Pembentukan Jam’iyah Ahlu Hadits

Tahun 1324 H atau tahun 1906 M, para ulama hadits di semenanjung India dengan dipelopori oleh Syaikhul Islam Abu al-Wafa` Tsana`ullah al-Amrtasri yang wafat tahun 1367 H memutuskan untuk membentuk sebuah jam’iyah untuk mengorganisir gerakan mereka dalam menyebarkan dakwah di atas manhak al-Qur`an dan sunnah dengan pemahaman salaf shalih, membendung gerakan-gerakan perusak dan menjawab tantangan-tantangan zaman di bawa nama Muktamar Ahlu Hadits untuk Seluruh India.

Dalam Muktamar ini Syaikhul Islam Abu al-Wafa`, pengubur bid’ah Qadiyaniyah, penulis banyak buku dalam membela Islam dan menghadang gerakan Hindu, Nasrani, para pengingkar sunnah di samping perannnya yang besar di bidang gerakan politik nasional, terpilih sebagai sebagai Amin ‘Am bagi Jam’iyah, sementara ketua Jam’iyah diserahkan kepada Allamah Muhaddits Abdullah al-Ghazifuri yang wafat tahun 1337 H.

Di tahun 1947 M, semenanjung India terbelah menjadi dua: India dan Pakistan, maka gerakan mereka mengendur untuk beberapa waktu, akibatnya mereka kehilangan sebuah Yayasan Pendidikan terbesar yaitu Dar al-Hadits ar-Rahmaniyah di Delhi, namun mereka segera membentuk Jam’iyah di kedua negera tersebut sehingga kekuatan mereka bisa dipulihkan.

Mereka mendirikan sekolah-sekolah dan universitas-universitas baru untuk menjawab kebutuhan zaman dan menanamkan ilmu-ilmu al-Qur`an dan sunnah di atas manhaj salaf shalih.

Di antara universitas-universitas mereka di India adalah al-Jami’ah as-Salafiyah di Benares, universitas Islam dan Arab terbesar di India, lahir tahun 1383 H – 1963 M, Universitas Rahmaniyah, Universitas Ahmadiyah as-Slafiyah, Universitas Dar as-Salam di Umar Abad, Universitas Islamiyyah di Bombay, Universitas Ibnu Taimiyah, dan Universitas Imam al-Bukhari.

Adapun di Pakistan maka sebut saja Universitas as-Salafiyah di Faishal Abad, termasuk universitas pertama dan terbesar di Pakistan setelah perpisahannya dengan India di 8 Sya’ban 1374 H – April 1951 M. Di samping universitas-universitas lainnya seperti Universitas al-Ulum al-Atsariyah di Jahlam, Universitas Abu Bakar ash-Shiddiq di Karachi.

Di samping semua itu, masih ada perpustakaan-perpustakaan yang berisi manuskrip-manuskrip berharga dan buku-buku langka.

Jam’iyah juga menerbitkan majalah-majalah dengan dua bahasa: Urdu dan Arab, misalnya Majalah Ahlu Hadits di Lahore, Turjuman al-Hadits, al-Muhaddits, al-I’tisham, Shaut al-Ummah dan lainnya.

Di tahun 1985 H didirikan Jam’iyah Ahlu Hadits untuk para pemuda di Pakistan di samping Jam’iyah Ahli Hadits untuk para mahasiswa, dengan itu maka pemikiran Jama’ah bisa tersebar di semenanjung India.

Dari al-Mausu’ah al-Muyassarah, isyraf Dr. Mani’ al-Juhani.