Khutbah Pertama

Amma ba’du :

Ibadallah ! Saya berwasiat kepada diri saya sendiri dan kepada anda semua untuk senantiasa bertakwa kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Bertakwalah kepada Allah karena takwa adalah jalan keluar dari segala kesulitan, pintu pertolongan dari segala masalah, dan lubang keselamatan dari segala bencana.

Allah Subhanahu Wata’ala berfirman :

وَمَن يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لاَيَحْتَسِبُ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللهُ لِكُلِّ شَىْءٍ قَدْرًا

Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (QS. At-Thalaq :2-3)

Wahai umat Islam ! Kebijaksanaan Allah dan sunnatullah yang berlaku di jagat raya ini telah menetapkan adanya pertarungan abadi antara hak dan batil, benturan abadi antara kekuatan yang baik dan kekuatan jahat, perang abadi antara pasukan Allah dan pasukan setan, jihad abadi antara pihak yang benar dan adil melawan pihak yang dzalim dan sewenang-wenang, dan perlawanan antara manusia dengan manusia lainnya. Ini dalam rangka menjaga kelestarian alam semesta, memakmurkan bumi, mempertahankan anasir-anasir yang baik, mengikis anasir-anasir yang jahat, dan memotong anggota yang terkena racun di masyarakat manapun, agar tidak mempengaruhi susunan bangunan tubuh dan wujudnya. Dan sifat agama (Islam) ini adalah senantiasa menyatakan perang terhadap simbol-simbol jahiliyah, dari manapun sumbernya, apapun alirannya, dan kapanpun kejadiannya.

Sejak hadirnya Islam telah memasuki kancah pertarungan hebat ini dengan beragam aspeknya. Dan alhamdulillah Islam selalu keluar sebagai pemenang dan tertolong berkat janji Allah Subhnahu Wata’ala. Islam pernah berhadapan dengan kekafiran dan kedzaliman, lalu berhasil mencabut akar-akarnya dan mengikis habis pangkalnya. Islam juga pernah berhadapan dengan kemunafikan, lalu berhasil mengungkap kejelekannya, membongkar rahasianya, menguak tabirnya, membuka kedoknya, dan menunjukkan belangnya. Semua itu dalam rangka mempertahankan sendi-sendi masyarakat dan menyelamatkannya dari penindasan terhadap kaum lemah, melindungi jiwa orang-orang yang tidak berdosa dan hak-hak mereka.

Ma’asyiral mukminin rahimahumullah ! Islam telah mewajibkan para penganutnya untuk melindungi agama ini dari segala macam fitnah dan melindungi hak atas jiwa, akal, harta dan kehormatan (martabat) manusia dari tangan-tangan jahil dan orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu Islam mendidik umatnya agar selalu siap siaga untuk melawan kejahatan, memberantas keburukan, meredam kedzaliman, menentang kebatilan dan para dedengkotnya, dan membendung segala bentuk kerusakan dan tidak kejahatan. Sehingga tidak ada orang yang ditindas maupun ketakutan dan teror tidak merajalela, dan kekuatan jahat tidak menguat. Dan juga supaya tidak ada seorang pun yang berani melecehkan umat Islam, agama Islam, wilayah teritorial dan kehormatannya.

Allah Subhanahu Wata’ala telah memuji orang-orang beriman dengan sifat-sifat semacam itu. Allah berfirman:

وَالَّذِينَ إِذَآ أَصَابَهُمُ الْبَغْىُ هُمْ يَنتَصِرُونَ

Dan (bagi) orang-orang yang apabila mereka diperlakukan dengan zalim mereka membela diri. (QS. Ays-Syuraa :39)

Dan Allah berfirman:

وَلَمِن انتَصَرَ بَعْدَ ظُلْمِهِ فَأُوْلَئِكَ مَاعَلَيْهِم مِّن سَبِيلٍ إِنَّمَا السَّبِيلُ عَلَى الَّذِينَ يَظْلِمُونَ النَّاسَ وَيَبْغُونَ فِي اْلأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ أُوْلَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

Dan sesungguhnya orang-orang yang membela diri sesudah teraniaya, tidak ada suatu dosapun atas mereka. Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak.Mereka itu mendapat azab yang pedih. (QS. Asy-Syuraa :42)

Sejak Islam memproklamirkan pembebasan manusia dari ketundukan kepada selain Allah, menyelamatkannya dari pengabdian kepada sesama hamba menuju kepada pengabdian hanya kepada Rabbnya, membersihkannya dari noda-noda jahiliyah dan memerdekakannya dari belenggu thaghut dan orang-orang dzalim. Sejak saat itu keburukan bergolak, kedzaliman menggelegak, badai kebathilan berhamburan, dan kekuatan jahat bergerak cepat untuk beraksi di segala bidang. Medan-medan perang pun terbuka melintasi waktu dan masa di berbagai belahan dunia. Maka umat ini secara bertubi-tubi dihantam gelombang dendam, pengrusakan dan kesewenang-wenangan, serta lingkaran kezaliman, kekejaman dan kejahatan dan bertujuan memecah belah persatuan umat Islam, menghancurkan warganya, dan meruntuhkan bangunan peradaban mereka dengan segala cara dan menggunakan berbagai macam senjata dan sarana.

Saudara-saudara seiman dan seakidah ! Sepanjang sejarahnya yang panjang Islam telah mengalami banyak sekali penindasan dan menjadi korban persekongkolan para penjahat, serta dihantam beragam tantangan dan serangan, baik dari dalam maupun luar, baik perang terbuka maupun operasi rahasia. Namun Islam tetap berdiri kokoh dan tidak bergeming laksana gunung yang tinggi menjulang dan benteng yang kuat. Hanya, musuh-musuh Islam belum berhenti dan tidak akan melakukan upaya-upaya gigih untuk mencapai target-target yang keji.

يُرِيدُونَ أَن يُطْفِئُوا نُورَ اللهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللهُ إِلاَّ أَن يُّتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ

Mareka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir tidak menyukai. (QS. At-Taubah :32)

Salah satu musuh yang paling berbahaya adalah serigala berbulu domba. Yaitu orang yang menampakkan diri sebagai muslim, memakai pakaian iman, mengangkat simbol-simbol yang mengkilap, menunjukkan penampilan yang palsu, dan menipu masyarakat dengan kata-kata bermadu dan syahdu. Tepat sekali apa yang dinyatakan oleh Allah Subhanahu Wata’ala di dalam firmanNya:

وَمِنَ النَّاسِ مَن يُعْجِبُكَ قَوْلُهُ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيُشْهِدُ اللهَ عَلَى مَافِي قَلْبِهِ وَهُوَ أَلَدُّ الْخِصَامِ وَإِذَا تَوَلَّى سَعَى فِي اْلأَرْضِ لِيُفْسِدَ فِيهَا وَيُهْلِكَ الْحَرْثَ وَالنَّسْلَ وَاللهُ لاَ يُحِبُّ الْفَسَادَ وَإِذَا قِيلَ لَهُ اتَّقِ اللهَ أَخَذَتْهُ الْعِزَّةُ بِاْلأِثْمِ فَحَسْبُهُ جَهَنَّمُ وَلَبِئْسَ الْمِهَادُ

Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penantang yang paling keras. Dan apabila ia berpaling (dari mukamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanaman-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan.
Dan apabila dikatakan kepadanya:”Bertaqwalah kepada Allah”, bangkitlah kesombongannya yang menyebabkannya berbuat dosa. Maka cukuplah (balasannya) neraka Jahannam. Dan sungguh neraka Jahannam itu tempat tinggal yang seburuk-buruknya.
(QS. Albaqarah :204-206)

Ma’asyiral muslimin ! malam ini kurang lebih sama dengan malam kemarin. Karena musuh masih sama, bahkan lebih kejam. Dan tantangan pun masih sama, bahkan lebih berat. Kejahatan menyesuaikan dengan kondisi masa. Dan teror mengikuti perkembangan zaman. Kondisi ini diperparah dengan ulah para penguasa yang menindas rakyat yang tidak berdaya, menjalankan pemerintahan dengan tangan besi, dan menyeret rakyatnya ke lembah kehancuran dan kebinasaan. Ditambah dengan sistem-sistem yang mempermainkan nasib rakyat, merampas hak miliknya, menginjak-injak kegormatannya, dan membangun singgasana di atas tengkorak orang-orang lemah. Mudah-mudahan Allah Subhanahu Wata’ala berkenan menolong rakyat yang tertindas. Sementara media masa adalah gancu perusak yang perlu dikutuk bukan dipuji. Media massa suka bermain kata-kata, meremehkan kebenaran makna, dan menyia-nyiakan amanah kata. Mereka tidak henti-hentinya memutarbalikkan fakta dan menjungkir balikkan pemikiran. Mereka suka berbicara tanpa bukti-bukti dan membual sesuka hati…mereka berperan sebagai corong yang menyuarakan kepentingan kebatilan dan pengusungnya. Sedangkan rakyat dan mayoritas masyarakat yang jumlahnya sangat banyak mengikuti jejak mereka. Mereka tertipu dengan hal-hal semu dan terbelenggu dengan kebodohan dan hawa nafsu. Mereka mengikuti apapun yang didengarnya dan meniru apapun yang dilihatnya. Mereka adalah orang-orang yang latah bila orang-orang terpercaya diperhitungkan. Mereka adalah orang-orang bodoh bila orang-orang pandai diperhitungkan. Mereka adalah burung-burung beo yang hina bila orang-orang besar disebut. Dan mereka adalah orang-orang rendah bila orang-orang mulia disanjung.

Sungguh disayangkan dan menyedihkan kondisi mereka itu. Maha suci Allah yang memberikan petunjuk kepada siapa saja yang dia kehendaki dan menyesatkan siapa saja yang dia kehendaki.

Wahai umat Islam ! Peristiwa-peristiwa yang terjadi di lapangan masih terus menjadi perbincangan utama di mana-mana. Kata-kata tidak mampu menggambarkan kejadian yang sebenarnya. Lidah pun kelu mengungkapkan bahaya yang ditimbulkannya. Perang yang melanda teluk kita hampir menyelesaikan bulannya yang pertama dari umurnya yang pendek, insya’Allah. Namun yang sangat disayangkan adalah bahwa orang yang mengendalikannya dan mengorbankan apinya, pemimpin yang diktator, masih saja memakai jubah kesombongannya dengan menjadikan umat secara keseluruhan sebagai sasaran empuk bahaya-bahaya yang mengerikan dan keburukan-keburukan yang berkepanjangan. Orang pertama yang paling menderita akibat perang dahsyat ini adalah rakyat muslim Irak yang taat. Atas dasar apa rakyat yang tertindas oleh rezim diktator yang kejam ini harus diseret ke medan perang dan dijerumuskan ke lembah kehancuran ?! Di mana yang terdengar hanyalah derum pesawat tempur, tembakan moertir, dentuman bom, gerakan tank dan desingan roket. Sesungguhnya kita menuntut kepada diktator Irak agar menjaga hak-hak ukhuwah yang mengikat antara umat Islam di tempat lain dengan umat Islam di Irak. Hendaknya ia segera menghentikan mesin perang dan mundur dari wilayah seperti Kuwait yang sama-sama muslim.

Kalau anda perlu heran dengan ulah diktator ini maka heranlah dengan ulahnya yang suka mempermainkan simbol-simbol keislaman. Islam dan iman macam mana bagi orang yang berhukum kepada selain Allah, mencari jalan hidup di luar agamaNya, rela menerima simbol-simbol kafir, membunuh orang-orang tidak berdosa, menumpahkan darah, meneror orang-orang yang hidup damai, dan melakukan kesesatan dan kejahatan yang belum pernah dilakukan oleh pemimpin umat sepanjang sejarah ?!

Yang lebih mengherankan lagi adalah bahwa ia pura-pura menangisi tempat-tempat suci. Padahal dialah yang menghujani bumi tanah suci dengan rudal-rudal dendam dari waktu ke waktu. Dia mengangkat simbol-simbol jihad dan mengkampanyekan mati syahid, padahal dia adalah orang yang paling berhak dilawan dan diperangi karena aksi-aksinya yang sangat kejam. Kamus manakah yang menyebutkan bahwa seorang syahid adalah orang yang membunuh orang-orang tidak berdosa, menumpahkan darah, melakukan kedzaliman, menindas rakyat dan berlaku sewenang-wenang ? Dia pura-pura antusias terhadap masalah palestina. Seolah-olah masalah itu baru hari ini menjadi masalah umat Islam, tatkala ia menjadikan masalahnya yang satu menjadi beberapa masalah yang hangat. Mana rasa simpati dan belas kasihnya terhadap masalah Kuwait ? Bahkan air bersih, hewan ternak, lingkungan sekitar, baik darat, laut maupun udara tidak luput dari kekejamannya. Dia larut dalam tipu daya dan tenggelam di dalam kejahatan. Wal iyadzu billah.

Kini, otak umat sibuk memikirkan jumlah rakyat sipil yang tewas. Subhanallah! Bukankah membunuh mereka itu adalah kejahatan yang tidak terampunkan ? Bukankah membunuh dan mengusir warga muslim (seperti Kuwait) adalah masalah yang perlu dipertanyakan.?

Dia menembakkan beberapa rudal ke Israel untuk mengalihkan perhatian sebagian orang-orang bodoh ke arah kepahlawanannya yang palsu. Tetapi, mana mungkin tindakannya menembakkan rudal-rudal ke Negara-negara pelindung tempat suci Islam itu bisa dibenarkan ? Subhanallah.

Bagai nasehat orang bijak pada seorang wanita : Celakalah kamu! Jangan berzina untuk bersedekah!

Dan yang lebih mengherankan lagi adalah ulah para tokoh-tokoh politis yang mengais rizki, memanfaatkan peluang, dan mencari keuntungan pribadi, dengan bertepuk tangan dan bernyanyi. Tidak hanya itu, mereka bahkan mengumumkan apa yang mereka sebut “ hari berkabung nasional” untuk menghormati para korban dari kalangan sipil. Tapi dimana mereka ketika saudara-saudara kita (seperti muslimin) dari Kuwait menjadi korban! Cukuplah mereka tertawa di atas pederitaan rakyat dan mengusap debu yang ada di mata ! Hanya kepada Allahlah kita mengadu. Dan hanya kepadaNyalah kita meminta pertolongan. Cukuplah Dia bagi kita. Dan Dia adalah sebaik-baik pelindung! Hasbunallah wani’mal wakil.

Sungguh ironis dan menyedihkan ! Umat Islam mengalami kondisi yang sangat memprihatinkan. Sungguh besar cobaan ini! Sungguh berat ujian ini! Kondisi ini menuntut setiap muslim yang jujur di dalam Islamnya dan kejujuran merupakan barang langka di dunia kepalsuan ini untuk mengambil peran dalam menghadapi peristiwa-peristiwa tersebut. Karena lalai dan menghindar adalah dua penyakit yang genting. Jadi harus ada tekad yang jujur dan bersungguh-sungguh dalam mengatasi krisis-krisis tersebut, di samping memanjatkan doa yang sungguh-sungguh kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Karena Dialah tempat mengadu dalam setiap kesulitan.

Para pemimpin bertugas menerapkan syari’ah. Para ulama dan da’i bertugas memberikan pencerahan kepada masyarakat yang sedang bingung. Generasi muda muslim bertugas membekali diri dan mempersiapkan diri, baik secara fisik maupun mental. Wanita muslimah ibu para ksatria dan pendidik generasi muda bertugas menyiapkan dan mendidik anak-anaknya. Ia juga harus memperbaiki dirinya sendiri dan membantu mengatasi masalah dengan cara menjaga hijabnya, kehormatannya dan martabatnya secara istiqamah. Karena kita meminta pertolongan kepada Allah dengan cara melaksanakan ketaatan kepadaNya, mendekatkan diri kepadaNya melalui ibadah, menjauhi maksiat, dan menghindari hal-hal yang diharamkan. Dan setiap muslim harus menyokong dengan doanya yang sungguh-sungguh. Paling tidak dengan menahan diri dari perbuatan tercela. Maka pertolongan Allah Subhanahu Wata’ala pasti akan tiba. Dan alhamdulillah tanda-tanda kemenangan tampak sudah dekat.

وَاللهُ غَالِبٌ عَلَى أَمْرِهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَيَعْلَمُونَ

Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya. (QS. Yusuf :21)

Cukuplah Allah bagi kita. Dan Dia adalah sebaik-baik pelindung. Tiada daya dan upaya melainkan dengan izin Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.

وَقُلْ جَآءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا

Dan katakanlah:”Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap”. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap. (QS.Al-Isro’ :81)

بارَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ،

Khutbah Kedua

Amma ba’du :

Ibadallah ! Bertakwalah kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Berpegang teguhlah pada agama anda! Sadarilah musuh-musuh senantiasa merancang untuk menyerang anda! Sesungguhnya anda yang hidup di negri yang aman dan damai ini didengki oleh banyak musuh. Karena anda menikmati kedamaian, keamanan dan ketenangan batin. Mereka ingin mengusik ketenangan anda dan mengganggu kenikmatan hidup anda. Mereka tidak henti-hentinya menyebarkan kata-kata dusta dan isu-isu yang menyerang. Dan alhamdulillah hal itu terlihat dengan jelas dan tidak lepas dari pengamatan orang-orang yang berakal sehat.

Salah satu olah keji mereka adalah membentuk jaringan teroris dan gangster untuk melakukan teror, criminal, dan perusakan. Mereka menyangka bahwa mereka telah berhasil mengail ikan di air keruh. Padahal, tidak demikian adanya. Mereka tidak akan lepas dari pengawasan Allah Subhanahu Wata’ala. Kemudian mereka tidak akan lepas dari pengawasan Allah. Kemudian mereka tidak akan terlepas dari balasan mereka yang sangat mengerikan yang dengan izin Allah akan segera menimpa mereka. Dan juga menimpa semua orang yang sengaja mengganggu ketentraman orang-orang yang hidup damai. Sesungguhnya keamanan tanah suci adalah tanggung jawab seluruh umat Islam, baik penduduk asli, pengunjung maupun pemukimnya. Jadi setiap kita harus menjadi tentara di bidangnya masing-masing, menjadi mata yang terus terjaga di posnya masing-masing, dan selalu waspada terhadap setiap penjahat yang menyusup ke wilayahnya.

Salam hormat dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para tentara yang harus begadang untuk menjaga keamanan negri kita di saat orang lain tertidur pulas. Mereka bersusah payah di saat orang lain beristirahat dengan tenang. Mudah-mudahan Allah Subhanahu Wata’ala tidak menghalangi mereka dari pahala pengabdian mereka kepada agama dan tanah suci mereka. Dan kita tidak henti-hentinya berpesan kepada tentara-tentara kita yang gagah berani dan singa-singa kita yang perkasa, yang bertugas di medan perang, di medan kehormatan, kepahlawanan, dan pengorbanan, di segala lini; di garis depan maupun belakang, dan di semua sisi: “Ingatlah Allah, dan Allah akan menjaga keteguhan hati, kesabaran, dan ketabahan anda. Serta berjuang dan bersungguh-sungguh. Berdzikir, beribadah dan berdoalah kepada Allah. Karena dengan izin Allah kemenangan pasti akan datang. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:

وَكَانَ حَقًّا عَلَيْنَا نَصْرُ الْمُؤْمِنِينَ

Dan kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman. (QS. Ar-Ruum :47)

وَإِنَّ جُندَنَا لَهُمُ الْغَالِبُونَ

Dan sesungguhnya tentara Kami itulah yang pasti menang. (QS. Ash-Shaffat :173).

اللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اللهم بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اللهم اغْـفِـرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْـفِـرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. اللهم إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى. اللهم إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيْعِ سَخَطِكَ. وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَصَلى الله عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Dikutip dari buku : [Kumpulan Khutbah Jum’at Pilihan Setahun Edisi pertama, ElBA Al-Fitrah, Surabaya .Diposting oleh Yusuf Al-Lomboky]