Penutup

Demikian sekilas pembahasan tentang Beriman kepada Hal-Hal Ghaib berdasarkan pemahaman ahlus sunnah wal jama’ah. Dan bagi segenap kaum Muslimin agar jangan merusak agamanya, aqidahnya, dunianya dan akhiratnya dengan mendatangi dukun, tukang tenung, para normal, ahli supranatural, hipnotis, dan sebangsanya bahkan yang berkedok seorang ustadz atau kiyai dengan meminta pendapat mereka, mempercayai mereka. Semua itu merupakan bentuk kekufuran.

Oleh karena itu seorang muslim tidak dibenarkan pergi kepada mereka dan menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan jodoh, pernikahana anak atau saudaranya, atau yang menyangkut hubungan suami isteri dan keluarga, tentang kecintaan dan kesetiaan, perselisihan dan perpecahan yang terjadi dan lain sebagainya. Karena ini berhubungan dengan hal-hal yang ghaib yang tidak diketahui hakekatnya oleh siapapun kecuali Allah Ta’ala.

Dan mereka wajib bertaubat kepada Allah Ta’ala dari perbuatan tersebut, jika mereka sudah terlanjur tergelincir dalam perbuatan seperti itu. Mereka wajib mengoreksi kembali aqidahnya. Mengetahui hal-hal yang bisa memperbaiki dan hal-hal yang dapat merusak. Ini merupakan kewajiban yang paling mendasar.

Kita memohon kepada Allah agar kaum Muslimin terpelihara dari tipu daya mereka dengan nama-nama yang lain, dan semoga Allah Ta’ala senantiasa memberikan pertolongan kepada kaum Muslimin agar senantiasa berhati-hati terhadap mereka, dan melaksanakan hukum Allah Ta’ala dengan segala sangsinya kepada mereka, sehingga manusia menjadi aman dari kejahatan mereka dan segala praktek keji yang mereka lakukan.
Sungguh Allah Ta’ala Maha Mengetahui hal yang ghaib, Maha Pemurah lagi Maha Mulia.

Disadur oleh Abu Farwah ‘Arbain dari beberapa sumber literature
Rujukan,Risalah fi Hukmi as-Sihr wa al-Kahanah, Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz. Kitabut Tauhid, juz. II, Tim Ahli Tauhid. Kitabut Tauhid, Muhammad at-Tamimi.Majalah as-Sunnah, 10/VI/1423H-2002M.