Sengketa antara dua negara bertetangga; Azerbeijan (mayoritas penduduk beragama Islam-red) dan Armenia (mayoritas penduduk beragama Kristen Othodoks-red) nampaknya semakin meruncing. Selasa, pasukan militer kedua negara terlibat kontak senjata dengan senjata mesin dan mortir di beberapa titik perbatasan bersama.

Para pengamat menyebut kontak senjata itu sebagai yang terpanas dan paling ganas sejak beberapa bulan lalu.

Beberapa sumber pemerintahan di Azerbeijan menegaskan, salah seorang prajurit Azerbeijan terbunuh sementara rekannya terluka sangat parah ketika terjadi kontak senjata dengan pasukan Armenia Senin sore dan pagi Selasa lalu.

Sementara itu dalam waktu yang sama, sumber-sumber militer Armenia mengumumkan, banyak prajuritnya yang terluka dalam kontak senjata tersebut.

Seperti yang dilansir kantor berita ‘Associated Press,’ hampir setiap saat terjadi kontak senjata terpisah di sepanjang perbatasan propinsi Nagorno Karabach, wilayah Azerbeijan yang diduduki Armenia melalui kekuatan militer.

Sebelumnya, kedua kepala negara; Robert Kutcharian, presiden Armenia dan Ilham Alayef, presiden Azerbeijan telah bertemu di istana yang terletak di barat daya kota Paris dalam upaya mencapai titik temu dan penyelesaian sengketa seputar propinsi Nagorno Karabach namun sayang kedua pemimpin akhirnya meninggalkan istana tersebut dengan menaiki kendaraan yang terpisah. Para pejabat mengatakan, Kutcharian memilih berangkat menuju bandara yang menerbangkannya pulang ke negerinya.

Sebuah sumber yang bertindak sebagai penengah dalam perundingan antara kedua negara bersengketa itu mengatakan, sekali pun perundingan intensif gencar dilakukan, namun sikap masing-masing pihak masih seperti beberapa bulan lalu mengenai sebagian masalah yang pelik. (ismo/AS)