(1224) Kami meriwayatkan dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim, dari Anas radiyallahu ‘anhu, dia berkata,

كَانَ أَكْثَرُ دُعَاءِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم : اللّهُمَّ آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

“Doa yang paling banyak diucapkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah, ‘Ya Allah, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari siksa api neraka’.”

Muslim menambahkan dalam riwayatnya, dia berkata,

وَكَانَ أَنَسٌ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَدْعُوَ بِدَعْوَةٍ، دَعَا بِهَا، فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَدْعُوَ بِدُعَاءٍ، دَعَا بِهَا فِيْهِ.

“Dan Anas apabila berkeinginan untuk berdoa dengan satu doa maka dia berdoa dengan doa tersebut, dan apabila dia berkeinginan untuk berdoa dengan banyak doa maka dia berdoa di dalamnya dengan doa tersebut.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab at-Tafsir, Bab al-Baqarah, (Rabbana Atina fi ad-Dunya Hasanah), 8/187, no. 4522; dan Muslim, Kitab adz-Dzikr, Bab Fadhlu Allahumma Atina fi ad-Dunya Hasanah, 4/2070, no. 2690.

(1225) Kami meriwayatkan dalam Shahih Muslim, Kitab adz-Dzikr, Bab at-Ta’awwudz Min Syarri Ma Amila, 4/2087, no. 2721.
dari Ibnu Mas’ud radiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

اللّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى.

“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu petunjuk, ketakwaan, terjaga (dari perbuatan yang merusak kehormatan) dan kekayaan.”

(1226) Kami meriwayatkan dalam Shahih Muslim, Kitab adz-Dzikr, Bab Fadhl at-Tahlil wa at-Tasbih, 4/2073, no. 2697.
dari Thariq bin Asyyam al-Asyja’i yang seorang sahabat radiyallahu ‘anhu, dia berkata,

كَانَ الرَّجُلُ إِذَا أَسْلَمَ عَلَّمَهُ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم الصَّلاَةَ ثُمَّ أَمَرَهُ أَنْ يَدْعُوَ بِهذِهِ الْكَلِمَاتِ: اللّهُمَّ اغْفِرْ لِي، وَارْحَمْنِي، وَاهْدِنِي، وَعَافِنِي، وَارْزُقْنِي.

“Dahulu apabila seseorang masuk Islam, maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkannya shalat kemudian memerintahkannya untuk berdoa dengan kalimat-kalimat ini, ‘Ya Allah, ampunilah aku, sayangilah aku, berilah aku petunjuk, afiatkanlah aku, dan berilah aku rizki‘.”

Dan dalam riwayat Muslim yang lain, dari Thariq, bahwasanya dia mendengar Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, ketika didatangi seorang laki-laki dan bertanya kepada beliau,

يَا رَسُوْلَ اللهِ، كَيْفَ أَقُوْلُ حِيْنَ أَسْأَلُ رَبِّيْ؟ قَالَ: قُلْ: اللّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ، وَارْحَمْنِيْ، وَعَافِنِيْ، وَارْزُقْنِيْ، فَإِنَّ هؤُلاَءِ تَجْمَعُ لَكَ دُنْيَاكَ وَآخِرَتَكَ.

“Wahai Rasulullah, bagaimana aku mengucapkan doa ketika meminta kepada Rabbku?” Beliau menjawab, “Ucapkanlah, ‘Ya Allah, ampunilah aku, sayangilah aku, afiatkanlah aku dan berilah aku rizki’; karena semua kalimat ini mencakupkan untukmu dunia dan akhiratmu.

(1227) Kami meriwayatkan di dalamnya, (Yaitu Shahih Muslim, Kitab al-Qadar, Bab Tashrifullah al-Qulub, 4/2045, no. 2654.) dari Abdullah bin Amr bin al-Ash radiyallahu ‘anhu , dia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

اللّهُمَّ يَا مُصَرِّفَ الْقُلُوْبِ، صَرِّفْ قُلُوْبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ.

‘Ya Allah Dzat yang membolak-balikkan hati, palingkanlah hati kami kepada ketaatan kepadaMu’.

(1228) Kami meriwayatkan dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim, dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda,

تَعَوَّذُوْا بِاللهِ مِنْ جَهْدِ الْبَلاَءِ، وَدَرَكِ الشَّقَاءِ، وَسُوْءِ الْقَضَاءِ، وَشَمَاتَةِ اْلأَعْدَاءِ.

“Berlindunglah kalian kepada Allah dari kerasnya musibah, turunnya kesengsaraan yang terus menerus, buruknya qadha`, dan kesenangan musuh (dengan musibah yang menimpa kalian).” Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab al-Qadar, Bab Man Ta’awwadza billah Min Daraki al-Bala`, 11/513, no. 6616; dan Muslim, Kitab adz-Dzikr, Bab at-Ta’awwudz Min Sui al-Qadha`, 4/2080, no. 2707.

Dan dalam riwayat lain dari Sufyan, bahwasanya dia berkata, “Dalam hadits terdapat tiga perkara, dan saya menambahkannya satu, namun saya tidak tahu yang mana.” Dan dalam riwayat yang lain, Sufyan berkata, “Saya ragu bahwa saya menambahkan salah satu di antaranya.”

(1229) Kami meriwayatkan dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim, dari Anas radiyallahu ‘anhu, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

اللّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْهَرَمِ وَالْبُخْلِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ.

‘Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari kelemahan, kemalasan, sifat pengecut, kepikunan, dan kebakhilan, dan aku berlindung kepadaMu dari azab kubur dan aku berlindung kepadaMu dari fitnah kehidupan dan kematian’.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab al-Jihad, Bab Ma Yata’awwadzu Min al-Jubni, 6/36, no. 2823; dan Muslim, Kitab adz-Dzikr, Bab at-Ta’awwudz Min al-Ajzi wa al-Kasali, 4/2079, no. 2706.

Dan dalam riwayat yang lain, (terdapat tambahan),

وَضَلْعِ الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ.

“…Dan dari belenggu hutang dan (kungkungan) kekuasaan orang lain.

Saya berkata, Kata ضَلْعُ الدِّيْنِbermakna banyak dan beratnya tanggungan hutang, sedangkan kata ‘الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ’ bermakna kehidupan dan kematian.”

(1230) Kami meriwayatkan dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim, dari Abdullah bin Amr bin al-Ash, dari Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhuma, bahwa dia berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam,

عَلِّمْنِي دُعَاءً أَدْعُوْ بِهِ فِي صَلاَتِي. قَالَ: قُلْ: اللّهُمَّ إِنِّيْ ظَلَمْتُ نَفْسِيْ ظُلْمًا كَثِيْرًا، وَلاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ، فَاغْفِرْ لِيْ مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ، وَارْحَمْنِيْ إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

“Ajarkanlah aku doa yang dapat aku ucapkan dalam shalatku.” Beliau bersabda, “Ucapkanlah, ‘Ya Allah sesungguhnya aku telah menganiaya diriku dengan kezhaliman yang banyak, dan tidak ada yang mengampuni dosa selain Engkau, maka ampunilah aku dengan pengampunan dari sisiMu, dan sayangilah aku, karena sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang’.”

Saya berkata, Doa ini diriwayatkan (dalam dua versi); كَثِيْرًا (banyak) dan كَبِيْرًا(besar), dan telah kami kemukakan penjelasannya dalam bab tentang dzikir-dzikir shalat, maka dianjurkan bagi seseorang yang berdoa untuk mengucapkannya secara bersamaan كَبِيْرًا .كَثِيْرً

Dan doa ini, walaupun disebutkan dalam shalat, maka dia baik, berharga dan shahih, dan dianjurkan diucapkan pada setiap tempat. Dan muncul dalam salah satu riwayat: “Dan di dalam rumahku.” Yaitu menurut riwayat Muslim no. 2705

(1231) Kami meriwayatkan dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim, dari Abu Musa al-Asy’ari radiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwasanya beliau pernah berdoa dengan doa ini,

اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ خَطِيْئَتِيْ، وَجَهْلِيْ، وَإِسْرَافِيْ فِي أَمْرِيْ، وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّيْ. اللّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ جَدِّيْ وَهَزْلِيْ، وَخَطَئِيْ وَعَمْدِيْ، وَكُلُّ ذلِكَ عِنْدِيْ، اللّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ مَا قَدَّمْتُ، وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ، وَمَا أَعْلَنْتُ، وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّيْ، أَنْتَ الْمُقَدِّمُ، وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ، وَأَنْتَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ.

“Ya Allah, ampunilah kesalahanku, kebodohanku, keberlebih-lebihan dalam perkaraku, dan apa yang Engkau lebih mengetahui daripadaku. Ya Allah, ampunilah diriku dalam kesungguhanku, kelalaianku, kesalahanku, kesengajaanku, dan semua itu adalah berasal dari sisiku. Ya Allah, ampunilah aku dari segala dosa yang telah aku lakukan dan yang belum aku lakukan, segala dosa yang aku sembunyikan dan yang aku tampakkan, dan dosa yang Engkau lebih mengetahui daripadaku, Engkaulah Yang Maha Mendahulukan dan Yang mengakhirkan, dan Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab ad-Da’awat, Bab Qauluhu Shallallahu ‘alaihi wasallam : Allahummaghfirli, 11/196, no. 6398, dan Muslim, Kitab adz-Dzikr, Bab at-Ta’awwudz Min Syarri Ma Amila, 4/2087, no. 2719.

(1232) Kami meriwayatkan dalam Shahih Muslim, dari Aisyah radhiyallahu ‘anha , bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda dalam doanya,

اللّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا عَمِلْتُ وَمِنْ شَرِّ مَا لَمْ أَعْمَلْ.

“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari kejahatan perbuatan yang telah aku kerjakan, dan (aku berlindung kepadamu) dari kejahatan perbuatan yang belum aku kerjakan.”

(1233) Kami meriwayatkan dalam Shahih Muslim, Kitab adz-Dzikr, Bab Aktsaru Ahl al-Jannah al-Fuqara`, 4/2097, no. 2739. dari Ibnu Umar radiyallahu ‘anhu, dia berkata,

كَانَ مِنْ دُعَاءِ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه و سلم : اللّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ، وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ، وَفَجْأَةِ نِقْمَتِكَ، وَجَمِيْعِ سَخَطِكَ.
“Di antara doa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah, ‘Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari hilangnya nikmatMu, berubahnya keafiatan (dari)Mu, dan pembalasanMu yang tiba-tiba serta dari segala murkaMu’.”

(1234) Kami meriwayatkan dalam Shahih Muslim, Kitab adz-Dzikr, Bab at-Ta’awwudz Min Syarri Ma Amila, 4/2088, no. 2722. dari Zaid bin Arqam radiyallahu ‘anhu, dia berkata, “Saya tidak mengucapkan kepada kalian kecuali sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah ucapkan, beliau pernah mengucapkan,

اللّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَالْهَرَمِ وَعَذَابِ الْقَبْرِ. اللّهُمَّ آتِ نَفْسِيْ تَقْوَاهَا، وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا، أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلاَهَا. اللّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لاَ يَنْفَعُ، وَمِنْ قَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ، وَمِنْ نَفْسٍ لاَ تَشْبَعُ، وَمِنْ دَعْوَةٍ لاَ يُسْتَجَابُ لَهَا.

‘Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari kelemahan, kemalasan, sikap pengecut, kebakhilan, kepikunan, dan azab kubur. Ya Allah, berikanlah diriku ketakwaannya dan sucikanlah ia, karena Engkaulah sebaik-baik yang menyucikannya, Engkaulah penolong dan yang memilikinya. Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu’, dari nafsu yang tidak pernah kenyang, dan dari doa yang tidak dikabulkan’.”

(1235) Kami meriwayatkan dalam Shahih Muslim, Ibid., 4/2090, no. 2725 dari Ali radiyallahu ‘anhu , dia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

قُلْ: اللّهُمَّ اهْدِنِيْ وَسَدِّدْنِيْ.

‘Katakanlah, ‘Ya Allah berilah aku petunjuk dan luruskan aku (Istiqamah dalam perbuatan dan benar dalam perkataan. Pent)’.”

Dan dalam riwayat lain dikatakan,

اللّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالسَّدَادَ.

“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu petunjuk dan kebenaran (sifat istiqamah).”

Sumber : Ensiklopedia Dzikir Dan Do’a, Imam Nawawi, Pustaka Sahifa Jakarta.