• Termasuk diantara prinsip-prinsip aqidah as-salafush shalih, ahlus sunnah wal jama’ah adalah beriman kepada nash-nash wa’d (janji Allah kepada orang-orang yang taat dengan ganjaran yang baik, pahala dan surga) dan wa’iid (ancaman bagi orang-orang yang berbuat maksiat dengan adzab dan siksaan yang pedih). Ahlus sunnah mengimaninya dan memberlakukannya sebagaimana datangnya, tidak menakwilkan (menyelewengkan), serta menetapkan nash-nash wa’d dan wa’iid sebagaimana adanya. Hal ini berdasarkan firman Allah subhanahu wata’aala :
    (( أ…أ¶أ¤أ¸أ³ أ‡أ،أ،أ¸أ³أ¥أ³ أ،أ‡ أ­أ³أ›أ؛أ‌أ¶أ‘أµ أƒأ³أ¤أ؛ أ­أµأ”أ؛أ‘أ³أںأ³ أˆأ¶أ¥أ¶ أ¦أ³أ­أ³أ›أ؛أ‌أ¶أ‘أµ أ£أ³أ‡ أڈأµأ¦أ¤أ³ أگأ³أ،أ¶أںأ³ أ،أ¶أ£أ³أ¤أ؛ أ­أ³أ”أ³أ‡أپأµ أ¦أ³أ£أ³أ¤أ؛ أ­أµأ”أ؛أ‘أ¶أںأ؛ أˆأ¶أ‡أ،أ،أ¸أ³أ¥أ¶ أ‌أ³أ‍أ³أڈأ؛ أ‡أ‌أ؛أٹأ³أ‘أ³أ¬ أ…أ¶أ‹أ؛أ£أ‡أ° أڑأ³أ™أ¶أ­أ£أ‡أ° ))
    “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.â€‌ (an-Nisaa’ : 48 dan 116)

  • Ahlus sunnah meyakini bahwa akhir kehidupan seorang hamba (ke surga atau neraka) tidak ada seorang pun yang dapat memastikannya, begitu juga tidak ada seorang hamba pun yang mengetahui dengan apakah ia mengakhiri (kehidupannya). Akan tetapi, barang siapa yang menampakkan perbuatan kufur akbar (besar), maka ia dihukumi sebagai orang kafir dikarenakan perbuatannya tersebut dan ia diperlakukan sebagaimana perlakuan terhadap orang kafir.
    Nabi shallallahu ‘alahi wasallam bersabda :
    (أ…أ¤ أ‡أ،أ‘أŒأ، أ،أ­أڑأ£أ، أڑأ£أ، أƒأ¥أ، أ‡أ،أŒأ¤أ‰آ؛ أ‌أ­أ£أ‡ أ­أˆأڈأ¦ أ،أ،أ¤أ‡أ“آ، أ¦أ¥أ¦ أ£أ¤ أƒأ¥أ، أ‡أ،أ¤أ‡أ‘آ، أ¦أ…أ¤ أ‡أ،أ‘أŒأ، أ،أ­أڑأ£أ، أڑأ£أ، أƒأ¥أ، أ‡أ،أ¤أ‡أ‘آ؛ أ‌أ­أ£أ‡ أ­أˆأڈأ¦ أ،أ،أ¤أ‡أ“آ، أ¦أ¥أ¦ أ£أ¤ أƒأ¥أ، أ‡أ،أŒأ¤أ‰)
    “Sesungguhnya seseorang berbuat seperti perbuatan penghuni surga, yang tampak di hadapan manusia; padahal dia tergolong penghuni neraka. Dan sesungguhnya seseorang berbuat seperti perbuatan penghuni neraka, yang tampak di hadapan manusia; padahal dia tergolong penghuni surga.â€‌ [HR al-Bukhari dan Muslim]
    Nabi shallallahu ‘alahi wasallam juga bersabda :
    ((أ…أ¤ أƒأچأڈأںأ£ أ،أ­أڑأ£أ، أˆأڑأ£أ، أƒأ¥أ، أ‡أ،أŒأ¤أ‰ أچأٹأ¬ أ£أ‡ أ­أںأ¦أ¤ أˆأ­أ¤أ¥ أ¦أˆأ­أ¤أ¥أ‡ أ…أ،أ‡ أگأ‘أ‡أڑآ؛ أ‌أ­أ“أˆأ‍ أڑأ،أ­أ¥ أ‡أ،أںأٹأ‡أˆآ؛ أ‌أ­أڑأ£أ، أˆأڑأ£أ، أƒأ¥أ، أ‡أ،أ¤أ‡أ‘ أ‌أ­أڈأژأ،أ¥أ‡آ، أ¦أ…أ¤ أƒأچأڈأںأ£ أ،أ­أڑأ£أ، أˆأڑأ£أ، أƒأ¥أ، أ‡أ،أ¤أ‡أ‘آ، أچأٹأ¬ أ£أ‡ أ­أںأ¦أ¤ أˆأ­أ¤أ¥ أ¦أˆأ­أ¤أ¥أ‡ أ…أ،أ‡ أگأ‘أ‡أڑآ؛ أ‌أ­أ“أˆأ‍ أڑأ،أ­أ¥ أ‡أ،أںأٹأ‡أˆآ؛ أ‌أ­أڑأ£أ، أˆأڑأ£أ، أƒأ¥أ، أ‡أ،أŒأ¤أ‰ أ‌أ­أڈأژأ،أ¥أ‡))
    “Sesungguhnya ada di antara kalian, seseorang yang melakukan perbuatan penghuni surga, sehingga tidak ada jarak antara dia dengan surga kecuali sehasta, tetapi ketentuan (Allah) telah mendahuluinya, maka dia pun melakukan (di penghujung hayatnya) perbuatan penghuni neraka sehingga ia pun masuk neraka. Dan sesungguhnya ada di antara kalian, seseorang yang melakukan perbuatan penghuni neraka, sehingga tidak ada jarak antara dia dengan neraka kecuali sehasta, tetapi ketentuan (Allah) telah mendahuluinya, maka dia pun melakukan (di penghujung hayatnya) perbuatan orang penghuni surga sehingga ia pun masuk surga.â€‌ [HR. al-Bukhari dan Muslim]

  • Akan tetapi, ahlus sunnah juga menyatakan bahwa barang siapa meninggal dalam keadaan islam dengan zhahir keislamannya -dari kalangan orang-orang beriman dan bertakwa- secara umum, insya Allah dia temasuk penghuni surga. Allah subhanahu wata’aala berfirman :
    (( أ¦أ³أˆأ³أ”أ¸أ¶أ‘أ؛ أ‡أ،أ¸أ³أگأ¶أ­أ¤أ³ أ‚أ£أ³أ¤أµأ¦أ‡ أ¦أ³أڑأ³أ£أ¶أ،أµأ¦أ‡ أ‡أ،أ•أ¸أ³أ‡أ،أ¶أچأ³أ‡أٹأ¶ أƒأ³أ¤أ¸أ³ أ،أ³أ¥أµأ£أ؛ أŒأ³أ¤أ¸أ³أ‡أٹأ² أٹأ³أŒأ؛أ‘أ¶أ­ أ£أ¶أ¤أ؛ أٹأ³أچأ؛أٹأ¶أ¥أ³أ‡ أ‡أ،أƒأ³أ¤أ؛أ¥أ³أ‡أ‘أµ ))
    “Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya.â€‌ (al-Baqarah : 25)
    Allah juga berfirman :
    (( أ…أ¶أ¤أ¸أ³ أ‡أ،أ؛أ£أµأٹأ¸أ³أ‍أ¶أ­أ¤أ³ أ‌أ¶أ­ أŒأ³أ¤أ¸أ³أ‡أٹأ² أ¦أ³أ¤أ³أ¥أ³أ‘أ²آ، أ‌أ¶أ­ أ£أ³أ‍أ؛أڑأ³أڈأ¶ أ•أ¶أڈأ؛أ‍أ² أڑأ¶أ¤أ؛أڈأ³ أ£أ³أ،أ¶أ­أںأ² أ£أµأ‍أ؛أٹأ³أڈأ¶أ‘أ² ))
    “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu di dalam taman-taman dan sungai-sungai, di tempat yang disenangi di sisi Tuhan Yang Berkuasa.â€‌ (al-Qamar : 54-55) Nabi shallallahu ‘alahi wasallam bersabda :
    (أ£أ¤ أ£أ‡أٹ أ¦أ¥أ¦ أ­أڑأ،أ£ أƒأ¤أ¥ أ،أ‡ أ…أ،أ¥ أ…أ،أ‡ أ‡أ،أ،أ¥آ؛ أڈأژأ، أ‡أ،أŒأ¤أ‰)
    “Barang siapa meninggal dan dia mengetahui bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah, maka pasti ia masuk surga.â€‌ [HR. Muslim]

  • Ahlus sunnah wal jama’ah menyatakan bahwa orang-orang kafir, musyrik dan munafik adalah para penghuni neraka. Ini berdasarkan firman Allah subhanahu wata’aala :
    (( أ¦أ³أ‡أ،أ¸أ³أگأ¶أ­أ¤أ³ أںأ³أگأ¸أ³أˆأµأ¦أ‡ أˆأ¶أ‚أ­أ³أ‡أٹأ¶أ¤أ³أ‡ أ¦أ³أ‡أ“أ؛أٹأ³أںأ؛أˆأ³أ‘أµأ¦أ‡ أڑأ³أ¤أ؛أ¥أ³أ‡ أƒأµأ¦أ؛أ،أ³أ†أ¶أںأ³ أƒأ³أ•أ؛أچأ³أ‡أˆأµ أ‡أ،أ¤أ¸أ³أ‡أ‘أ¶ أ¥أµأ£أ؛ أ‌أ¶أ­أ¥أ³أ‡ أژأ³أ‡أ،أ¶أڈأµأ¦أ¤ ))
    “Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. [al-Baqarah : 39] Firman-Nya :
    (( أ…أ¶أ¤أ¸أ³ أ‡أ،أ¸أ³أگأ¶أ­أ¤أ³ أںأ³أ‌أ³أ‘أµأ¦أ‡ أ£أ¶أ¤أ؛ أƒأ³أ¥أ؛أ،أ¶ أ‡أ،أ؛أںأ¶أٹأ³أ‡أˆأ¶ أ¦أ³أ‡أ،أ؛أ£أµأ”أ؛أ‘أ¶أںأ¶أ­أ¤أ³ أ‌أ¶أ­ أ¤أ³أ‡أ‘أ¶ أŒأ³أ¥أ³أ¤أ¸أ³أ£أ³ أژأ³أ‡أ،أ¶أڈأ¶أ­أ¤أ³ أ‌أ¶أ­أ¥أ³أ‡ أƒأµأ¦أ؛أ،أ³أ†أ¶أںأ³ أ¥أµأ£أ؛ أ”أ³أ‘أ¸أµ أ‡أ،أ؛أˆأ³أ‘أ¶أ­أ¸أ³أ‰أ¶ ))
    “Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.â€‌ [al-Bayyinah : 6]
    Allah subhanahu wata’aala berfirman pula :
    (( أ…أ¶أ¤أ¸أ³ أ‡أ،أ؛أ£أµأ¤أ³أ‡أ‌أ¶أ‍أ¶أ­أ¤أ³ أ‌أ¶أ­ أ‡أ،أڈأ¸أ³أ‘أ؛أںأ¶ أ‡أ،أƒأ³أ“أ؛أ‌أ³أ،أ¶ أ£أ¶أ¤أ؛ أ‡أ،أ¤أ¸أ³أ‡أ‘أ¶ ))
    “Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka.â€‌ [an-Nisaa’ : 145]

  • Ahlus sunnah wal Jama’ah membenarkan berita tentang sepuluh orang yang dijamin masuk surga, seperti yang dinyatakan Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam terhadap mereka. Dan setiap orang yang dinyatakan oleh Nabi shallallahu ‘alahi wasallam sebagai penghuni surga, maka ahlus sunnah pun menyatakan pembenarannya. Nabi shallallahu ‘alahi wasallam bersabda :
    (أƒأˆأ¦ أˆأںأ‘ أ‌أ­ أ‡أ،أŒأ¤أ‰آ، أ¦أڑأ£أ‘ أ‌أ­ أ‡أ،أŒأ¤أ‰آ، أ¦أڑأ،أ­ أ‌أ­ أ‡أ،أŒأ¤أ‰آ، أ¦أڑأ‹أ£أ‡أ¤ أ‌أ­ أ‡أ،أŒأ¤أ‰آ، أ¦أکأ،أچأ‰ أ‌أ­ أ‡أ،أŒأ¤أ‰آ، أ¦أ‡أ،أ’أˆأ­أ‘ أ‌أ­ أ‡أ،أŒأ¤أ‰آ، أ¦أڑأˆأڈ أ‡أ،أ‘أچأ£أ¤ أˆأ¤ أڑأ¦أ‌ أ‌أ­ أ‡أ،أŒأ¤أ‰آ، أ¦أ“أڑأڈ أˆأ¤ أƒأˆأ­ أ¦أ‍أ‡أ• أ‌أ­ أ‡أ،أŒأ¤أ‰آ، أ¦أ“أڑأ­أڈ أˆأ¤ أ’أ­أڈ أ‌أ­ أ‡أ،أŒأ¤أ‰آ، أ¦أƒأˆأ¦ أڑأˆأ­أڈأ‰ أˆأ¤ أ‡أ،أŒأ‘أ‡أچ أ‌أ­ أ‡أ،أŒأ¤أ‰)
    “Abu Bakar di surga, â€کUmar di surga, â€کUtsman di surga, â€کAli di surga, Thalhah di surga, az-Zubair di surga, Abdurrahman bin â€کAuf di surga, Sa’ad bin Abi Waqqash di surga, Sa’id bin Zaid di surga dan Abu â€کUbaidah bin al-Jarrah di surga.â€‌[Shahih Sunan Abu Dawud]
    Dan sungguh telah terdapat persaksian (dari rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam) untuk banyak orang dari kalangan sahabat bahwa mereka termasuk penghuni surga, seperti â€کUkasyah bin Mihshan, â€کAbdullah bin Sallam, keluarga Yasir, Biala bin Rabah, Ja’far bin Abu Thalib, â€کAmr bin Tsabit, Zaid bin Haritsah, â€کAbdullah bin Rawahah, Fathimah binti Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam, Khadijah binti Khuwailid, â€کAisyah, Shafiyyah, Hafshah dan semua isteri Nabi shallallahu ‘alahi wasallam serta sahabat-sahabat lainnya radhiyallahu â€کanhum.
    Adapun orang-orang yang telah ditetapkan oleh nash-nash sebagai penghuni neraka, maka kita pun menetapkan demikian. Diantara mereka adalah Abu Lahab â€کAbdul â€کUzza bin â€کAbdul Muththalib dan isterinya Ummu Jamil Arwa binti Harb dan selain mereka dari orang-orang yang sudah ditetapkan sebagai penghuni neraka.

  • Ahlus sunnah wal jama’ah tidak memastikan bagi seseorang -siapa pun orangnya- bahwa ia termasuk penghuni surga atau neraka, kecuali jika Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam telah menetapkannya.
    Namun ahlus sunnah wal jama’ah berharap terhadap orang-orang yang berbuat kebaikan untuk dimasukkan ke dalam surga dan khawatir terhadap orang yang berbuat jelek akan dimasukkan ke dalam neraka.

  • Ahlus sunnah meyakini bahwa seseorang tidak dipastikan masuk surga -walaupun amalannya baik-, kecuali jika Allah melimpahkan karunia-Nya kepadanya, sehingga ia dapat masuk surga karena rahmat-Nya.
    Allah subhanahu wata’aala berfirman :
    ( أ¦أ³أ،أ³أ¦أ؛أ،أ‡ أ‌أ³أ–أ؛أ،أµ أ‡أ،أ،أ¸أ³أ¥أ¶ أڑأ³أ،أ³أ­أ؛أںأµأ£أ؛ أ¦أ³أ‘أ³أچأ؛أ£أ³أٹأµأ¥أµ أ£أ³أ‡ أ’أ³أںأ³أ‡ أ£أ¶أ¤أ؛أںأµأ£أ؛ أ£أ¶أ¤أ؛ أƒأ³أچأ³أڈأ² أƒأ³أˆأ³أڈأ‡أ° أ¦أ³أ،أ³أںأ¶أ¤أ¸أ³ أ‡أ،أ،أ¸أ³أ¥أ³ أ­أµأ’أ³أںأ¸أ¶أ­ أ£أ³أ¤أ؛ أ­أ³أ”أ³أ‡أپأµ أ¦أ³أ‡أ،أ،أ¸أ³أ¥أµ أ“أ³أ£أ¶أ­أڑأ± أڑأ³أ،أ¶أ­أ£أ± )
    “Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya.Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.â€‌ (an-Nuur : 21) Nabi shallallahu ‘alahi wasallam bersabda :
    ((أ£أ‡ أ£أ¤ أƒأچأڈ أ­أڈأژأ،أ¥ أڑأ£أ،أ¥ أ‡أ،أŒأ¤أ‰)) أ‌أ‍أ­أ،: أ¦أ،أ‡ أƒأ¤أٹآ؟ أ­أ‡ أ‘أ“أ¦أ، أ‡أ،أ،أ¥! أ‍أ‡أ،: ((أ¦أ،أ‡ أƒأ¤أ‡آ؛ أ…أ،أ‡ أƒأ¤ أ­أٹأ›أ£أڈأ¤أ­ أ‘أˆأ­ أˆأ‘أچأ£أ‰))
    “Tiada seorang pun yang masuk surga karena amalnya.â€‌ Para sahabat bertanya: “Apakah engkau demikian pula, wahai rasulullah?â€‌ Beliau menjawab: “Demikian pula aku, kecuali Rabb-ku melimpahkan rahmat-Nya kepadaku.â€‌ [HR. Muslim]
    Ahlus sunnah wal jama’ah tidak memastikan adzab neraka bagi orang yang ditujukan ancaman neraka kepadanya (karena pebuatannya) -selain perbuatan kufur yang mengeluarkan pelakunya dari islam-, karena mungkin saja Allah mengampuninya dengan sebab perbuatan taat atau taubat atau musibah atau penyakit yang dapat menghapus dosa-dosanya.
    Allah subhanahu wata’aala berfirman :
    (( أ‍أµأ،أ؛ أ­أ³أ‡ أڑأ¶أˆأ³أ‡أڈأ¶أ­ أ‡أ،أ¸أ³أگأ¶أ­أ¤أ³ أƒأ³أ“أ؛أ‘أ³أ‌أµأ¦أ‡ أڑأ³أ،أ³أ¬ أƒأ³أ¤أ؛أ‌أµأ“أ¶أ¥أ¶أ£أ؛ أ،أ‡ أٹأ³أ‍أ؛أ¤أ³أکأµأ¦أ‡ أ£أ¶أ¤أ؛ أ‘أ³أچأ؛أ£أ³أ‰أ¶ أ‡أ،أ،أ¸أ³أ¥أ¶ أ…أ¶أ¤أ¸أ³ أ‡أ،أ،أ¸أ³أ¥أ³ أ­أ³أ›أ؛أ‌أ¶أ‘أµ أ‡أ،أگأ¸أµأ¤أµأ¦أˆأ³ أŒأ³أ£أ¶أ­أڑأ‡أ° أ…أ¶أ¤أ¸أ³أ¥أµ أ¥أµأ¦أ³ أ‡أ،أ؛أ›أ³أ‌أµأ¦أ‘أµ أ‡أ،أ‘أ¸أ³أچأ¶أ­أ£أµ ))
    “Katakanlah:”Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu terputus asa dari rahmat Allah.Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.â€‌ (az-Zumar : 53) Nabi shallallahu ‘alahi wasallam bersabda :
    (أˆأ­أ¤أ£أ‡ أ‘أŒأ، أ­أ£أ”أ­ أˆأکأ‘أ­أ‍آ، أ¦أŒأڈ أ›أ•أ¤ أ”أ¦أں أڑأ،أ¬ أ‡أ،أکأ‘أ­أ‍ أ‌أƒأژأ‘أ¥آ، أ‌أ”أںأ‘ أ‡أ،أ،أ¥ أ،أ¥آ؛ أ‌أ›أ‌أ‘ أ،أ¥)
    “Ketika ada seseorang yang berjalan, lalu ia melihat dahan yang berduri di tengah jalan, kemudian ia pun menyingkirkannya, maka Allah memujinya lalu mengampuninya.â€‌ [HR. al-Bukhari]

  • Ahlus sunnah wal jama’ah meyakini bahwa setiap makhluk memiliki ajalnya masing-masing, dan sesuatu yang bernyawa tidak akan mati kecuali dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Apabila ajal mereka telah datang, tidak ada yang dapat menunda ataupun menyegerakannya walaupun sesaat. Jika ia wafat atau terbunuh, sesungguhnya hal tersebut terjadi karena batas waktu yang ditentukan telah berakhir.
    Allah subhanahu wata’aala berfirman :
    (( أ¦أ³أ£أ³أ‡ أںأ³أ‡أ¤أ³ أ،أ¶أ¤أ³أ‌أ؛أ“أ² أƒأ³أ¤أ؛ أٹأ³أ£أµأ¦أٹأ³ أ…أ¶أ،أ‡أ¸أ³ أˆأ¶أ…أ¶أگأ؛أ¤أ¶ أ‡أ،أ،أ¸أ³أ¥أ¶ أںأ¶أٹأ³أ‡أˆأ‡أ° أ£أµأ„أ³أŒأ¸أ³أ،أ‡أ° ))
    “Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. (Ali â€کImran : 145)

  • Ahlus sunnah wal jama’ah meyakini kebenaran janji Allah subhanahu wata’aala kepada kaum mukminin dengan balasan yang baik (surga), kebenaran ancaman-Nya kepada ahli maksiat dari kalangan orang-orang yang bertauhid dengan adzab, dan kebenaran janjinya untuk mengadzab orang-orang kafir serta munafik dalam neraka.
    Allah subhanahu wata’aala berfirman :
    (( أ¦أ³أ‡أ،أ¸أ³أگأ¶أ­أ¤أ³ أ‚أ£أ³أ¤أµأ¦أ‡ أ¦أ³أڑأ³أ£أ¶أ،أµأ¦أ‡ أ‡أ،أ•أ¸أ³أ‡أ،أ¶أچأ³أ‡أٹأ¶ أ“أ³أ¤أµأڈأ؛أژأ¶أ،أµأ¥أµأ£أ؛ أŒأ³أ¤أ¸أ³أ‡أٹأ² أٹأ³أŒأ؛أ‘أ¶أ­ أ£أ¶أ¤أ؛ أٹأ³أچأ؛أٹأ¶أ¥أ³أ‡ أ‡أ،أƒأ³أ¤أ؛أ¥أ³أ‡أ‘ أژأ³أ‡أ،أ¶أڈأ¶أ­أ¤أ³ أ‌أ¶أ­أ¥أ³أ‡ أƒأ³أˆأ³أڈأ‡أ° أ¦أ³أڑأ؛أڈأ³ أ‡أ،أ،أ¸أ³أ¥أ¶ أچأ³أ‍أ¸أ‡أ° أ¦أ³أ£أ³أ¤أ؛ أƒأ³أ•أ؛أڈأ³أ‍أµ أ£أ¶أ¤أ؛ أ‡أ،أ،أ¸أ³أ¥أ¶ أ‍أ¶أ­أ،أ‡ ))
    “Orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan saleh, kelak akan Kami masukkan kedalam surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Allah telah membuat suatu janji yang benar. Dan siapakah yang lebih benar perkataannya daripada Allah.â€‌ (an-Nisaa’: 122)
    Akan tetapi, Allah subhanahu wata’aala mengampuni pelaku kemaksiatan dari kalangan orang-orang yang bertauhid dengan karunia dan kemuliaan-Nya. Allah subhanahu wata’aala telah menjanjikan ampunan bagi orang-orang yang bertauhid dan tidak memberi ampunan bagi selain mereka. Allah subhanahu wata’aala berfirman :
    (( أ…أ¶أ¤أ¸أ³ أ‡أ،أ،أ¸أ³أ¥أ³ أ،أ‡ أ­أ³أ›أ؛أ‌أ¶أ‘أµ أƒأ³أ¤أ؛ أ­أµأ”أ؛أ‘أ³أںأ³ أˆأ¶أ¥أ¶ أ¦أ³أ­أ³أ›أ؛أ‌أ¶أ‘أµ أ£أ³أ‡ أڈأµأ¦أ¤أ³ أگأ³أ،أ¶أںأ³ أ،أ¶أ£أ³أ¤أ؛ أ­أ³أ”أ³أ‡أپ ))
    “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (an-Nisaa’ : 48 & 116)

    (Sumber : al-Wajiiz fi â€کAqidatis Salafis Shalih)