Reporter: Heru Sunoto, A.KS

SIWAKZ ALSOFWA akhirnya berhasil memberangkatkan sejumlah da’i ke NAD. Setelah melalui penantian yang cukup lama –karena mengikuti prosedur pengiriman relawan via Dephan dan tanpa hasil– akhirnya dengan menggunakan tiket komersial, Lembaga Zakat berbasis Ahlus Sunnah ini pun memberangkatkan sejumlah da’i ke NAD.

Mereka adalah:

  • Ust. Abu Qatadah (Direktur Ma’had Ihya’us Sunnah, Murid Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi’iy-Yaman, Tasikmalaya);

  • Ust. Abdullah Sholih Al-Hadhramy (Da’i asal Malang, Murid Syaikh Muhammad Shalih Al-Utsaimin-Unaizah, Qashim, KSA);

  • Ust. Ibrahim Sa’id (Direktur Yayasan Al-Guraba’, Purwakarta);

  • Ust. M. Wujud Arba’in (Direktur Yayasan Ibnul Qoyyim, Magelang);

  • Ust. Miftahurrahman Majidi (Imam Tetap dan da’i di Trenggalek);

  • Ust. A. Efendi (ImamTetap dan da’i di Temanggung);

  • Ust. Alimuddin (da’i asal Cianjur);

  • Ust. Asep Setiawan (da’i asal Sukabumi); dan

  • Heru Sunoto (Pemegang Amanah SIWAKZ dan social worker).

Ke sembilan da’i tersebut akan membawa amanah yang sangat besar, jauh lebih substansial daripada apa yang sudah SIWAKZ ALSOFWA lakukan 2 bulan pertama di NAD, yaitu melakukan restrukturisasi da’wah. Hal ini dilakukan dengan:

  • Melakukan penataran calon da’i yang akan dikoordinir oleh SIWAKZ ALSOFWA (lembaga zakat);

  • Melakukan pembenahan aqidah di sejumlah tenda pengungsi dan barak serta masyarakat;

  • Memberikan layanan pendampingan teradap sejumlah pesantren dan dayah (lembaga pendidikan) islam di beberapa lokasi pengungsi dan sekitarnya.

Mereka insya Allah akan berada di NAD selama 2 pekanan sampai 1 bulan.

Dengan adanya kejadian musibah Tsunami tanggal 26 Desember 2004M, disamping ratusan ribu korban meninggal dari masyarakat, juga banyak pula dari kalangan ulama dan ustadznya. Semoga dengan usaha yang dirintis oleh lembaga penggali, pengelola, dan penyalur Shadaqah, Infaq, Wakaf, Kafarat, dan Zakat tersebut, akan bisa memulihkan keadaan NAD seperti sedia kala, tentu dalam konteks keislaman.(abm)