Seyogyanya agar memanggilnya dengan panggilan yang tidak menyakitinya, dan tidak menjadikan panggilan itu kebohongan serta rayuan belaka.

Al-Malaq wa at-Tamalluq bermakna pujian dan rayuan berlebihan dengan tujuan mendekati orang yang dipuji.

Seperti ucapanmu, “Wahai saudaraku, wahai Fakih, wahai fakir, wahai tuanku, wahai ini, wahai pemakai baju fulan atau sandal fulan, atau kuda, atau unta, atau pedang fulan, atau panah fulan, dan semisalnya sesuai dengan kondisi orang yang memanggil dan dipanggil.

Kami telah meriwayatkan dalam Sunan Abu Dawud, Sunan an-Nasa`i, dan Sunan Ibnu Majah dengan isnad yang hasan, dari Basyir bin Ma’bad yang dikenal dengan panggilan Ibnu al-Khashashiyah radiyallahu ‘anhu, dia berkata,

بَيْنَمَا أَنَا أُمَاشِيْ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه و سلم، نَظَرَ، فَإِذَا رَجُلٌ يَمْشِيْ بَيْنَ الْقُبُوْرِ، عَلَيْهِ نَعْلاَنِ، فَقَالَ: يَا صَاحِبَ السِّبْتِيَّتَيْنِ وَيْحَكَ، أَلْقِ سِبْتِيَّتَيْكَ… وَذَكَرَ تَمَامَ اْلحَدِيْثِ.

“Ketika saya berjalan bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau melihat, ternyata seorang laki-laki berjalan di antara kuburan dengan memakai sandal, maka Rasulullah bersabda, ‘Wahai pemakai sandal sibtiyah, celakalah kamu, lepaskan sandal sibtiyahmu…’ Kemudian menyebutkan kelengkapan hadits.”

Jayyid: Telah dikemukakan secara panjang lebar dan takhrij nya pada no. 528.

Saya katakan, An-Ni’al as-Sibtiyyah adalah sandal yang tidak ada rambutnya.

Kami meriwayatkan dalam Kitab Ibn as-Sunni, dari (Ibnu)

Tambahan yang harus dipakai, karena nama shahabi dari hadits ini adalah Yazid atau Zaid bin Jariyah, sedangkan Jariyah adalah anaknya, bukan dari golongan sahabat, dan hal ini telah samar bagi Ibnu Allan seraya berkata 6/119, “Saya belum melihat biografinya dalam Usd al-Ghabah.” Jariyah al-Anshari ash-Shahabi radiyallahu ‘anhu, dia berkata,

كُنْتُ عِنْدَ النَّبِيِّ صلى الله عليه و سلم، وَكَانَ إِذَا لَمْ يَحْفَظِ اسْمَ الرَّجُلِ، قَالَ يَا ابْنَ عَبْدِاللهِ!

“Suatu ketika saya berada di samping Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam dan bila beliau belum hafal nama seseorang, beliau memanggil ‘Wahai anak hamba Allah’.”

Sumber : Ensiklopedia Dzikir Dan Do’a, Imam Nawawi, Pustaka Sahifa Jakarta. Disadur oleh Yusuf Al-Lomboky