Banyak anak-anak yang mengalami kecemasan yang dimulai pada masa menyusui sampai ia besar menjadi anak-anak. Jika tidak diteliti dengan seksama apalagi tidak difahami sebab-sebabnya, dan juga mungkin karena nyeri atau sakit yang dirasakannya, maka ia akan menunjukkan gerakan-gerakan yang menunjukkan rasa cemas, seperti menghisap jari, menggigit kuku, meremas atau memotong rambutnya. Semua ini kembali kepada sebab-sebab yang kami sebutkan di atas semenjak kecil kehilangan kasih-sayang, pengayom pada masa menyusui. Maka, anak kehilangan ibunya, karena ia bekerja di luar rumah atau yang lainnya, ketika ia bangun pagi sudah tidak melihat ibunya atau tidak mencium aromanya didekatnya, apalagi kalau pembantulah yang segera datang untuk memberikan “kasih-sayangnya”, maka pasti ia akan mengalami kecemasan. Kemudian, sang anak tidak lagi menemukan rasa aman dan pengayoman dari kedua orang tuanya.

Maka, ia akan melakukan kebiasaan itu menggantikan atau untuk menunjukkan bahwa dirinya sedang cemas sebagai “alarm” peringatan bagi ibunya agar mengetahui permasalahan anaknya itu sebelum ia menjadi besar dan sulit diobati.

Kebiasaan itu, pada awal-awal akan mudah untuk dihilangkan, oleh karena itu sang ibu yang “sibuk diluar rumah” tidak perlu memforsir waktunya, kecuali beberapa jam untuk mendapatkan kasih sayang dan cinta.

Mayoritas para ibu meyakini bahwa anak-anak pada usia ini akan mengalami hal ini (kecemasan -pent) dan hal-hal yang semisalnya. Hal ini bisa saja benar, akan tetapi anak pada masa menyusui sudah mampu membedakan mana yang ibunya dan mana yang bukan, dan ia akan begitu akrab dengan ibunya. Akan tetapi sang ibu justeru tidak begitu perhatian dengan ini, kecuali setelah sang anak terlihat mengisap jari, menggigit jari dan terbiasa dengan perilaku jelek ini. (Abm)

Oleh: Maryam Al-Sa’id
Sumber: Majalah Al-Furqan (Kuwait) No. 67/Th 07/Jum. Akhirah 1416H/11/1995M