أَفَتَطْمَعُونَ أَن يُؤْمِنُوا لَكُمْ وَقَدْ كَانَ فَرِيقٌ مِنْهُمْ يَسْمَعُونَ كَلاَمَ اللَّهِ ثُمَّ يُحَرِّفُونَهُ مِن بَعْدِ مَا عَقَلُوهُ وَهُمْ يَعْلَمُونَ {75} وَإِذَا لَقُوا الَّذِينَ ءَامَنُوا قَالُوا ءَامَنَّا وَإِذَا خَلاَ بَعْضُهُمْ إِلىَ بَعْضٍ قَالُوا أَتُحَدِّثُونَهُم بِمَا فَتَحَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ لِيُحَاجُّوكُم بِهِ عِندَ رَبِّكُمْ أَفَلاَ تَعْقِلُونَ {76} أَوَلاَ يَعْلَمُونَ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا يُسِرُّونَ وَمَا يُعْلِنُونَ {77} وَمِنْهُمْ أُمِّيُّونَ لاَ يَعْلَمُونَ الْكِتَابَ إِلآَّ أَمَانِيَّ وَإِنْ هُمْ إِلاَّ يَظُنُّونَ {78}

Artinya :“Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui?.[75]. Dan apabila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka berkata:”Kamipun telah beriman”, tetapi apabila mereka berada sesama mereka saja, lalu mereka berkata:”Apakah kamu menceritakan kepada mereka apa yang telah diterangkan Allah kepadamu, supaya dengan demikian mereka dapat mengalahkan hujjahmu di hadapan Rabb-mu; tidakkah kamu mengerti?”.[76]. Tidaklah mereka mengetahui bahwa Allah mengetahui segala yang mereka sembunyikan dan segala yang mereka nyatakan.[77]. Dan di antara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al-Kitab (Taurat), kecuali dongengan bohong belaka dan mereka hanya menduga-duga. [78]” {Q,.s.al-Baqarah:75-78}

Makna Ayat Secara Global

Allah Ta’ala mengingkari sikap kaum mukminin yang amat berambisi terhadap berimannya orang-orang Yahudi kepada Nabi dan dien mereka dan mengingatkan mereka akan sisi ketidakmungkinan terealisasinya hal itu mengingat orang-orang Yahudi tersebut, sejak dari nenek moyang hingga generasi setelah mereka sudah dikenal sebagai tukang curang dan tipu. Hal ini terlihat pada perbuatan mereka merubah ucapan dan menggantinya sebagai upaya pengaburan dan penyesatan sehingga tidak ada lagi sisi kebenaran yang ada padanya. Siapa saja yang sedemikian ini kondisinya, maka keterhindaran dirinya dari kemunafikan, dusta dan prilaku menyembunyikan kebenaran akan amat jauh sekali alias mustahil. Allah Ta’ala berfirman (artinya), “Dan apabila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka berkata:’Kamipun telah beriman’.” Padahal, apa yang mereka ucapkan ini adalah dusta, dan bila sebagian mereka berada sesama mereka, mereka mengingkari apa yang telah diucapkan mulut sebagian mereka kepada kaum Muslimin bahwa kenabian Rasulullah adalah benar dan bahwa diennya adalah benar. Mereka berkelit bahwa pengakuan seperti ini tentu akan menimbulkan protes kaum Muslimin terhadap mereka dan akan mematahkan hujjah mereka.
Subhanallah! Bagaimana bisa sedemikian rusak perasaan kaum Yahudi ini dan demikian buruk pemahaman mereka sehingga mengira bahwa apa yang mereka sembunyikan bisa juga disembunyikan terhadap Allah.

Maka, Allah Ta’ala berfirman ketika mengutuk sikap hina mereka ini (artinya), Tidaklah mereka mengetahui bahwa Allah mengetahui segala yang mereka sembunyikan dan segala yang mereka nyatakan.
Diantara kejahilan mereka terhadap kandungan Taurat dan ketidaktahuan mereka akan kebenaran, petunjuk dan nur yang ada di dalamnya, adalah sebagaimana yang diisyaratkan firman Allah (artinya), Dan di antara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al-Kitab (Taurat), kecuali dongengan bohong belaka dan mereka hanya menduga-duga.” Yakni kecuali hanya sekedar membaca saja sedangkan untuk mendalami makna-makna yang konsekuensinya dapat mengenalkan mereka kepada kebenaran, beriman dan mengikutinya, maka tidak satupun jatah mereka di situ (alias mereka tidak akan mungkin melakukannya-red.,). Apa yang mereka katakan dan ‘ngalor ngidul’-kan tidak lebih sekedar hipotesa dan dugaan dusta semata.

Makna Ayat Per-Penggalan

AYAT 75

Firman-Nya (artinya),

[Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu…]
Yakni, Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan membenarkanmu dan memenuhi panggilanmu.? [Zub]

[padahal segolongan dari mereka mendengar…]

[firman Allah…], Yakni kitab Taurat [Zub]

[lalu mereka mengubahya…] : {Di dalam ayat tersebut diungkapkan dengan kata Yuharrifûnahu (يحرفونه)-red,.}berasal dari kata Tahrîf, maksudnya menambah beberapa lafazh di dalam taurat, menguranginya atau menggantikan sesuatu darinya dengan yang lain sehingga sesuai dengan kemauan mereka. Diantara bentuk Tahrîf yang mereka lakukan adalah mendengarkan sesuatu dari taurat lantas hal yang halal di dalamnya mereka jadikan haram atau semisal itu. Pokoknya sesuai dengan hawanafsu mereka seperti mengubah sifat Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi Wa Sallam, menjatuhkan hukum hudud (ketentuan Allah yang telah ditetapkan sanksinya) dari para bangasawan mereka. [Zub]

[setelah mereka memahaminya sedang mereka mengetahui?] : Yakni setelah mereka memahaminya melalui akal mereka padahal mereka dalam kondisi mengetahui betul bahwa hal yang mereka lakukan itu adalah bentuk Tahrîf yang bertentangan dengan apa yang diperintahkan Allah agar menyampaikan syari’at-syari’atnya sebagaimana adanya. Karena itu, bagaimana mereka (kaum Muslimin) mengharapkan keislaman mereka sementara demikian kondisi mereka yang sebenarnya.?[Zub]

AYAT 76

Firman-Nya (artinya),
[Dan apabila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman…]: Yakni bahwa orang-orang Munafiqun dari kalangan Yahudi bila berjumpa dengan orang-orang yang beriman… [Zub]

[mereka berkata:”Kamipun telah beriman”, tetapi apabila mereka berada sesama mereka saja…] : Yakni bila orang-orang yang bukan kelompok munafiqin berada di tengah orang-orang Munafiqin, maka mereka akan berkata kepada mereka seraya menegur (sebagaimana ucapan mereka berikutnya dalam ayat ini-red.,) .[Zub]

[lalu mereka berkata:”Apakah kamu menceritakan kepada mereka apa yang telah diterangkan Allah kepadamu…] : Yakni bahwa Dia Ta’ala telah menjatuhkan putusan untuk mengazab mereka. Hal ini terjadi karena ada beberapa orang Yahudi yang telah masuk Islam, kemudian bersikap munafiq. Mereka ini kemudian menceritakan kepada orang-orang yang beriman dari kalangan ‘Arab perihal azab yang menimpa nenek-moyang mereka terdahulu. [Zub]

[supaya dengan demikian mereka dapat mengalahkan hujjahmu di hadapan Rabb-mu…] : dengan cara menunjukkan hujjah tersebut. Artinya, janganlah kamu menceritakan kepada mereka perihal azab yang telah Allah putuskan terjadi terhadap kamu sehingga nantinya hal itu menjadi hujjah bagi mereka terhadap kamu. [Zub]

[tidakkah kamu mengerti?”] : Bahaya yang akan terjadi terhadap kamu akibat menceritakan hal tersebut.? [Zub]

AYAT 77

Firman-Nya (artinya),
[Tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah mengetahui segala yang mereka sembunyikan dan segala yang mereka nyatakan] : dari urusan dan ucapan mereka, bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman. Demikian pula, (Allah mengetahui) kekufuran mereka terhadap Muhammad Shallallâhu ‘alaihi Wa Sallam dan pendustaan mereka terhadapnya bila mereka berada sesama mereka. [Zub]

AYAT 78

Firman-Nya (artinya),

[Dan di antara mereka ada yang buta huruf…] : Yakni dari kalangan orang-orang Yahudi ada sekolompok orang yang belum belajar menulis dan tidak bisa membaca tulisan. [Zub]

[tidak mengetahui Al-Kitab (Taurat), kecuali dongengan bohong belaka…] : berkenaan dengan kondisi mereka yang sudah diampuni karena amal-amal shalih yang mereka lakukan atau karena mereka memiliki para pendahulu yang shalih menurut keyakinan mereka.
(Terjemahan ‘dongeng-dongeng bohong belaka’ di dalam ayat diatas sesuai redaksi aslinya [arab] diungkapkan dengan kata Amâniy (أماني).red,.). Dalam hal ini, menurut sebuah riwayat maknanya adalah at-Tilâwah (التلاوة), yakni mereka tidak mengetahui apa-apa selain membaca saja tanpa memahami apa yang dibaca tersebut. [Zub]

[dan mereka hanya menduga-duga] : mereka menyengaja untuk menduga-duga hal yang mereka tidak mengetahui selain itu akibat taqlid buta yang biasa mereka lakukan. [Zub]

Petunjuk Ayat

Diantara petunjuk ayat diatas adalah:

  • Orang-orang Yahudi adalah manusia yang paling mustahil dapat menerima kebenaran dan tunduk terhadapnya.
  • Mengingkari kebenaran setelah mengetahuinya adalah sesuatu yang amat buruk sekali.
  • Belum tentu setiap orang yang dapat membaca al-Qur’an, pasti memahami semua maknanya apalagi mengetahui hikmah-hikmah dan rahasia-rahasianya di balik itu. Kondisi aktual mayoritas kaum Muslimin merupakan bukti akan statement ini. Orang-orang yang hafal al-Qur’an di tengah mereka adalah orang-orang yang tidak mengetahui makna-maknanya apalagi orang-orang selain mereka yang tidak hafal.

SUMBER:

– Tafsir Aysar at-Tafâsîr Li Kalâm al-‘Alîy al-Kabîr karya Syaikh. Abu Bakar al-Jazâ`iriy (disingkat: Ays)
– Kitab Zubdah at-Tafsîr Min Fath al-Qadîr karya DR.Muhammad Sulaiman ‘Abdullah al-Asyqar (disingkat: Zub)