Kami meriwayatkan dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim, dari Abdullah bin Abbas radiyallahu ‘anhu, dia berkata,

أَتَى النَّبِيُّ صلى الله عليه و سلم الْخَلاَءَ، فَوَضَعْتُ لَهُ وَضُوْءً ا، فَلَمَّا خَرَجَ، قَالَ: مَنْ وَضَعَ هذَا؟ فَأُخْبِرَ. قَالَ: اللّهُمَّ فَقِّهْهُ. زَادَ اْلبُخَارِيُّ: فَقِّهْهُ فِي الدِّيْنِ.

الْوَضُوْءُyaitu air yang dipakai untuk berwudhu.

“Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam mendatangi kakus, maka aku meletakkan air wudhu untuk beliau. Ketika beliau keluar beliau bertanya, ‘Siapa yang meletakkan ini?’ Maka beliau diberitahu. Beliau berdoa, ‘Ya Allah, fahamkanlah dia’.” Al-Bukhari menambahkan, “Fahamkanlah dia dalam hal Agama.”

Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab al-Ilm, Bab Qauluhu Shallallahu ‘alaihi wasallam, Allahumma Allimhu al-Kitab, 1/169, no. 75; dan Muslim, Kitab ash-Shahabah, Bab Fadha`il Ibni Abbas, 4/1927, no. 2477.

Kami meriwayatkan dalam Shahih Muslim,Kitab al-Masajid, Bab Qadha`ash-Shalah al-Fa`itah, 1/472, no. 681. dari Abu Qatadah radiyallahu ‘anhu, dalam haditsnya yang panjang dan agung, yang mencakup berbagai mukjizat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, dia berkata,

فَبَيْنَا رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه و سلم يَسِيْرُ حَتَّى ابْهَارَّ اللَّيْلُ وَأَنَا إِلَى جَنْبِهِ، قَالَ: فَنَعَسَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه و سلم، فَمَالَ عَنْ رَاحِلَتِهِ، فَأَتَيْتُهُ، فَدَعَّمْتُهُ مِنْ غَيْرِ أَنْ أُوْقِظَهُ، حَتَّى اعْتَدَلَ عَلَى رَاحِلَتِهِ. ثُمَّ سَارَ حَتَّى تَهَوَّرَ اللَّيْلُ، مَالَ عَنْ رَاحِلَتِهِ، فَدَعَّمْتُهُ مِنْ غَيْرِ أَنْ أُوْقِظَهُ، حَتَّى اعْتَدَلَ عَلَى رَاحِلَتِهِ. ثُمَّ سَارَ. حَتَّى إِذَا كَانَ مِنْ آخِرِ السَّحَرِ، مَالَ مَيْلَةً هِيَ أَشَدُّ مِنَ الْمَيْلَتَيْنِ اْلأُوْلَيَيْنِ، حَتَّى كَادَ يَنْجَفِلُ، فَأَتَيْتُهُ، فَدَعَّمْتُهُ، فَرَفَعَ رَأْسَهُ، فَقَالَ: مَنْ هذَا؟ قُلْتُ: أَبُو قَتَادَةَ. قَالَ: مَتَى كَانَ هذَا مَسِيْرَكَ مِنِّيْ؟ قُلْتُ: مَا زَالَ هذَا مَسِيْرِي مُنْذُ اللَّيْلَةِ. قَالَ: حَفِظَكَ اللهُ بِمَا حَفِظْتَ بِهِ نَبِيَّهُ …وَذَكَرَ اْلحَدِيْثَ.

“(Suatu kali) ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam (dalam) perjalanan sampai pertengahan malam, sedangkan saya berada di sampingnya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mengantuk sehingga miring oleng dari untanya, lalu saya mendatanginya dan menopangkannya tanpa membangunkannya sehingga tegaklah beliau di atas kendaraannya. Kemudian terus berjalan hingga malam hampir berlalu, lalu beliau miring oleng dari kendaraannya, maka saya menopangkannya kembali tanpa membangunkannya sehingga tegaklah beliau di atas kendaraannya, lalu terus berjalan hingga ketika berada di akhir waktu sahur, beliau miring oleng yang lebih parah dari oleng sebelumnya hingga hampir jatuh, maka saya mendatanginya dan menopangkannya, maka beliau mengangkat kepalanya seraya bertanya, ‘Siapa ini?’ Saya menjawab, ‘Abu Qatadah.’ Beliau bertanya, ‘Sejak kapan perjalananmu dalam menolongku?’ Saya menjawab, ‘Perjalananku senantiasa seperti ini sejak (pertengahan) malam.’ Beliau bersabda, ‘Semoga Allah menjagamu karena kamu telah menjaga nabiNya’…,” dan dia menyebutkan hadits itu selengkapnya.

Saya berkata, “اِبْهَارَّ maknanya adalah “اِنْتَصَفَ” (pertengahan), dan ucapannya “تَهَوَّرَ” bermakna “ذَهَبَ مَعْظَمُهُ “(sebagian besarnya telah berlalu) dan “اِنْجَفَلَ” bermakna “سَقَطَ” (jatuh), serta kata “دَعَّمْتُهُ” bermakna “أَسْنَدْتُهُ” (saya menopangkannya).

Dan kami meriwayatkan dalam Kitab at-Tirmidzi, dari Usamah bin Zaid radiyallahu ‘anhu, dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda,

مَنْ صُنِعَ إِلَيْهِ مَعْرُوْفٌ، فَقَالَ لِفَاعِلِهِ: جَزَاكَ اللهُ خَيْرًا، فَقَدْ أَبْلَغَ فِي الثَّنَاءِ.

“Barangsiapa yang diberikan suatu kebaikan, lalu dia mengatakan kepada orang yang memberikan kebaikan tersebut, ‘Semoga Allah memberimu balasan kebaikan yang banyak,’ maka dia telah sempurna dalam memanjatkan syukurnya.”

Hasan Shahih: Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, Kitab al-Birr, Bab al-Mutasyabbi’ Bima Lam Yu’thihi, 4/380, no. 2035; an-Nasa`i dalam al-Yaum wa al-Lailah, no. 180; Ibnu Hibban, no. 3413; ath-Thabrani dalam al-Mu’jam ash-Shaghir, no. 1185; Ibn as-Sunni dalam al-Yaum wa al-Lailah, no. 275; Abu Nu’aim dalam Akhbar Ashbahan 2/345; al-Baihaqi dalam asy-Syu’ab, no. 9137, dan al-Ashbahani dalam at-Targhib, no. 1146: dari jalur al-Ahwash bin Jawab, dari Sa’ir bin al-Khums, dari Sulaiman at-Taimi, dari Abu Utsman an-Nahdi, dari Usamah bin Zaid dengan hadits tersebut.

At-Tirmidzi berkata, “Hadits ini hasan, jayyid, gharib, kami tidak mengetahuinya dari hadits Usamah bin Zaid, kecuali diriwayatkan dari jalur ini,” Saya berkata, “Muslim berhujjah dengan semua perawinya, maka dia berdasarkan syaratnya kecuali bahwa hadits al-Ahwash dan Sa’ir tidak meningkat ke derajat shahih akan tetapi dia hasan.” Ya, dia mempunyai syahid yang dhaif dari Abu Hurairah dalam riwayat Ibnu Abi Syaibah, no. 26509; al-Bazzar, no. 933-Mukhtashar az-Zawa`id; ath-Thabrani dalam ad-Du’a`, no. 1929-1932; dan Ibnu Adi 6/2335, serta yang lainnya dhaif, mauquf atas Umar pada Ibnu Abi Syaibah, no. 26510. Maka dia shahih dengan keduanya. At-Tirmidzi dan al-Mundziri telah menguatkannya, an-Nawawi dan al-Albani telah menshahihkannya.

At-Tirmidzi berkata, “Hadits ini hasan shahih.”

Dan kami meriwayatkan dalam Sunan an-Nasa`i, Sunan Ibnu Majah dan Kitab Ibn as-Sunni, dari Abdullah bin Abi Rabi’ah, seorang sahabat radiyallahu ‘anhu, dia berkata,

اِسْتَقْرَضَ النَّبِيُّ صلى الله عليه و سلم مِنِّي أَرْبَعِيْنَ أَلْفًا، فَجَاءَ هُ مَالٌ، فَدَفَعَهُ إِلَيَّ، وَقَالَ: بَارَكَ اللهُ لَكَ فِي أَهْلِكَ وَمَالِكَ، إِنَّمَا جَزَاءُ السَّلَفِ الْحَمْدُ وَاْلأَدَاءُ.

“Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah meminjam uang dariku sebanyak empat puluh ribu, lalu beliau diberi rizki harta, maka beliau membayarkannya kepadaku seraya bersabda, ‘Semoga Allah memberimu keberkahan pada keluargamu dan hartamu.’ Sesungguhnya balasan memberi pinjaman (salaf) hanyalah ucapan rasa syukur dan pembayaran hutang.”

Hasan: Diriwayatkan oleh Ahmad 4/36; Ibnu Majah, Kitab ash-Shadaqat, Bab Hasan al-Qadha`, 1/809, no. 2424; an-Nasa`i dalam al-Mujtaba, Kitab al-Buyu’, Bab al-Istiqradh, 7/314, no. 4697, dan dalam al-Yaum wa al-Lailah, no. 374; Ibn as-Sunni dalam al-Yaum wa al-Lailah, no. 277; Abu Nu’aim dalam al-Hilyah 8/375; al-Baihaqi dalam asy-Syu’ab, no. 11229, dan al-Ashbahani dalam at-Targhib, no. 1319: dari berbagai jalur, dari Ismail bin Ibrahim (bin Abdurrahman) bin Abdullah bin Abi Rabi’ah, dari bapaknya, dari kakeknya dengan hadits tersebut.

Dan Ismail serta bapaknya keduanya shaduq, maka sanadnya hasan, dan al-Albani menghasankannya.

Dan kami meriwayatkan dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim, Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab al-Maghazi, Bab Ghazwah Dzi al-Khalashah, 8/70, no. 4355-4357; dan Muslim, Kitab ash-Shahabah, Bab Min Fadha`il Jarir bin Abdillah, 4/1925, no. 2476.dari Jarir bin Abdillah al-Bajali radiyallahu ‘anhu, dia berkata,

كَانَ فِي الْجَاهِلِيَّةِ بَيْتٌ لِخَثْعَمَ، يُقَالُ لَهُ: الْكَعْبَةُ الْيَمَانِيَةُ، وَ يُقَالُ لَهُ: ذُو الْخَلَصَةِ. فَقَالَ لِيْ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه و سلم: هَلْ أَنْتَ مُرِيْحِيْ مِنْ ذِي الْخَلَصَةِ؟ فَنَفَرْتُ إِلَيْهِ فِي مِائَةٍ وَ خَمْسِيْنَ فَارِساً مِنْ أَحْمَسَ، فَكَسَرْنَاهُ وَقَتَلْنَا مَنْ وَجَدْنَا عِنْدَهُ، فَأَتَيْنَاهُ، فَأَخْبَرْنَاهُ، فَدَعَا لَنَا وَلأَحْمَسَ. وَفِي رِوَايَةٍ: فَبَرَّكَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه و سلم عَلَى خَيْلِ أَحْمَسَ وَرِجَالِهَا خَمْسَ مَرَّاتٍ.

“Dahulu kala di masa Jahiliyah terdapat sebuah rumah milik kabilah Khats’am, yang disebut al-Ka’bah al-Yamaniyah dan dikenal dengan Dzu al-Khalashah, lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepadaku, ‘Apakah kamu menyelesaikan untukku Dzu al-Khalasah?’ Maka saya keluar untuk berjihad dalam kelompok seratus lima puluh pasukan berkuda dari kabilah Ahmas. Lalu kami menghancurkannya dan membunuh siapa saja yang kami dapatkan di sisinya. Kemudian kami mendatangi Rasulullah dan mengabarkannya tentang hal tersebut. Maka beliau mendoakan kami dan Ahmas.”

Dalam suatu riwayat, “Maka Rasulullah mendoakan keberkahan kepada kuda kabilah Ahmas dan penunggangnya, sebanyak lima kali”

. بَيْتٌ لِخَثْعَمَ di sini adalah suatu tempat yang dijadikan tempat ibadah pada zaman jahiliyah, ْمُرِيْحِيْ: bermakna menyelesaikan untukku sehingga aku tenang.

Dan kami meriwayatkan dalam Shahih al-Bukhari, Kitab al-Haj, Bab Siqayat al-Haj, 3/491, no. 1635. dari Ibnu Abbas radiyallahu ‘anhu,

أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه و سلم أَتَى زَمْزَمَ وَهُمْ يَسْقُوْنَ وَيَعْمَلُوْنَ فِيْهَا، فَقَالَ: اعْمَلُوْا، فَإِنَّكُمْ عَلَى عَمَلٍ صَالِحٍ.

“Bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mendatangi sumur Zamzam, sedangkan mereka sedang memberi minum dan bekerja di dalamnya, maka beliau bersabda, ‘Bekerjalah, karena kalian tengah melakukan amal shalih.”

Sumber : Ensiklopedia Dzikir Dan Do’a, Imam Nawawi, Pustaka Sahifa Jakarta. Disadur oleh Yusuf Al-Lomboky