Sahabat Terbaik

Dia adalah Abu Bakar ash-Shiddiq berdasarkan apa yang diriwayatkan dalam Shahih al-Bukhari dan lainnya dari Ibnu Umar berkata, “Kami memilih orang-orang di zaman Nabi, maka kami memilih Abu Bakar kemudian Umar bin al-Khattab kemudian Usman bin Affan.â€‌

Dalam Shahih al-Bukhari bahwa Muhammad bin al-Hanafiyah berkata, “Aku berkata kepada bapakku, â€کSiapa yang terbaik setelah Rasulullah?’ Dia menjawab, â€کAbu Bakar’. Aku bertanya, â€کLalu siapa?’ Dia menjawab, â€کKemudian Umar’. Aku takut dia berkata kemudian Usman maka aku berkata, â€کKemudian engkau?’ Dia menjawab, â€کAku hanyalah salah seorang dari kaum muslimin.â€‌

Jika pada masa khalifah Ali berkata begitu, sebaik-baik umat setelah Nabi adalah Abu Bakar kemudian Umar maka tidak ada hujjah bagi orang-orang Rafidhah yang mendahulukan Ali di atas keduanya, orang yang mereka dahulukan di atas Abu Bakar d Umar malah mendahulukan keduanya.

Imam Malik berkata, “Aku tidak melihat seorang pun yang ragu dalam mendahulukan keduanya.â€‌ Asy-Syafi’i berkata, “Para sahabat dan tabiin tidak berbeda pendapat dalam mendahulukan Abu Bakar dan Umar.â€‌

Abu Bakar sebagai sahabat terbaik merupakan ijma’ umat, barangsiapa menyimpang dari ijma’ ini maka dia telah mengikuti jalan selain jalan orang-orang Mukmin.

Jadi tidak ada perbedaan di antara Ahlus Sunnah bahwa orang pertama umat ini setelah Nabi saw adalah Abu Bakar, orang kedua adalah Umar, lalu siapa orang ketiga dan keempatnya?

Sebelum Ahlus Sunnah bersepakat bahwa Usman berada di nomor tiga dan Ali bin Abu Thalib di nomor empat, mereka terlebih dulu berbeda pendapat menjadi empat pendapat. Pendapat yang masyhur: Abu Bakar kemudian Umar kemudian Usman kemudian Ali. Pendapat kedua: Abu Bakar kemudian Umar kemudian Usman kemudian diam. Pendapat ketiga: Abu Bakar kemudian Umar kemudian Ali kemudian Usman. Pendapat keempat: Abu Bakar kemudian Umar kemudian tidak berpendapat mana yang lebih afdhal Usman atau Ali?

Pendapat pertama merupakan pendapat akhir Ahlus Sunnah wal Jamaah. Mereka berkata: Umat terbaik setelah Nabi adalah Abu Bakar kemudian Umar kemudian Usman kemudian Ali sesuai urutan mereka dalam memegang khilafah. Inilah yang benar.

Perbandingan antara Usman dengan Ali bukan termasuk prinsip Ahlus Sunnah wal Jamaah di mana penyelisihnya dinyatakan sesat. Siapa yang berkata, “Ali lebih utama daripada Usman.â€‌ Maka Ahlus Sunnah tidak mengatakan dia sesat, karena sebelumnya ada sebagian dari Ahlus Sunnah yang berpendapat demikian.

Masalah Khilafah

Khalifah umat setelah Nabi adalah Abu Bakar kemudian Umar kemudian Usman kemudian Ali. Barangsiapa berkata: Khilafah hanyalah hak Ali seorang tanpa ketiganya maka dia adalah orang sesat. Barangsiapa berkata, “Khilafah untuk Ali setelah Abu Bakar dan Umar.â€‌ Maka dia keliru karena ia menyelisihi ijma’ sahabat.

Ini adalah kesepakatan Ahlus Sunnah wal Jamaah dalam perkara khilafah. Kita wajib meyakini bahwa khalifah setelah Rasulullah adalah Abu Bakar kemudian Umar kemudian Usman kemudian Ali. Hak mereka dalam khilafah sesuai dengan urutan mereka agar kita jangan berkata, “Ada kezhaliman dalam khilafah.â€‌ Sebagaimana yang diklaim oleh orang-orang Rafidhah.

Ahli Bait

Di antara prinsip Ahlus Sunnah wal Jamaah adalah mencintai keluarga Rasulullah karena dua alasan: Iman dan hubungan kekerabatan dengan Rasulullah, Ahlus Sunnah wal Jamaah tidak membenci ahli bait.

Hanya saja Ahlus Sunnah wal Jamaah tidak sependapat dengan Rafidhah yang berkata, “Siapapun yang mencintai Abu Bakar dan Umar berarti membenci Ali.â€‌ Jadi menurut mereka tidak mungkin mencintai Ali tanpa membenci Abu Bakar dan Umar. Seolah-olah Abu Bakar dan Umar adalah musuh Ali padahal riwayat-riwayat yang mutawatir menetapkan pujian Ali kepada keduanya di atas mimbarnya.

Termasuk Ahli bait adalah istri-istri Nabi saw, Allah Taala berfirman, “Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, Hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.â€‌ (Al-Ahzab: 33). Ayat ini mencakup istri-istri Nabi saw berdasarkan korelasinya dengan ayat-ayat sebelumnya.

Termasuk kerabat Rasulullah adalah Fatimah, Ali, al-Hasan, al-Husain, al-Abbas dan anak-anaknya serta lain-lainnya.

Namun kecintaan kepada Ahli Bait Nabi saw ini hanya sebatas kepada yang beriman dari mereka, kita tidak mencintai mereka meskipun dia adalah kerabat Rasulullah jika yang bersangkutan adalah orang kafir seperti Abu Lahab. Kita tidak boleh mencintainya dalam kondisi apapun justru kita wajib membencinya karena kekufurannya dan sikap buruknya kepada Rasulullah. Sama halnya dengan Abu Thalib, kita wajib membencinya karena kekufurannya akan tetapi kita mengakui perlindungan dan bantuannya yang diberikan kepada Rasulullah.

Sikap Ahlus Sunnah yang menyintai kerabat Nabi saw ini sesuai dengan pesan beliau kepada umatnya. Yaitu sebuah pesan di hari delapan belas Dzulhijjah. Danau ini dinisbatkan kepada seorang laki-laki bernama Khum, ia berada di jalan Makkah dan Madinah dekat dengan Juhfah. Rasulullah singgah padanya pada saat pulang haji Wada’. Nabi berkhutbah dan bersabda, “Aku mengingatkan kalian kepada Allah pada ahli baitku.â€‌ Diriwayatkan oleh Muslim.

Dari Syarh al-Aqidah al-Wasithiyah, Syaikh Ibnu Utsaimin.