Penjelasan makna “an-nashihah li kita-billah”

A. Pengertian An-Nashihah

Al-Mazuri berkata: “An-Nashihah diambil dari kata na-shahatil asalu (bila madu itu murni), juga dikatakan mena-sihati sesuatu berarti membersihkannya. Menasihati seseorang jika membersihkannya dengan perkataan. Atau berasal dari kata an-nushhu (menjahit dengan jarum) artinya meng-himpun perkara saudaranya dengan nasihat sebagaimana jarum menjahit pakaian. Di antaranya taubat yang sebenar-nya, seperti dosa merobek agama sedangkan taubat menja-hitnya.”

Al-Khattabi berkata: “An-Nashihah adalah kata yang baku yang disampaikan pada seseorang agar ia memperoleh keberuntungan atau manfaat. Dikatakan bahwa ia termasuk kumpulan nama-nama dan kalimat yang diringkas. Tidak ada dalam perkataan Arab, suatu kata yang di dalamnya mencakup ungkapan tentang makna kata nashihah ini, seba-gaimana mereka berkata dalam ‘Al-Falah’ (kemenangan), tidak ada dalam perkataan Arab yang mencakup kebaikan hidup dan akhirat melebihi kata al-falah ini.

B. Keterangan Berinteraksi dengan Al-Qur’an.

Imam Muhammad Ibnu Nashir Al-Marwazi berkata: “Nasihat pada Al-Qur’an maksudnya; Besarnya kecintaan terhadapnya dan pengagungan terhadap ketentuan hukumnya karena ia adalah firman Allah Sang Pencipta, mempunyai kemauan kuat dalam memahaminya, berhati-hati dalam merenungkan ayat-ayatnya, memperhatikan ketika membacanya untuk mengetahui maknanya sebagaimana diinginkan Allah agar Al-Qur’an itu difahami dan diajarkan kepada kaumnya. Kemudian dia menjadi penolong bagi hamba-hamba yang lain agar memahami kehendakNya, menegakkan apa yang diperintahkannya dan dicintaiNya setelah itu menyebarkan apa yang difahaminya dengan mengajar secara berkesinambungan dengan penuh kecintaan padanya dan berakhlak dengannya serta beradab dengan adabnya.”

Imam An-Nawawi berkata: “Interaksi dengan Al-Qur’an maksudnya kita beriman bahwasanya Al-Qur’an merupakan firman Allah Subhaanahu wa Ta’ala yang diturunkanNya, tidak ada yang menyamainya dari perkataan makhluk karena tidak ada yang sanggup untuk membuat semisalnya. Kemudian meng-agungkannya dengan membacanya sebaik mungkin disertai perasaan khusyu’, melafadzkan huruf-hurufnya dengan baik, membelanya dari penakwilan orang-orang yang menyeleweng, membenarkannya, menegakkan hukum-hukumnya, memahami ilmu-ilmunya dan permisalannya, mengambil pe-lajaran dari peringatan-peringatan, memikirkan keajaiban-nya, melaksanakan ayat-ayat muhkam, menyerahkan ayat-ayat mutasyabihat pada Allah, mempelajari ayat-ayat umum dan khususnya, yang dinasakh dan mansukhnya, menyebar-kan ilmu-ilmunya, mengajak kepadanya agar mendapat syafaatnya, serta segala sesuatu yang berupa peringatan di da-lamnya.”

Al-Hafizh Ibnu Hajar Radhiallaahu anhu berkata: “Nashihat (interaksi) pada Al-Qur’an adalah belajar dan mengajarkannya, melafazhkan huruf-hurufnya dengan benar ketika membaca dan menulisnya, memahami makna yang terkandung di dalamnya, menjaga ketentuan-ketentuannya, beramal dengannya, membela dari penyelewengan yang dilakukan orang-orang batil terhadapnya.”

Inilah kumpulan makna “nashihat” yang diambil dari Al-Qur’an, Al-Hadits, dan perkataan salaf serta perbuatan mereka. Keterangan lebih rinci tentang makna tersebut –Insya Allah– pada pembahasan selanjutnya.