Juha bercerita, “Suatu hari, ketika aku sedang berada di tengah perjalan pulang dari pasar sambil menuntun keledaiku yang sedang mengangkut dua gentong madu, aku melewati dua orang lelaki yang sedang bertengkar, saling memukul dan saling mencela satu sama lain. Aku pun berniat untuk melerai perkelahian mereka dan bertanya kepada mereka, “Ada apa ini? Apa yang terjadi dengan kalian berdua?”

Salah seorang diantara keduanya menjawab, “Tadi, ketika aku sedang berangan-angan memiliki seribu ekor kambing, tiba-tiba orang ini berkata kepadaku, ”Kalau aku, aku berangan-angan seandainya aku memiliki seribu ekor serigala, aku akan melepaskan mereka semua untuk memangsa seribu kambing milikmu.” Maka aku berfikir bahwa aku harus menghukum orang ini atas apa yang akan dilakukan oleh serigala miliknya terhadap kambing-kambingku. Maka aku pun memarahinya dan memukulnya. Kemudian terjadilah perkelahian antara kami berdua.”

Mendengar penuturan ini, Juha berkata dalam hati, “Apakah aku akan mendengarkan cerita dua orang yang dungu ini? Lebih baik aku segera pergi dari sini.” Kemudian Juha menumpahkan madu yang ada di dalam kedua gentong ke tanah sambil berkata kepada kedua lelaki tersebut, “Aku bersumpah bahwa kalian berdua adalah orang yang dungu. Jika aku salah, aku rela jika Allah menumpahkan darahku sebagaimana tumpahnya madu ini.”