Seorang muslim yang mengikrarkan syahadat berarti telah yakin bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah utusan Allah subhanahu wata’ala. Oleh karena itu dia harus mengetahui kewajibannya terhadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai konsekuensi persaksian bahwa beliau adalah utusan Allah. Kewajiban seorang muslim terhadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di antaranya adalah:

1.Beriman kepada Beliau

Iman kepada para rasul merupa kan salah satu rukun iman yang harus diyakini oleh setiap muslim. Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah salah seorang di antara para rasul, Allah subhanahu wata’ala berfirman,
“Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada cahaya (al-Qur’an) yang telah Kami turunkan, Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. 64:8).

Dalam ayat yang lain,
“Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk.” (QS. 7:158)

Termasuk iman kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah membenarkan dengan tanpa keraguan bahwa risalah dan kenabiannya adalah haq dari Allah subhanahu wata’ala, dan mengamalkan segala tuntutannya. Membenarkan semua ajaran yang beliau bawa, dan yakin bahwa semua berita dari Allah yang beliau sampaikan adalah benar. Allah subhanahu wata’ala berfirman,
“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya.” (QS. an-Nisaa’:136)

2. Mencintai Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam

Merupakan hak Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam atas ummatnya adalah mencintainya, karena iman tidak ada artinya jika tidak dibarengi dengan kecintaan kepada beliau. Allah subhanahu wata’ala memberitahukan bahwa lebih mencintai selian Allah, Rasulullah dan jihad di jalan Allah merupakan penyebab kemurkaan-Nya, (periksa surat at-Taubah ayat 24).

Beliau bersabda,
“Tidak beriman salah seorang di antara kalian sehingga aku lebih dia cintai daripada bapaknya, anaknya dan seluruh manusia.” (HR. al-Bukhari)

Tatkala mendengar ini, Umar radhiyallahu ‘anhu berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Sungguh engkau lebih aku cintai dibanding segala sesuatu kecuali diriku.” Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidak demikian, demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sehingga aku lebih engkau cintai daripada dirimu sendiri.” Maka Umar berkata, “Demi Allah sesungguhnya engkau sekarang lebih aku cintai daripada diriku sendiri.” Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ” Sekarang hai Umar,(telah sempurna imanmu).”

3. Taat terhadap Beliau

Taat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam merupakan salah satu kewajiban seorang muslim, sebagaimana disebutkan di dalam al-Qur’an, artinya,
“Hai orang-orang yang beriman, ta’atlah kepada Allah dan ta’atlah kepada rasul dan janganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu” (QS. 47:33)

Dalam ayat yang lain disebutkan,
“Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu berpaling daripada-Nya, sedang kamu mendengar (perintah-perintahnya).” (QS. 8:20)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga telah bersabda, bahwa taat kepada beliau merupakan sebab seseorang masuk surga. Orang yang taat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pada hakikatnya taat kepada Allah.

4.Ittiba’ (mengikuti) Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam

Allah subhanahu wata’ala memberitahukan bahwa ittiba’ kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam merupa kan bukti cinta seorang muslim kepada Allah subhanahu wata’ala. Dia berfirman, artinya,
Katakanlah, “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. 3:31)

5.Meneladani Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam

Allah subhanahu wata’ala memerintahkan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam untuk meneladani para nabi dan rasul sebelum beliau. Dan kita diperintahkan untuk meneladani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, sebagimana firman Allah subhanahu wata’ala,
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. 33:21)

6. Memuliakan dan Menghormati Beliau

Wajib bagi setiap muslim untuk memuliakan dan menghormati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sesuai kedudukannya, dengan catatan tidak mengangkatnya hingga sampai derajat ketuhanan. Mengagungkan beliau adalah mengagungkan segala sesuatu yang terkait dengan beliau, seperti nama beliau, hadits, sunnah, syari’at, keluarga dan juga para sahabat beliau.

Termasuk memuliakan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah tidak lancang terhadap beliau dan tidak mengeraskan suara di hadapan beliau. Allah subhanahu wata’ala berfirman,
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertaqwalah kepada Allah.Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu lebih dari suara Nabi, dan janganlah kamu berkata padanya dengan suara keras sebagai mana kerasnya (suara) sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu sedangkan kamu tidak menyadari.” (QS. al-Hujurat:1-2)

Di dalam ayat di atas Allah subhanahu wata’ala melarang kita mengeraskan suara di hadapan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, bahkan harus merendahkan suara dalam berbicara, dengan penuh adab, lembut, hormat dan pengagungan. Orang yang tidak perhatian terhadap hal ini dikhawatir kan amalnya akan gugur tanpa dia sadari. Ini dikarenakan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah lain daripada yang lain, tidak seperti lazimnya manusia.

Para ulama mengatakan bahwa mengeraskan suara di sisi kubur Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah dibenci, sebagaimana hal itu dilarang ketika beliau masih hidup, sebab beliau itu terhormat ketika hidup dan mati.

7. Nasihat untuk Beliau

Nasihat secara bahasa artinya menghendaki kebaikan, sehingga ketika seorang muslim menasehati saudaranya berarti dia ingin agar saudaranya itu menjadi baik.

Adapun nasehat untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika beliau masih hidup adalah dengan mengerahkan segala upaya untuk taat kepada beliau, menolong dan membantu beliau, membelanjakan harta jika beliau memerintahkan dan berlomba-lomba mencintai beliau. Dan setelah beliau meninggal dengan cara berusaha mempelajari sunnah, akhlaq dan adab beliau. Mengagungkan perintah-perintah beliau dan konsisten dalam menjalankannya. Membenci dan marah kepada orang-orang yang menyelisihi sunnah beliau, mencintai orang yang ada ikatan kekerabatan, perbesanan, pertalian hijrah, dan persahabatan dengan beliau. Berwala’ (setia) kepada beliau dan memusuhi orang yang memusuhi beliau.

8.Mencintai Ahli Bait dan Shahabat Beliau

Mencintai Ahli Bait dan Shahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam merupakan bagian dari cinta kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, dan merupakan cinta yang wajib. Maka barang siapa yang membenci ahli bait atau shahabat beliau yang telah diridhai Allah subhanahu wata’ala maka berarti telah membenci Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, karena cinta kepada beliau berkaitan erat dengan cinta kepada mereka.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda mengenai paman beliau al-Abbas radhiyallahu anhu yang merupakan salah seorang ahli bait beliau, “Barang siapa menyakiti pamanku, maka dia telah menyakitiku.” Dan tentang Aisyah Ummul Mukminin radhiyallahu anha beliau bersabda, “Janganlah kalian menyakitiku dalam hal Aisyah.”

Tentang para shahabat, maka beliau bersabda,
“Janganlah kalian mencaci-maki shahabatku, seandainya salah seorang dari kalian menginfakkan emas sebesar gunung Uhud, maka tidak akan sampai kepada (derajat) mereka, bahkan meski hanya setengahnya.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

9.Bershalawat kepada Beliau

Allah subhanahu wata’alamemerintahkan orang- orang mukmin untuk bershalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, dalam firman-Nya,
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. 33:56)

Bershalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam merupakan kewajiban setiap mukmin, yaitu dengan mengucapkan shalawat dan salam sekaligus, tidak shalawat (shallallahu ‘alaihi) saja atau hanya salam saja (‘alaihis salam), namun shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Demikianlah yang diperintahkan Allah subhanahu wata’ala kepada kita sesuai ayat di atas. Bershalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memiliki keutamaan yang besar dan amat banyak sebagaimana disebutkan dalam banyak hadits shahih.

Sumber: “Haqqu an-Nabi Shallallahu ‘Alihi Wasallam ‘ala Ummatih, Yahya bin Musa al-Zahrani. (Kholif)