إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بلله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إله إلا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
يَاأَيُّهاَ الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا الله حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَآءَلُونَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ الله كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا . يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ:
فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ الله وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صلى الله عليه و سلم وَشَرَّ الْأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ، وَكُلَّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ.

Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitab Allah. Dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallohu ‘alaihi wasallam. Seburuk-buruk perkara ialah yang diada-adakan, dan setiap perkara yang diada-adakan adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat dan setiap kesesatan di dalam Neraka.

Kaum Muslimin, rahimakumullah,
Salah satu hal yang diwajibkan oleh Allah azza wajalla kepada kita selaku hambaNya adalah “Berpegang Teguh dengan kitabNya yang mulia al-Qur’an al Karim “

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا

“…dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali Allah…” ( demikianlah Allah ta’ala berfirman dalam QS. Ali Imran: 103 )

Kaum muslimin, Ibnu Jarir ath-Thabari dalam kitab Tafsirnya, Jami’ul Bayaan Fii Tafsiril Qur’an menukil perkataan Qatadah. Qatadah mengomentari, firman Allah ta’ala

واعتصموا بحبل الله جميعًا

(dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali Allah )

حبل الله المتين الذي أمر أن يُعتصم به: هذا القرآن

Tali Allah yang kokoh yang diperintahkan agar dipegang teguh adalah al qur’an ini.

Kaum muslimin, rahimakumullah,
Inilah salah satu kewajiban kita kepada Allah ‘azza wajalla sesembahan kita satu-satunya, Dzat yang telah menciptakan dan menghidupkan kita,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa.” (QS. al-Baqarah: 21)

Inilah salah satu kewajiban kita kepada Allah ‘azza wajalla Dzat yang telah memberikan kepada kita petunjuk jalan yang benar bagaimana kita menjalani dan mengisi kehidupan kita di dunia ini,

سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى (1) الَّذِي خَلَقَ فَسَوَّى (2) وَالَّذِي قَدَّرَ فَهَدَى (1)

“Sucikanlah nama Tuhanmu yang Maha Tingi, Yang Menciptakan, dan menyempurnakan (penciptaan-Nya), Dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk.” ( Qs. al ‘Ala: 1-3 )

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي كَبَدٍ (4) أَيَحْسَبُ أَنْ لَنْ يَقْدِرَ عَلَيْهِ أَحَدٌ (5) يَقُولُ أَهْلَكْتُ مَالًا لُبَدًا (6) أَيَحْسَبُ أَنْ لَمْ يَرَهُ أَحَدٌ (7) أَلَمْ نَجْعَلْ لَهُ عَيْنَيْنِ (8) وَلِسَانًا وَشَفَتَيْنِ (9) وَهَدَيْنَاهُ النَّجْدَيْنِ

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah. Apakah manusia itu menyangka bahwa sekali-kali tiada seorangpun yang berkuasa atasnya? dan mengatakan: “Aku telah menghabiskan harta yang banyak. Apakah Dia menyangka bahwa tiada seorangpun yang melihatnya? Bukankah Kami telah memberikan kepadanya dua buah mata, lidah dan dua buah bibir. Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (yakni : jalan kebajikan dan jalan kejahatan-ed ).” (QS. al-Balad: 4-10)

Kaum Muslimin, rahimakumullah,
Ya, “Berpegang teguh dengan kitabNya “al-Qur’an al-Karim“ inilah salah satu perintah Allah azza wajalla Dzat yang akan mematikan kita setelah tiba saat akhir kehidupan kita di dunia ini, Dzat yang akan menghidupkan kita kembali setelah kematian kita, Dzat yang tidak sepatutnya kita kafir kepadaNya.

كَيْفَ تَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَكُنْتُمْ أَمْوَاتًا فَأَحْيَاكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

“Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan?( QS. al-Baqarah: 28 )

Kaum Muslimin, rahimakumullah,
Ya, “Berpegang teguh dengan kitabNya “ al-Qur’an al-Karim “ inilah salah satu perintah yang datang kepada kita dari Allah ‘azza wajalla Dzat yang akan memberikan balasan kepada kita di akhirat nanti secara adil atas amal-amal sekecil apapun yang telah kita lakukan semasa hidup kita di dunia yang fana ini.

إِنَّ السَّاعَةَ آَتِيَةٌ أَكَادُ أُخْفِيهَا لِتُجْزَى كُلُّ نَفْسٍ بِمَا تَسْعَى

“Sesungguhnya hari kiamat itu akan datang, Aku merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan.” (QS. Thaha: 15)

الْيَوْمَ تُجْزَى كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ لَا ظُلْمَ الْيَوْمَ إِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ

“Pada hari ini tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang diusahakannya. Tidak ada yang dirugikan pada hari ini. Sesungguhnya Allah amat cepat hisabnya.” ( Qs. al-Mukmin : 17)

Kaum Muslimin, rahimakumullah,
Tidak ada sikap yang tepat bagi kita selaku hamba Allah ta’ala yang beriman kepadaNya tatkala kita mendengar perintah dari Allah ta’ala dalam kitabNya yang mulia ini, kecuali mentaati perintahnya sekemampuan kita.

آَمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آَمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ (285) لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا… الأية

“Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”, dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan Kami taat.” (mereka berdoa): “Ampunilah Kami Ya Tuhan Kami dan kepada Engkaulah tempat kembali.” Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya… (QS. al-Baqarah: 285-286)

Oleh karena itu,

فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَاسْمَعُوا وَأَطِيعُوا

“Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah ..” (Qs. at-Taghabun : 16)

Kaum muslimin, rahimakumullah,
Mungkin kita bertanya-tanya, “Bagaimanakah caranya kita berpegang teguh dengan al qur’an sebagaimana kewajiban yang Allah perintahkan kepada kita ini?”
Maka, di antara caranya adalah :
1. Mengamalkannya
2. Menyampaikannya kepada orang lain.
3. Memberikan pembelaan atas perlakuan yang tidak baik terhadapnya

Ya, mengamalkan al-Qur’an adalah cara berpegang teguh dengannya. Namun, hal ini perlu melewati beberapa langkah sebelumnya, di antaranya adalah; mempelajarinya, mempelajari bacaannya, berusaha menghafalnya, mentadaburinya, mempelajari makna-maknyanya, dan mempelajari tafsir-tafsirnya dengan merujuk pada kitab-kitab para ulama ahlussunnah wal jama’ah, seperti tafsir ibnu katsir dan lainnya. Jika kita mengalami ketidakfahaman, maka al qur’an memberikan arahan,

وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ إِلَّا رِجَالًا نُوحِي إِلَيْهِمْ فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

“..dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.” (QS. an-Nahl: 43, al-Anbiya: 7 )

Kaum muslimin, rahimakumullah,
Setelah kita mengamalkannya, maka cara berikutnya dalam berpegang teguh dengan kitab Allah azza wajalla al qur’an yang mulia adalah, “menyampaikannya kepada orang lain“

عن عبد الله بن عمرو : أن النبي صلى الله عليه و سلم قال : بلغوا عني ولو آية ( رواه البخاري )

Dari Abdullah bin Umar, bahwa nabi shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sampaikanlah dariku meskipun hanya satu ayat.” ( HR. al-Bukhari, no.3274)

Badruddin al ‘Aini al Hanafi di dalam ‘Umdatul Qari Syarah Shahih al-Bukhari mengatakan, Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam memerintahkan agar (umatnya) menyampaikan dari Allah ta’ala meskipun hanya satu ayat saja dari al Qur’an. Beliau mewajibkan penyampaian al qur’an tersebut, “Sampaikan dariku meski hanya satu ayat dari kitab Alloh ta’ala.”

Kaum muslimin, rahimakumullah,
Orang lain siapakah yang kita berkewajiban untuk menyampaikan al-Qur’an yang mulia ini kepadanya? Apakah hanya kepada saudara kita kaum muslimin saja? Jawabannya adalah, “tidak”.

قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا اللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ

“Katakanlah (wahai Muhammad): “Hai ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara Kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah”. jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah, bahwa Kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).” ( QS. Ali Imran: 64 )

Inilah contoh ayat yang menunjukkan bahwa alqur’an ini, tidak hanya disampaikan kepada kaum muslimin, namun juga disampaikan kepada kaum non muslimin seperti ahlu kitab dari kalangan Yahudi dan Nasrani, agar orang yang mendengarkannya menjadikannya sebagai petunjuk hidupnya yang ia berpegang teguh dengannya.

Kaum muslimin, rahimakumullah,
Selain dengan dua cara di atas, yakni : Mengamalkannya dan Menyampaikannya kepada orang lain, masih ada cara lain berpegang teguh dengannya, yaitu : “ memberikan pembelaan atas perlakuan yang tidak baik terhadapnya “. Satu contoh misalnya anda mendapati ada orang atau sekelompok orang yang mengejek atau mengolok-olok, atau mengobok-obok hukum-hukum Allah yang terdapat di dalam ayat-ayat al qur’an yang jelas-jelas adilnya, misalnya orang tersebut mengatakan, al qur’an itu hukumnya tidak adil, buktinya, lihat tuh dalam penentuan hukum warisan,

يُوصِيكُمُ اللَّهُ فِي أَوْلَادِكُمْ لِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْأُنْثَيَيْنِ

“Allah mensyari’atkan bagimu tentang (pembagian warisan untuk) anak-anakmu. Yaitu : bagian seorang anak lelaki sama dengan bagian dua orang anak perempuan.” ( QS. an-Nisa: 11 )

يا سُبْحَانَ اللهِ, هَذَا بُهْتَانٌ عَظِيمٌ

Maha Suci Allah (Tuhan kita, Pemilik kitab yang Suci ini ) (ucapan) ini adalah kedustaan yang besar.

Apakah orang seperti ini tidak tahu bahwa Allah ta’ala berfirman,

وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ

“..dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?” (QS. al-Maidah: 50)

Kaum muslimin, rohimakumullah,
Ini merupakan salah satu model atau bentuk seseorang mengolok-olok al qur’an. Maka, salah satu bentuk dari berpegang teguhnya kita kepada al qur’an yang mulia ini adalah dengan kita memberikan pembelaan terhadap al qur’an yang mulia ini. Sekali lagi, al qur’an memberikan contoh sebuah pembelaan tatkala orang-orang munafiq memperolok-olok ayat-ayatNya.

يَحْذَرُ الْمُنَافِقُونَ أَنْ تُنَزَّلَ عَلَيْهِمْ سُورَةٌ تُنَبِّئُهُمْ بِمَا فِي قُلُوبِهِمْ قُلِ اسْتَهْزِئُوا إِنَّ اللَّهَ مُخْرِجٌ مَا تَحْذَرُونَ (64) وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ قُلْ أَبِاللَّهِ وَآَيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ (65) لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ …

“Orang-orang yang munafik itu takut akan diturunkan terhadap mereka sesuatu surat yang menerangkan apa yang tersembunyi dalam hati mereka. Katakanlah kepada mereka: “Teruskanlah ejekan-ejekanmu (terhadap Allah dan rasul-Nya).” Sesungguhnya Allah akan menyatakan apa yang kamu takuti itu. Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman..” (QS. at-Taubah: 64-66)

Mudah-mudahan Allah azza wajalla mengaruniakan kepada kita taufiq sehingga kita mampu untuk berpegang teguh dengan kitabNya al qur’an yang mulia, serta kita dijauhkanNya dari penyimpangan terhadap al qur’an yang mulia apa pun bentuknya.

أقول قولي هذا وأستغفر الله لي ولكم

[Khuthbah Kedua]


الحمد لله حمدا كثيرا طيبا مباركا فيه كما يحب ربنا ويرضاه. والصلاة والسلام على نبينا محمد وعلى أله وأصحابه أجمعين, أما بعد:

Kaum Muslimin Rahimakumulloh,
Ketahuilah bahwa barangsiapa yang berpegang teguh dengan al qur’an yang mulia ini, maka ia tengah memegang cahaya yang menerangi jalan kehidupan yang tengah dititinya, sehingga ia dapat menitinya dengan selamat hingga di akhirat nanti karena tarangnya cahaya yang dipegangnya.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَكُمْ بُرْهَانٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكُمْ نُورًا مُبِينًا (174) فَأَمَّا الَّذِينَ آَمَنُوا بِاللَّهِ وَاعْتَصَمُوا بِهِ فَسَيُدْخِلُهُمْ فِي رَحْمَةٍ مِنْهُ وَفَضْلٍ وَيَهْدِيهِمْ إِلَيْهِ صِرَاطًا مُسْتَقِيمًا (175)

“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu. (Muhammad dengan mukjizatnya, al-Qur’an) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang. Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan berpegang teguh kepada-Nya niscaya Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat yang besar dari-Nya (surga) dan limpahan karunia-Nya. Dan menunjuki mereka kepada jalan yang lurus (untuk sampai) kepada-Nya.” (QS. an-Nisa: 174-175)

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. al-Ahzab: 56)

اللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اللهم بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اللهم اغْـفِـرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، , والمؤمنين والمؤمنات الأحياء منهم والأموات.
اللهم إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى. اللهم إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيْعِ سَخَطِكَ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا إِن نَّسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْراً كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَا لاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنتَ مَوْلاَنَا فَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ
رَبَّنَا إِنَّنَا آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
ربَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
رَبَّنَا آتِنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَداً
رَبَّنَا آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا وَأَنتَ خَيْرُ الرَّاحِمِينَ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ
رَبَّنَا عَلَيْكَ تَوَكَّلْنَا وَإِلَيْكَ أَنَبْنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلى الله عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

[Oleh: Ustadz Amar Abdullah bin Syakir. Disampaikan pada khutbah jum’at di Masjid Jami’ al-Sofwa, Jakarta, Jum’at, 22-12-1432 H/18-11-2011 M]