BAB ANJURAN MEMINTA DOA DARI ORANG-ORANG YANG MEMILIKI KEUTAMAAN WALAUPUN ORANG YANG MEMINTA DOA LEBIH UTAMA DARI ORANG YANG DIMINTAI DOANYA, DAN BAB BERDOA DI TEMPAT-TEMPAT YANG MULIA

Ketahuilah bahwa hadits-hadits mengenai ini sangat banyak untuk dihitung, dan ini telah disepakati.

(1275) Dan di antara dalil yang menunjukkannya yaitu hadits yang kami riwayatkan dalam kitab Abu Dawud dan at-Tirmidzi dari Umar bin al-Khaththab radiyallahu ‘anhu, dia berkata,

اِسْتَأْذَنْتُ النَّبِيَّ صلى الله عليه و سلم فِي الْعُمْرَةِ، فَأَذِنَ لِي وَقَالَ: لاَ تَنْسَنَا يَا أُخَيَّ مِنْ دُعَائِكَ. فَقَالَ كَلِمَةً مَا يَسُرُّنِي أَنَّ لِي بِهَا الدُّنْيَا.

“Saya meminta izin kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam untuk melaksanakan umrah, lalu beliau mengizinkanku, seraya bersabda, ‘Wahai saudaraku janganlah kamu melupakan kami dari doamu,’ maka Nabi mengucapkan kalimat yang mana aku tidak akan bahagia bila seluruh dunia yang menjadi milikku, ditukar dengannya.

Dalam riwayat lain disebutkan,

أَشْرِكْنَا يَا أُخَيَّ فِي دُعَائِكَ.

“Sertakanlah kami dalam doamu wahai saudaraku.

Dhaif: Telah dikemukakan selengkapnya beserta takhrijnya pada no. 646.

At-Tirmidzi berkata, “Hadits ini hasan shahih.” Dan telah kami sebutkan dalam Adzkar al-Musafir (dzikir-dzikir orang yang mengadakan perjalanan).

Sumber : Ensiklopedia Dzikir Dan Do’a, Imam Nawawi, Pustaka Sahifa Jakarta.