Allah Subhanahu waTa`ala berfirman,

وَلاَتَقْفُ مَالَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُوْلاَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولاً (36)

“Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggung-jawabannya.” (Al-Isra: 36).
Cttn : وَلاَ تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمًا “Janganlah kamu mengikuti sesuatu yang kamu tidak memiliki pengetahuan tentangnya,” bermakna, janganlah kamu mengikuti prasangka dan dugaan buruk sehingga pikiranmu, perkataanmu dan perbuatanmu didasari olehnya. كَانَ عَنْهُ مَسْؤُوْلاً “Akan diminta pertanggungjawabannya,” bermakna, dia akan ditanya (diminta pertanggungjawabannya) mengenai seluruh perkara ini pada Hari Kiamat.

(1095) Kami meriwayatkan dalam Shahih Muslim, Kitab al-Iman, Bab Ithlaqu Ism al-Kufr, 1/82, no. 67.dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

اِثْنَتَانِ فِي النَّاسِ هُمَا بِهِمْ كُفْرٌ: اَلطَّعْنُ فِي النَّسَبِ، وَالنِّيَاحَةُ عَلَى الْمَيِّتِ.

‘Ada dua perkara pada manusia yang mana apabila keduanya ada pada mereka, maka itu adalah kekufuran, yaitu mencela nasab dan meratapi mayit‘.”

Sumber : Ensiklopedia Dzikir Dan Do’a, Imam Nawawi, Pustaka Sahifa Jakarta. Disadur oleh Rifki Solehan El-Hawary.