Setiap muslim harus berwala’ kepada seluruh malaikat dengan mencintainya dan menghormatinya, tidak membedakan antara satu dengan lainnya, karena mereka semua -sebagaimana yang telah dikhabarkan oleh Allah- adalah hamba-hamba yang dimuliakan, tidak pernah berbuat maksiat terhadap Allah dan selalu menjalankan apa yang diperintahkan kepada mereka. Dalam hal ini mereka satu kesatuan yang tidak terpecah atau berbeda. Diwajibkan pula bagi seorang muslim untuk selalu menghindari perbuatan buruk kepada mereka atau yang menyebabkan mereka melaknat, berupa kekufuran, kesyirikan, perbuatan dosa, bau tak sedap dan sejenisnya.

Allah Subhaanahu Wata’ala berfirman,

قُلْ مَنْ كَانَ عَدُوًّا لِجِبْرِيلَ فَإِنَّهُ نَزَّلَهُ عَلَى قَلْبِكَ بِإِذْنِ اللَّهِ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَهُدًى وَبُشْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ (97) مَنْ كَانَ عَدُوًّا لِلَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَرُسُلِهِ وَجِبْرِيلَ وَمِيكَالَ فَإِنَّ اللَّهَ عَدُوٌّ لِلْكَافِرِينَ

“Katakanlah, “Barangsiapa menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurun (Al-Qur’an) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman”. Barangsiapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang yang kafir.” (Al-Baqarah: 97-98).

Orang-orang Yahudi menyangka bahwa di antara malaikat ada yang berposisi sebagai penolong atau musuh bagi mereka, Jibril –menurut prasangka mereka- adalah musuh mereka, sementara Mikail adalah penolong mereka. Allah menunjukkan bahwa mereka telah berdusta, dan menerangkan bahwa barangsiapa memusuhi Allah atau salah satu dari malaikat-Nya berarti ia telah memusuhi seluruh malaikat.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

لاَ تَدْخُلُ الْمَلاَئِكَةُ بَيْتًا فِيْهِ كَلْبٌ وَلاَ صُوْرَةٌ.

“Malaikat tidak mau masuk ke dalam rumah yang di dalamnya ada anjing atau gambar.” (Muttafaq ‘Alaih).

Memelihara anjing dan gambar yang terlarang tersebut menjadikan tidak mau masuknya malaikat rahmat ke dalam rumah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ أَكَلَ الثَّوْمَ وَالْبَصَلَ وَالْكُرَّاتَ فَلاَ يَقْرَبَنَّ مُسْجِدَنَا فَإِنَّ الْمَلاَئِكَةَ تَتَأَذَّى مِمَّا يَتَأَذَّى مِنْهُ بَنُوْ آدَمَ.

“Barangsiapa makan bawang putih, bawang merah dan bawang bakung, maka janganlah ia memasuki masjid kami. Sesungguhnya malaikat terganggu dari apa yang bisa mengganggu manusia.” (Muttafaq ‘Alaih).

Memakan barang-barang tersebut bisa menyebabkan malaikat terganggu, maka hendaknya dihindari.

Rasulullah Subhaanahu Wata’ala bersabda,

إِذَا دَعَا الرَّجُلُ اِمْرَأَتَهُ إِلىَ فِرَاشِهِ فَأَبَتْ فَبَاتَ غَضْبَانَ لَعَنَتْهَا الْمَلاَئِكَةُ حَتَّى تُصْبِحَ.

“Jika seorang lelaki mengajak istrinya ke tempat tidurnya kemudian ia enggan dan menolaknya hingga suaminya tidur dalam keadaan marah kepadanya, maka malaikat melaknat istri tersebut sampai pagi hari.” (Muttafaq ‘Alaih).

Wanita yang meninggalkan tempat tidur suaminya menyebabkan terjadinya laknat malaikat atasnya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ أَشاَرَ إِلىَ أَخِيْهِ بِحَدِيْدَةٍ فَإنَّ الْمَلاَئِكَةَ تَلْعَنُهُ وَإِنْ كَانَ أَخَاهُ لأَبِيْهِ وَلأُمِّهِ.

“Barangsiapa mengacungkan besi ke arah saudaranya, maka malaikat melaknatnya, meski saudaranya itu adalah saudara sebapak dan seibu.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah).

Seorang muslim yang mengacungkan senjata ke arah saudaranya menyebabkan terjadinya laknat malaikat atasnya.