Saudaraku, berikut ini merupakan bekal bagi kita untuk menuju alam akhirat. Dengan bekal ini diharapkan perjalanan panjang yang akan kita lalui menjadi mudah. Dan semoga Allah subhanahu wata’ala memudahkan kita semua dalam melewati alam barzakh, makhsyar, hisab, mizan, dan sirath. Bekal-bekal tersebut di antaranya adalah:

1. Keimanan kepada Allah subhanahu wata’ala, malaikat, kitab-kitab, para Rasul-Nya dan hari Akhir serta Qadar baik dan buruk.

2. Menjaga shalat fardhu lima waktu di masjid dengan mengerjakannya secara berjama’ah pada waktunya, dengan penuh kekhusyu’an dan mema-hami makna-maknanya. Sedangkan bagi wanita, shalat di rumah adalah lebih utama.

3. Mengeluarkan zakat wajib pada waktunya sesuai dengan ukuran dan sifat-sifatnya yang telah disyari’atkan.

4. Puasa Ramadhan dengan penuh keimanan dan pengharapan pahala dari Allah subhanahu wata’ala.

5. Haji yang mabrur, sebab tiada balasan baginya kecuali surga dan berumrah di bulan Ramadhan yang pahalanya setara haji bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.

6. Mengerjakan hal-hal yang sunnah, yaitu yang di luar shalat lima waktu, zakat, puasa dan haji. Dalam hadits Qudsi, Allah subhanahu wata’ala berfirman, artinya,
“Dan senantiasalah hamba-Ku mende-katkan diri kepada-Ku dengan hal-hal yang sunnah hingga Aku mencintainya.” (HR. Al-Bukhori dan Ahmad)

7. Segera bertaubat yang sebenarnya dari semua perbuatan maksiat dan munkar serta bertekad untuk memanfaatkan waktu-waktu yang tersedia dengan memperbanyak istighfar, dzikir, dan beragam jenis keta’atan.

8. Berbuat ikhlas kepada Allah subhanahu wata’ala dan meninggalkan riya’ dalam segala urusan. (Baca: QS. Al-Bayyinah: 5)

9. Mencintai Allah subhanahu wata’ala dan Rasul-Nya yang hanya bisa terealisir dengan mengikuti Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. (Baca: QS. Ali ‘Imran: 31)

10. Mencinta karena Allah, membenci karena Allah, loyal karena Allah dan memusuhi karena Allah. Dan konsekuensi dari hal ini adalah mencintai kaum Mukminin sekali pun mereka jauh dan membenci orang-orang kafir sekali pun mereka dekat.

11. Takut kepada Allah subhanahu wata’ala, Yang Maha Agung, mengamalkan wahyu-Nya, rela hidup berkekurangan serta bersiap diri menyambut hari kepergian (saat kematian). Inilah hakikat takwa.

12. Bersabar atas bencana yang menimpa, bersyukur di saat mendapatkan kesenangan, merasa selalu dalam pengawasan Allah subhanahu wata’ala dalam setiap kondisi serta berharap mendapatkan karunia dan pemberian-Nya.

13. Bertawakkal dengan baik kepada Allah subhanahu wata’ala. (Baca: QS. Al-Ma’idah: 23)

14. Menuntut ilmu yang bermanfa’at dan berusaha untuk menyebarkan dan mengajarkannya. (Baca: QS. Al-Mujadilah: 11; Ali ‘Imran: 187)

15. Mengagungkan al-Qur’an dengan mempelajari dan mengajarkannya, menjaga batasan-batasan dan hukum-hukumnya, mengetahui halal dan haramnya. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,
“Sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Al-Bukhari)

16. Berjihad di jalan Allah, murabathah di jalan-Nya, tegar menghadapi musuh dan tidak lari dari medan peperangan. Hal ini berdasar-kan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,
“Janganlah kamu mengangankan bertemu musuh, mintalah keselamatan kepada Allah; jika kamu bertemu mereka, maka bersabarlah dan ketahuilah bahwa surga berada di bawah kilatan pedang.” (Muttafaqun ‘alaih)

17. Menjaga lisan dari hal-hal yang diharamkan seperti berdusta, ghibah (menggunjing), namimah (mengadu-domba), mencaci, melaknat, berkata kotor dan musik. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam.” (Muttafaqun ‘alaih)

18. Menepati janji, menunaikan amanah, tidak berkhianat dan licik. (Baca: QS. Al-Ma’idah: 1; QS. Al-Baqarah: 283)

19. Tidak melakukan zina, minum khamer, membunuh jiwa yang diharamkan Allah subhanahu wata’ala kecuali dengan haq, berbuat zhalim, memakan harta orang lain secara batil, memakan riba dan memakan sesuatu yang secara syari’at bukan miliknya. (Baca: QS. Al-A’raf: 33)

20. Wara’ (menjaga kesucian diri) dalam hal makanan dan minuman serta menghindari sesuatu yang tidak halal darinya. (Baca: QS. Al-Maidah: 3)

21. Berbakti kepada kedua orangtua, menyambung tali rahim, mengunjungi teman-teman, bersabar atas tingkah polah mereka, mengupayakan berbuat baik, terhadap orang dekat atau pun jauh. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Barangsiapa yang memenuhi hajat saudaranya, niscaya Allah akan memenuhi hajatnya dan barangsiapa yang menghilangkan satu dari kesulitan-kesulitan di dunia yang dihadapi seorang mukmin, niscaya Allah akan menghilangkan satu dari kesulitan-kesulitan di hari Kiamat yang dihadapinya.” (Muttafaqun ‘alaih)

22. Menjenguk orang sakit, berziarah kubur, mengiringi jenazah, sebab hal itu dapat mengingatkan akhirat dan membuat zuhud dalam kehidupan di dunia.

23. Tidak memakai pakaian yang diharamkan seperti sutera, emas, tidak berpakaian melebihi mata kaki bagi laki-laki (Isbal) dan menggunakan bejana-bejana yang terbuat dari emas dan perak untuk makan dan minum.

24. Berhemat dalam nafkah, menjaga nikmat dan tidak berbuat mubazir. (Baca: QS. Al-Isra’: 26)

25. Tidak dengki, iri, memusuhi, saling membenci dan menjatuhkan kehor-matan kaum Muslimin dan Muslimah dengan tanpa haq.

26. Beramar ma’ruf nahi munkar, berdakwah mengajak orang kepada Allah subhanahu wata’ala dengan cara hikmah dan Mau’izhoh Hasanah.

27. Berlaku adil terhadap manusia, tolong-menolong dalam berbuat kebajikan dan takwa. (Baca: QS. Al-An’am: 152)

28. Berakhlak mulia seperti Tawadhu’ (rendah hati), kasih sayang, lemah lembut, malu, halus hati, menahan emosi, dermawan, tidak sombong, angkuh, dan sebagainya.

29. Menjalankan hak-hak anak-anak dan isteri secara penuh dan mengajarkan mereka masalah-masalah agama yang diperlukan.(Baca: QS. At-Tahrim: 06)

30. Memberi salam dan membalasnya, mendoakan orang yang bersin, memuliakan tamu dan tetangga, menutupi aib pelaku maksiat semampunya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Barangsiapa yang menutupi (aib) saudaranya sesama muslim, maka Allah akan menutupi (aibnya) pada hari Kiamat.” (Muttafaqun ‘alaih)

31. Zuhud di dunia, pendek angan-angan sebelum ajal menjemput.

32. Cemburu (sensitif) terhadap kehormatan, memicingkan mata dari hal-hal yang diharamkan

33. Menghindari hal yang sia-sia dan bermain-main serta melakukan perkara-perkara positif.

34. Mencintai shahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan ke-luarga beliau (pen), berlepas diri dari orang-orang yang membenci atau men-cela mereka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Barangsiapa yang mencela para shahabatku, maka atasnya laknat Allah, malaikat dan seluruh manusia.” (HR. Ath-Thabarani, dinilai Hasan oleh Syaikh Al-Albani)

35. Mendamaikan sesama manusia, menengahi beda pendapat di antara dua orang yang berselisih pendapat sehingga jurang perselisihan dan perpecahan tidak meluas

36. Tidak mendatangi dukun, ahli nujum, para tukang sihir, para peramal dan sebagainya

37. Wanita hendaknya patuh terhadap suaminya, menjaganya dalam harta, anak dan ranjangnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Bila seorang wanita menunaikan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dan mena’ati suaminya, maka akan dikatakan kepadanya, “Masuklah ke surga dari pintu mana saja yang kamu kehendaki.!” (HR. Ibnu Hibban, dinilai Shahih oleh Syaikh Al-Albani)

38. Tidak berbuat Bid’ah (mengada-ada) di dalam agama atau menyeru kepada kebatilan dan kesesatan.

39. Kaum wanita hendaknya tidak menyambung rambutnya dengan rambut lain (menyanggul atau rambut Wig), tidak mentato, mencukur alis, meratakan gigi dengan tujuan hanya untuk mempercantik diri.

40. Tidak mematai-matai kaum Muslimin dan mengungkap aurat serta menyakiti mereka.

Sumber: Az-Zâ’ir Al-Akhîr karya Khalid bin Abu Shalih (Abu Shofiyyah)