Ketahuilah bahwa dalam bab ini terdapat dalil yang banyak dari al-Kitab dan as-Sunnah, akan tetapi saya membatasinya dengan memberi isyarat pada beberapa kalimat, maka barangsiapa yang diberi taufik, dia akan bermawas diri darinya, dan barangsiapa yang tidak demikian, maka dia tidak akan takut, sekalipun dengan kitab yang berjilid-jilid.

Pokok pembahasannya adalah, dia menampakkan pada dirinya sesuatu yang kami sebutkan berupa nash-nash yang mengharamkan ghibah, kemudian dia memikirkan firman Allah Subhanahu waTa`ala,

مَّايَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلاَّ لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

“Tiada suatu ucapan pun yang diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (Qaaf: 18).

Dan firmanNya,

‏ إِذْ تَلَقَّوْنَهُ بِأَلْسِنَتِكُمْ وَتَقُولُونَ بِأَفْوَاهِكُم مَّالَيْسَ لَكُم بِهِ عِلْمٌ وَتَحْسَبُونَهُ هَيِّنًا وَهُوَ عِندَ اللهِ عَظِيمٌ

“Dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal di sisi Allah adalah besar.” (An-Nur: 15) dan apa yang telah kami sebutkan dalam hadits shahih,

إِنَّ الرَّجُلَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللهِ مَا يُلْقِي لَهَا بَالاً يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ

“Dan sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan kalimat (jelek) yang dimurkai Allah , dia sama sekali tidak memikirkannya dengan akalnya, namun menjerumuskannya ke dalam Neraka Jahanam”,
dan hadits-hadits yang semisalnya yang telah kami kemukakan dalam “Bab Menjaga Lisan dan Bab Ghibah. Dan termasuk hal tersebut adalah perkataan mereka, “Allah bersamaku, Allah melihatku.”

Dari al-Hasan al-Bashri rahimahullah bahwa seseorang berkata kepadanya, “Sesungguhnya kamu melakukan ghibah terhadapku”, maka dia menjawab, “Tidaklah derajatmu cukup pantas bagiku, bahwa aku menetapkanmu mendapatkan kebaikanku (dengan mengghibah-kanmu).”

Kami meriwayatkan dari Ibnu al-Mubarak rahimahullah , dia berkata, “Kalau seandainya aku melakukan ghibah terhadap seseorang, maka saya akan melakukan ghibah terhadap kedua orang tuaku, karena keduanya adalah yang paling berhak terhadap kebaikanku.”

Sumber : Ensiklopedia Dzikir Dan Do’a, Imam Nawawi, Pustaka Sahifa Jakarta. Disadur oleh Rifki Solehan