Kami meriwayatkan dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim; dari Anas radiyallahu ‘anhu dia berkata,

كَانَ النَّبِيُّ صلى الله عليه و سلم أَحْسَنَ النَّاسِ خُلُقًا، وَكَانَ لِي أَخٌ يُقَالُ لَهُ: أَبُو عُمَيْرٍ (قَالَ الرَّاوِي: أَحْسِبُهُ قَالَ فَطِيْمٌ)، وَكَانَ النَّبِيُّ إِذَا جَاءَ هُ يَقُوْلُ: يَا أَبَا عُمَيْرٍ! مَا فَعَلَ النُّغَيْرُ. نُغَرٌ كَانَ يَلْعَبُ بِهِ.

“Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah manusia yang paling baik akhlaknya. Dan saya mempunyai saudara yang dipanggil dengan Abu Umair -perawi berkata, “Saya kira dia berkata, ‘Anak kecil yang baru disapih’,”- dan apabila Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam mendatanginya, beliau bersabda, ‘Wahai Abu Umair, apa yang dilakukan burung Nughair’.” Nughar adalah burung mainannya.

Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab al-Adab, Bab al-Inbisath Ila an-Nas, 10/526, no. 6129; dan Muslim, Kitab al-Adab, Bab Istihbab Tahnik al-Maulud, 3/1692, no. 2150.

An-Nughar yaitu burung kecil, dan an-Nughair yaitu bentuk tashgir (diminutif) dari an-Nughar.

Kami meriwayatkan dengan isnad yang shahih, dalam Sunan Abu Dawud dan lainnya, dari Aisyahradiyallahu ‘anha, dia berkata,

يَا رَسُوْلَ اللهِ، كُلُّ صَوَاحِبِيْ لَهُنَّ كُنًى، قَالَ: فَاكْتَنِي بِابْنِكِ عَبْدِ اللهِ. قَالَ الرَّاوِي: يَعْنِيْ عَبْدَ اللهِ بْنَ الزُّبَيْرِ، وَهُوَ ابْنُ أُخْتِهَا أَسْمَاءَ بِنْتِ أَبِيْ بَكْرٍ، وَكَانَتْ عَائِشَةُ تُكْنَى بِأُمِّ عَبْدِ اللهِ .

“Wahai Rasulullah, semua sahabat-sahabatku (maksudnya istri-istri nabi yang lain)
mempunyai kuniyah,” maka beliau bersabda, “Berkuniyahlah dengan nama putramu, Abdullah.” Perawi berkata, “Yakni Abdullah bin az-Zubair, dia adalah anak saudara perempuannya Asma` binti Abu Bakar, dan Aisyah diberi kuniyah dengan Ummu Abdillah.”

Shahih: Diriwayatkan oleh Abdurrazzaq no. 19858; Ahmad 6/107, no. 151, 186, dan 260; Abu Dawud Kitab al-Adab, Bab al-Mar’ah Tukna, 2/711, no. 4970; Abu Ya’la no. 4500; ad-Dulabi dalam al-Kuna 1/152; ath-Thabrani 23/18, no. 34-35; Ibn as-Sunni no. 416; al-Baihaqi 9/310; al-Baghawi no. 3379: dari berbagai jalur, dari Hisyam bin Urwah, dari bapaknya, dari Aisyah dengan hadits tersebut; dan ini adalah sanad yang shahih berdasarkan syarat al-Bukhari dan Muslim.

Hadits ini mempunyai jalur sanad yang lain menurut Ibnu Abi Syaibah no. 26281; Ibnu Sa’ad 8/274 dan 275; Ahmad 6/213 dan 186; al-Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad no. 851 dan 852; Ibnu Majah, Kitab al-Adab, Bab ar-Rajul Yukna Qabla an Yulad lahu, 2/1231, no. 3739; ath-Thabrani 23/18, no. 36-39; al-Baihaqi 9/311, dan kebanyakan dari riwayat mereka adalah shahih.

Hadits ini hasil akhirnya shahih dengan jalur yang pertama saja, lalu bagaimana dengan mengumpulkan semua jalur-jalur sanadnya ? Al-Hakim, adz-Dzahabi dan al-Albani telah menshahihkannya.

Saya berkata, Inilah riwayat shahih yang dikenal, sedangkan apa yang kami riwayatkan dalam Kitab Ibn as-Sunni, dari Aisyah radiyallahu ‘anha, dia berkata,

أَسْقَطْتُ مِنَ النَّبِيِّ صلى الله عليه و سلم سَقْطًا، فَسَمَّاهُ عَبْدَ اللهِ، وَكَنَّانِيْ بِأُمِّ عَبْدِ اللهِ.

“Saya keguguran janin dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, maka beliau menamakannya Abdullah, dan memberiku kuniyah dengan Ummu Abdullah.”

Maudhu’: Diriwayatkan oleh Ibn as-Sunni no. 417, Ahmad bin Muhammad bin al-Muammal telah menceritakan kepadaku, Abdullah bin Ayyub al-Makhrami telah menceritakan kepada kami, Dawud bin al-Muhabbar telah menceritakan kepada kami, Muhammad bin Urwah telah menceritakan kepada kami, dari Hisyam bin Urwah, dari bapaknya, dari Aisyah dengan hadits tersebut.

Maka ia adalah hadits dhaif.

Pada golongan sahabat terdapat banyak orang yang mempunyai kuniyah sebelum seorang bayi dilahirkan untuk mereka, seperti Abu Hurairah, Anas Abi Hamzah, dan beberapa orang sahabat dan tabi’in serta generasi sesudah mereka yang tidak bisa dihitung banyaknya. Dan hal tersebut tidak dimakruhkan, bahkan dianjurkan dengan syarat yang tersebut di atas.

Sumber : Ensiklopedia Dzikir Dan Do’a, Imam Nawawi, Pustaka Sahifa Jakarta. Disadur oleh Yusuf Al-Lomboky