Haji mutamatthi’ dan qarin wajib hadyu atau dam bila dia bukan penduduk Makkah, karena tidak ada tamatthu’ bagi penduduk Makkah. Hadyu adalah seekor kambing atau sepertujuh unta atau sepertujuh sapi yang dibeli dengan harta yang halal karena Allah hanya menerima yang thayyib(baik-ed).

Allah berfirman, “Barangsiapa mengerjakan umrah sebelum haji di bulan haji maka dia wajib menyembelih hadyu yang mudah baginya, akan tetapi barangsiapa tidak mendapatkan hadyu maka dia berpuasa tiga hari selama masa haji dan tujuh hari setelah pulang, itulah sepuluh hari yang sempurna, hal ini bagi siapa yang keluarganya bukan dari penduduk Masjidil Haram.” (Al-Baqarah: 196).

Bila mutamatthi’ atau qarin tidak mampu hadyu maka dia berpuasa tiga hari selama haji, silakan memilih berpuasa sebelum yaum nahr atau di hari-hari tasyriq yang tiga. Aisyah dan Ibnu Umar berkata, “Tidak ada keringanan untuk puasa di hari-hari tasyriq kecuali bagi siapa yang tidak mendapatkan hadyu.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari no. 1997.

Lebih utama melaksanakan puasa tiga hari sebelum hari Arafah, agar di saat wukuf, haji dalam keadaan berbuka, karena Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam wukuf dalam keadaan berbuka dan beliau melarang puasa Arafah di Arafah, di samping berbuka lebih membantu berdzikir dan berdoa di hari itu.

Aisyah dan Ibnu Umar berkata, “Puasa bagi siapa yang melaksanakan haji tamatthu’ dan tidak mendapatkan hadyu setelah berihram haji sampai hari Arafah, bila tidak maka di hari-hari Mina.” Diriwayatkan oleh Malik dalam al-Muwaththa` no. 1113, 1114 dengan sanad yang shahih.

Puasa tujuh hari, lebih utama dilakukan setiba di tanah air, karena ayatnya berkata demikian. Untuk puasa tiga hari dan tujuh hari ini, tidak harus berturut-turut, boleh dipisah-pisah, karena ayatnya tidak memerintahkan berturut-turut dan dalam hadits tidak ada syarat berturut-turut.

Berpuasa bagi yang tidak mampu hadyu lebih utama daripada hadyu hasil meminta-minta, tetapi bila diberi tanpa meminta dan tanpa berharap maka tidak mengapa menerimanya, dan hadyunya sah insya Allah.

Haji patut berhati-hati manakala hendak mewakilkan penyembelihan hadyunya kepada orang lain, hendaknya memilih orang-orang atau pihak-pihak yang amanah demi menghindari penipuan dan penyelewengan di bidang ini. Wallahu a’lam.