Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

( كل بني آدم خطاء وخير الخطائين التوابون ) حسن. صحيح الترغيب والترهيب [ 3139 ].

“Seluruh Bani Adam (manusia) banyak melakukan kesalahan (dosa), dan sebaik-baik manusia yang banyak kesalahannya (dosanya) adalah yang banyak bertaubat.” (hasan, lihat shahih at-Targhib wa at-Tarhib 3139)

Hadits di atas diriwayatkan oleh at-Tirmidzi (2499), Ibnu Majah (4251), ad-Darimi (2730), Ahmad di dalam musnadnya (3/198) dan dalam az-Zuhd halaman 96, ‘Abd bin Humaid dalam al-Muntakhob (1197), Ibnu Abi Syaibah dalam al-Mushannaf (7/62), Abu Ya’la (2922), al-Hakim (4/244), ar-Ruyani dalam musnadnya (1366), al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman (5/420), Ibnu Hibban dalam al-Majruhin (2/111), Ibnu ‘Ady dalam al-Kamil (5/1850), al-Mizi dalam tahdzibul Kamal (21/31), asy-Syajari dalam al-Amali (1/198) rahimahumullah jamii’an dari jalur (riwayat) ‘Ali bin Mas’adah, Qatadah mengabarkan kepada kami dari Anas radhiyallahu ‘anhu secara marfu’.

Hadits di atas diperselisihkan hukumnya oleh para Ulama ahli hadits, karena hadits tersebut diriwayatkan dari jalur (riwayat) ‘Ali bin Mas’adah. Di antara para ulama ahli hadits ada yang mendha’ifkan dan ada yang menghasankannya. Inilah beberapa ungkapan mereka terhdap hadits di atas.

Imam at-Tirmidzi rahimahullah berkata:“Hadits gharib, kami tidak mengetahuinya kecuali dari hadits ‘Ali bin Mas’adah dari Qatadah.”

Imam al-Baihaqi rahimahullah berkata:“diriwayatkan secara sendirian oleh ‘Ali bin Mas’adah.”

Imam al-Hakim rahimahullah berkata:“Sanadnya shahih dan keduanya (al-Bukhari dan Muslim) tidak meriwayatkannya.” Imam adz-Dzahabi membantahnya dengan ucapannya:“‘Ali layin (lemah hafalannya).”

Oleh sebab itu hadits di atas dihukumi dhai’f oleh sebagian ulama. Berdasarkan hal ini maka para Ulama pun berbeda pendapat dalam pemberian rekomendasi (pengesahan) maupun pen-dha’if-an terhadap ‘Ali bin Mas’adah.

Imam Ibnu Ma’in rahimahullah berkata:” (‘Ali bin Mas’adh) Shalih.”

Imam Abu Hatim rahimahullah berkata:“Laa Ba’sa bihi (tidak mengapa).”

Ibnu Hajar al-‘Asqalani rahimahullah berkata dalam Bulughul Maram:“Sanadnya kuat.”

Imam al-Bukhari rahimahullah berkata:” Fiihi Nazhor (dirinya perlu ditinjau).”

Imam ِAbu Dawud rahimahullah berkata:” Dha’if (lemah).”

Imam an-Nasaai rahimahullah berkata:” Laisa bil Qawiy (Tidak kuat hafalannya).”

Imam Ibnu Hibban rahimahullah berkata:” Dia termasuk orang yang keliru (dalam periwayatan) padahal riwayatnya sedikit .” dan masih banyak lagi perkataan ulama yang lain.

Dan syaikh al-Albani rahimahullah mengatakan bahwa hadits tersebut hasan sebagaimana dalam kitab Shahih at-Targhib wa at-Tarhib dan Shahihul Jami’.

Sedangkan Syaikh ‘Abdullah bin ‘Abdurrahman Ali Bassam rahimahullah menyimpulkanbahwa hadits tersebut hasan sebagaimana dalam Taudhihul Ahkam syarh Bulughul Maram. Lalu beliau menukil perkataan al-Iraqi rahimahullah dalam Takhrij Ihyaa’ Ulumuddin, beliau berkata mengenai hadits tersebut:“Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan beliau mengatakan haditsnya gharib, al-Hakim dan beliau menshahihkan sanadnya dari hadits Anas radhiyallahu ‘anhu. Aku (al-‘Iraqi) katakan:’ Di dalamnya ada ‘Ali bin Mas’adah dia didhaifkan oleh al-Bukhari. Akan tetapi sanadnya dinyatakan kuat oleh Ibnu Hajar, demikian juga Ibnu al-Qaththan mendukung penshahihan al-Hakim terhadapnya dan dia berkata:’Ibnu Mas’adah Shalihul hadits, dan gharibnya hadits hanyalah apabila dia menyendiri dalam meriwayatkan hadits dari Qatadah.'”

Pelajaran dari hadits

Saya dan anda pasti pernah dan bahkan sering berbuat dosa dan berbuat salah, kurang dalam ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Saya dan anda adalah bagian dari manusia dan bagian dari anak cucu Adam, dan tentu kita pun masuk ke dalam hadits tersebut yaitu banyak berbuat salah. Kita tidaklah hidup dalam kondisi yang terjaga dan bersih dari dosa, hal itu sebagaimana dinyatakan dalam hadits shahih:

( لو لم تذنبوا لذهب الله بكم ولجاء بقوم يذنبون فيستغفرون فيغفر الله لهم ) صحيح مسلم [ 4936 ].

“Seandainya kalian tidak berbuat dosa, niscaya Allah benar-benar akan menghilangkan kamu, dan pasti akan mendatangkan suatu kaum yang mereka akan berbuat dosa, lalu mereka akan memohon ampun kepada Allah, lalu Dia akan mengampuni mereka”.(Shahih Muslim)

Saya dan anda adalah keturunan Adam, dan bapak kita Adam ‘alaihissalam juga pernah berbuat dosa dan salah namun beliau bertaubat, dan barangsiapa menyerupai bapaknya maka tidaklah dia berbuat zhalim.

Saya dan anda termsuk hamba yang lemah dan Rabb semesta alam memberitahukan kepada kita tentang kelemahan kita, Dia berfirman dalam hadits Qudsi:

( يا عبادي إنكم تخطئون في الليل والنهار وأنا أغفر الذنوب جميعاً فاستغفروني أغفر لكم ) صحيح مسلم [ 4674 ].

“Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya kalian berbuat salah pada malam dan siang, dan Aku mengampuni semua dosa, maka minta mapunlah kepada-Ku niscaya Aku akan mengampuni kalian.”(Shahih Muslim)

Saya dan anda tidak bisa selamat dari godaan-godaan syetan, was-was dan tipu dayanya. Inilah Nabiyullah Adam ‘alaihissalam syetan telah menguasainya (mempengaruhinya) dan membuat was-was kepadanya.

Saya dan anda adalah pelaku dosa dan kesalahan-kesalahan. Maka wahai saudara sekalian apa solusinya? Bagaimana jalan keluarnya? Wahai saudara sekalian apa obat dari kelemahan kita, dan kelalaian kita?

Sesungguhnya solusi dan obatnya ada dalam beberapa hal, di antaranya:

1. Tidak berputus asa dari rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan bergembiralah dengan maghfirah(ampunan Allah). Dia berfirman:
(( قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ))[الزمر:53].

“Katakanlah (Ya Muhammad):”Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(QS. Az-Zumar: 53)

2. Tengadahkan tanganmu kepada Dzat Yang Maha Pengampun, dan ketahuilah bahwa Dia mengampuni seluruh dosa. Dia berfirman:

(( إِنَّ رَبَّكَ وَاسِعُ الْمَغْفِرَةِ ))[النجم:32].

“Sesungguhnya Tuhanmu Maha Luas ampunan-Nya.”(QS. An-Najm: 32)

3. Jauhilah segala sebab yang menjerumuskanmu ke dalam dosa, supaya tidak terulang olehmu dosa yang sama.

4. Bersedihlah akan dosamu, dan menangislah terhadap kesalahan-kesalahanmu, semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala melihat air matamu yang jujur, sehingga dia merahmatimu dengan rahmat-Nya yang luas.

5. Jadikan dosamu di hadapanmu, dan jadikan amalan-amalan kebaikanmu di belakang punggungmu (maksudnya ingat-ingat selalu dosamu dan lupakan amal kebaikanmu), supaya engkau tetap bersemangat untuk berlomba-lomba dalam kebaikan, dan bersegera dalam kebajikan.

6. Janganlah menyepelekan kemaksiatan sekalipun itu adalah ash-shaghaa’ir (dosa kecil), karena bisa saja hal itu menjadi al-kabaa’ir (dosa besar) di sisi Allah. Dia berfirman:

((وَتَحْسَبُونَهُ هَيِّنًا وَهُوَ عِنْدَ اللَّهِ عَظِيمٌ ))[النور:15].

“Dan mereka menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal ia di sisi Allah adalah besar.”(QS. An-Nur: 15)

7. Duduklah seorang diri, introspeksi dirilah dan celalah dirimu (karena dosa-dosamu), semoga saja engkau bisa mengambil pelajaran dan takut. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala meridhai ‘Umar bin al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu ketika beliau berkata:

” حاسبوا أنفسكم قبل أن تحاسبوا “.

“Hisablah (introspeksi) diri kalian, sebelum kalian di hisab (di akhirat).”

8. Jadilah orang yang seimbang dalam khauf (rasa takut) dan raja’ (berharap), dan jadikan rasa takutmu di dalam kehidupan ini lebih besar dari rasa berharapmu sebagaimana perkataan para Salaf (ulama terdahulu), supaya engkau bersungguh-sungguh dalam berbuat ketaatan dan meninggalkan dosa-dosa dan keburukan.

9. Waspadalah terhadap perilku ishraar (terus-menerus) dalam berbuat dosa. Karena terus-menerus dalam berbuat dosa membuatnya menjadi al-kabaa’ir (dosa-dosa besar), sekalipun dosa itu pada awalnya adalah shaghaa’ir (dosa kecil). Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang hamba-hamba-Nya yang bertakwa:

((وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا ))[آل عمران:135]

“Dan mereka tidak terus-menerus melakukan perbuatannya (perbuatan kejinya).”(QS. Ali-Imran: 135)

10. Jadikanlah dosamu seperti gunung di atas kepalamu yang engkau takut ia akan menimpamu dan janganlah kau jadikan dosamu seperti lalat yang hinggap di hidungmu kemudian ia pergi.

11. Bacalah sejarah kehidupan para Salaf rahimahullah (ulama terdahulu), dan bagaimana kehati-hatian dan kewaspadaan mereka terhadap dosa.

12. Bergembiralah dengan rahmat (kasih sayang) dan maghfirah (ampunan) Allah kepadamu. Dan wajib bagimu untuk senantiasa beristighfar dan engkau akan mendapatkan taubat dan pengampunan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala:

(( وَهُوَ الَّذِي يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ ))[الشورى:25]

“Dan Dialah yang menerima taubat dari hamba-hamba-Nya.”(QS. Asy-Syuraa: 25)

(( وَإِنِّي لَغَفَّارٌ لِمَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا ثُمَّ اهْتَدَى ))[طه:82].

“Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar.”(QS. Thaha: 82)

Maka Dia Subhanahu wa Ta’ala mengampuni kesalahan (dosa) sekalipun banyak, dan menerima amalan shalih sekalipun sedikit. Mahasuci Allah, betapa penyayangnya Dia terhadap hamba-hamba-Nya, betapa lembutnya Dia terhadap orang-orang yang bermaksiat kepada-Nya dan betapa dekatnya Dia dengan orang-orang yang berdo’a kepada-Nya.

Hendaklah dosa-dosa itu menjadi sarana untuk memberitahumu tentang hakekat dirimu yang kurang (dalam menjalankan perintah). Dan hendaklah ia menjadi pelajaran bagimu, bahwa engkau faqir (membutuhkan) kepada Rabbmu, tidak bisa lepas dari pengawasan, penjagaan dan bimbingan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepadamu.
(( يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ ))[فاطر:15]
” Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah dan Allah Dialah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji ” ( QS. Faathir : 15 )

Maka engkau (kita semua) adalah lemah, dan tak berdaya, dan engkau tidak memiliki daya dan upaya melainkan dengan kekuatan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan pujian-Nya.

اللهم ارحم ضعفنا وتب علينا فإنا تائبون ومعترفون بذنوبنا (( رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ ))[الأعراف:23].

Ya Allah rahmatilah orang lemah di antara kami, dan terimalah taubat kami, karena sesungguhnya kami bertaubat kepada-Mu dan kami mengakui dosa-dosa kami. “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.”(QS. Al-A’raaf: 23)

(Sumber تخريج حديث “كل بني آدم خطاء…”: dari http://www.ahlalhdeeth.com/vb/showthread.php?t=3248, dan http://www.omaniyat.com/vb/showthread.php?t=14681. diposting oleh Abu Yusuf Sujono)