Orang-orang yang mengingkari uluw Allah denganNya dzat berkata, “Kalau uluw Allah dengan dzatNya berarti Allah ada di suatu arah. Jika Dia di suatu arah berarti Dia adalah sesuatu yang tertentu dan Dia adalah jasad dan ini adalah mustahil.

Jawaban atas ucapan mereka bahwa hal itu berarti Allah tertentu dan jasad adalah:

Pertama: Tidak boleh menolak petunjuk dalil-dalil dengan alasan-alasan seperti ini, kalau ini boleh niscaya siapa pun yang ingin menolak dalil dia bisa melakukan hal yang sama, menolaknya dengan alasan payah ini.

Jika Allah telah menetapkan uluw untuk diriNya dan Rasulullah juga menetapkannya serta Salaf pun menetapkannya juga maka siapapun yang datang dan berkata: Tidak mungkin yang dimaksud dengan uluw adalah ulwu dzat, kalau begitu maka maka maksudnya adalah begini begini, ini tidak diterima.

Kedua: Kalau apa yang kalian katakan itu adalah konsekuensi yang shahih dari penetapan uluw maka kami pun tidak menolaknya karena konsekuensi kalam Allah dan RasulNya adalah kebenaran karena Allah mengetahui konsekuensi dari kalamNya. Seandainya dalil-dalil uluw menyeret kepada konsekuensi yang batil niscaya Dia menjelaskannya, ini adalah bukti bahwa ia memang tidak berkonsekuensi batil.

Ketiga: Kami bertanya, “Apa itu batasan dan jasad di mana kalian menyerang kami dengannya dengan mengerahkan pasukan berkuda dan berjalan kaki?”

Apakah yang kamu maksud dengan batasan adalah sesuatu dari makhluk yang mengelilingi Allah? Kalau ini, jelas batil dan harus ditiadakan dari Allah serta bukan merupakan konsekuensi dari penetapan uluw bagi Allah. Atau yang kalian maksud dengan batasan adalah bahwa Allah berbeda dari makhlukNya tidak singgah pada mereka? Kalau ini jelas benar dari segi makna hanya saja kita tidak memakainya baik untuk menetapkan atau menafikan karena ia tidak tercantum di dalam al-Qur’an dan Sunnah.

Adapun jasad maka kami bertanya: Apa yang kalian maksud dengan jasad? Apakah maksud kalian adalah jasad yang tersusun dari tulang, daging, kulit dan sebagainya? Ini batil dan tidak dinisbatkan kepada Allah karena tidak ada sesuatu pun yang menyamai Allah dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. Ataukah yang kalian maksud dengan jasad adalah dzat yang berdiri sendiri yang memiliki sifat-sifat kesempurnaan. Kalau ini yang kamu maksud maka ia benar dari segi makna hanya saja kita tidak memakainya baik untuk menafikan atau menetapkan karena alasan yang sama.

Hal yang sama kami katakan tentang arah. Apakah maksud kalian adalah bahwa Allah memiliki arah di mana ia mengelilingiNya? Ini batil dan bukan merupakan konsekuensi dari penetapan uluw. Ataukah kalian ingin arah tinggi yang tidak mengelilingi Allah? Ini benar tidak boleh dinafikan dari Allah.

Dari Syarh al-Aqidah al-Wasithiyah, Syaikh Ibnu Utsaimin.