Reporter: Tim SIWAKZ ALSOFWA

Bantuan yang kami terima (khususnya pakaian) dari para donatur dan kami bawa ke Aceh, kami bawa dengan berbagai jalur transportasi, ada yang menggunakan kapal laut (bersamaan dengan rombongan relawan), ada yang melalui pesawat komersial (tentu dengan biaya kargo yang tidak murah) dan juga jalur darat (pun dengan biaya yang lumayan mahal).

Alhamdulillah, amanah barang bantuan tersebut sudah sampai ke tangan pengungsi dari Lhokseumawe-Banda Aceh-Aceh Besar hingga Lamno (Aceh Jaya) dan Calang.

Akan tetapi, sekedar untuk diketahui, semoga tidak mengurangi keikhlasan kita semua, tim akan menunjukkan sedikit hal yang mungkin perlu diketahui oleh semua orang:

Tidak Semua Barang adalah Bagus

Ternyata dari semua barang yang dititipkan oleh para dermawan dari Pulau Jawa, tidak semuanya bagus atau minimal pantas pakai. Ada yang sudah bolong disana-sini, robek, dan bahkan ada yang sudah pantas kita sebut sebagai gombalan atau lap pel. Sehingga membuat relawan di NAD harus memilih dan memilah untuk diambil dan dimusnahkan. Tidak kurang dari 20an karung pakaian yang tim bawa dibakar. Waktu pembakarannya pun dari mulai sore hari hingga jam 04.00 menjelang shubuh. Sebab Tim demikian sibuk pada jam-jam pagi sampai siang hari.



{Gambar seorang relawan tengah membakar pakaian yang tidak pantas pakai, pukul 02.45WIB}

Lifstyle Yang Masya Allah

Dari pakaian yang kita berikan kepada pengungsi (tentu yang bagus dan sangat layak untuk dipakai walaupun oleh relawans ekalipun) pun ternyata tidak semuanya diterima. Banyak dari pakaian yang sudah kami rapikan dan kami bersikan dan kami berikan kepada mereka ternyata dibiarkan begitu saja, bahkan dibuat main-mainan, diinjak-injak, dan jadi arena mainan mereka bersama anak-anak. Akhirnya pun kami rapikan kembali dan bahkan sebagian relawan yang tidak punya baju, memanfaatkan baju yang sudah tidak didoyani oleh pengungsi, mengambil dan memakainya.




Gambar seorang relawan sedang merapikan pakaian yang sudah diacak-acak dan tidak diambil oleh pengungsi. Ia masih tengah merapikannya pada jam 23.00 dini hari.

Dari semua itu, merupakan tantangan bagi kami para relawan untuk mempertebal semangat dan keikhlasan dalam membantu para korban tsunami yang notabene mereka adalah muslim. Semoga Allah menerima amal kita semua. amiin.