Pemikiran dan Keyakinan

1- Keberadaan seorang imam yang ma’shum (terjaga dari dosa dan salah) merupakan keharusan, dia harus anak pertama dan berasal dari keturunan Muhammad bin Ismail. Dalam prakteknya keyakinan ini sering mereka langgar sendiri.

2- Ishmah menurut mereka bukan berarti terjaga dari salah dan dosa, akan tetapi mereka mentakwilkan salah dan dosa sesuai selera mereka sendiri, sejalan dengan keyakinan mereka.

3- Siapa yang mati tanpa mengetahui imam di zamannya dan dilehernya tidak terdapat akad baiat maka dia mati secara jahiliyah.

4- Memberikan sifat-sifat Ilahiyah kepada imam, mengkhususkannya dengan ilmu batin dan menyerahkan seperlima dari hasil usaha mereka kepadanya.

5- Prinsip taqiyah dan kerahasiaan dan mereka menerapkannya dalam kondisi-kondisi di mana arusnya tidak berpihak kepada mereka.

6- Akidah dan dakwah bersumber dari imam. Imam adalah poros bagi segala ajaran agama.

7- Bumi tidak sepi dari imam, baik lahir yang nampak maupun batin yang tersembunyi, jika imam nampak maka hujjahnya mungkin tersembunyi, jika imam tersembunyi maka hujjah dan da’i-da’inya akan nampak.

8- Imam adalah pewaris seluruh nabi sekaligus pewaris imam-imam sebelumnya.

9- Mengingkari sifat-sifat Allah, karena dalam pandangan mereka, Allah di luar jangkaun akal, Dia bukan ada dan bukan tidak ada, bukan mengetahui dan bukan bodoh, bukan mampu dan bukan lemah. Mereka tidak menetapkan secara mutlak dan tidak menafikan secara mutlak.

10- Menolak shalat di masjid kaum muslimin pada umumnya.

11- Sepintas akidah mereka tidak berbeda dengan akidah aliran-aliran kaum muslimin yang lebih moderat, namun batin akidah mereka lain lagi, mereka shalat namun shalat mereka untuk Imam Ismaili yang bersembunyi dari keturunan ath-Thayyib bin al-`Amir. Mereka ke Makkah untuk haji seperti kaum muslimin namun menurut mereka Ka’bah adalah lambang imam, ini artinya haji ke Makkah adalah haji untuk imam.

12- Mereka berkata, “Segala perkara adalah mubah.â€‌ Imam al-Ghazali berkata tentang mereka, “Yang dinukil dari mereka adalah pembolehan secara mutlak, terangkatnya hijab, pembolehan perkara-perkara haram, pengingkaran terhadap syariat. Hanya saja mereka semua sepakat tidak mengaku jika hal ini dinisbatkan kepada mereka.â€‌

Kesimpulan

Ismailiyah pada awalnya adalah salah satu sekte dalam aliran Syi’ah, namun ia bersikap ghuluw terhadap para imamnya dengan memberikan sifat-sifat ketuhanan kepada mereka dan terpengaruh oleh faktor-faktor luar sepeti akidah orang-orang Persia kuno dan pemikiran orang-orang India di samping orang-orangnya yang rata-rata adalah pemuja hawa nafsu yang semakin menambah kekufuran dan penyimpangannya dari Islam.

Dari al-Mausu’ah al-Muyassarah, isyraf Dr. Mani’ al-Juhani.