Ummahatul Mukminin adalah istri-istri Rasulullah saw mereka disebut Ummahatul Mukminin karena Allah Ta’ala menamakan demikian dalam firmanNya, “Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri dan istri-istrinya adalah ibu-ibu mereka.” (Al-Ahzab: 6).

Di antara prinsip akidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah bahwa mereka menyintai dan menghormati mereka, meyakni bahwa mereka adalah wanita-wanita terbaik yang dipilih oleh Allah untuk Rasulullah saw, mereka adalah istri-istri beliau di dunia dan di akhirat, dan bahwa tidak seorang pun dari kaum mukminin yang boleh menikahinya setelah Rasulullah saw wafat, karena mereka adalah ibu bagi orang-orang mukmin.

Allah Ta’ala berfirman, “Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak (pula) mengawini istri-istrinya selama-lamanya sesudah ia wafat.” (Al-Ahzab: 53).

Istri-istri Rasulullah saw termasuk Ahli Bait (keluarga) Rasulullah saw, Allah Ta’ala berfirman, “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai Ahlul Bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (Al-Ahzab: 33).

Nabi saw berbeda dari umatnya dalam hal dibolehkannya beliau menikah dengan lebih dari empat karena tujuan-tujuan yang bukan di sini tempat penjelasannya, beliau menikah dengan tiga belas istri, dua di antaranya beliau belum berumah tangga dengan mereka, dua lagi wafat mendahului Nabi saw yaitu Khadijah dan Ummul Masakin Zaenab binti Khuzaemah.

Nama-nama Istri Rasulullah saw

1- Khadijah binti Khuwailid. Istri pertama Rasulullah saw, beliau menikahinya dalam usia dua puluh lima tahun sedangkan dia berusia empat puluh tahun, selama Khadijah hidup Nabi saw tidak menikah dengan yang lain, darinya Rasulullah saw mempunyai anak-anak, laki-laki dan perempuan. Anak-anak beliau yang laki-laki semuanya wafat saat mereka masih kecil, sedangkan anak-anak beliau yang perempuan hidup sampai dewasa, mereka adalah Zaenab, Ruqayyah, Ummu Kultsum dan Fatimah.

Zaenab menikah dengan sepupunya Abu al-Ash bin ar-Rabi’, Ruqayyah dan Ummu Kultsum menikah dengan Usman bin Affan setelah yang pertama wafat, dan Fatimah menikah dengan Ali bin Abu Thalib yang dari pernikahan ini lahir al-Hasan, al-Husain, Zaenab dan Ummu Kultsum.

Keutamaan-keutamaan Khadijah merupakan sesuatu yang masyhur, dia adalah wanita pertama yang beriman kepada suaminya, mendukung dan membantu suaminya di awal-awal dakwah dengan segala raga, jiwa dan harta. Nabi saw tidak pernah melupakannya sekalipun dia sudah bertahun-tahun mendahului, beliau bersabda, “Dia dulu begini dan begini dan aku mempunyai anak darinya.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari.

2- Saudah binti Zam’ah, Nabi saw menikahinya setelah Khadijah wafat di bulan Syawal tahun sepuluh dari kenabian, Saudah adalah janda wafat dari sepupunya yang bernama as-Sakran bin Amru.

3- Aisyah binti ash-Shiddiq, Abu Bakar, Nabi saw menikahinya di bulan Syawal tahun sebelas setelah kenabian, setahun setelah beliau menikah dengan Saudah, saat itu Aisyah berumur enam tahun, namun beliau baru berumah tangga dengannya saat dia berusia sembilan tahun di bulan Syawal tujuh bulan setelah hijrah. Aisyah adalah satu-satunya istri Nabi saw yang masih gadis. Nabi saw paling menyintainya, wanita paling fakih dan paling alim di bidang agama secara mutlak. Keutamaan-keutamaannya sangat banyak, Nabi saw bersabda, “Keutamaan Aisyah adalah seperti keunggulan tsarid di atas seluruh makanan.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim.

4- Hafshah binti Umar bin al-Khatthab, janda wafat Khunais bin Hudzafah as-Sahmi yang wafat di antara Badar dan Uhud, Nabi saw menikahinya tahun tiga hijriyah.

5- Zaenab binti Khuzaemah, dari Bani Hilal bin Amir, dikenal dengan Ummul Masakin (ibu orang-orang miskin), karena perhatiannya yang besar kepada mereka, janda wafat Abdullah bin Jahsy yang gugur di Uhud, Nabi saw menikahinya tahun empat hijriyah, namun dua atau tiga bulan setelahnya Zaenab wafat mendahului Rasulullah saw.

6- Ummu Salamah Hindun binti Abu Umayyah, janda wafat Abu Salamah yang wafat tahun empat hijriyah di bulan Jumadil Akhirah, Nabi saw menikahinya di bulan Syawal di tahun yang sama.

7- Zaenab binti Jahsy binti Ri`ab, dari Bani Asad bin Khuzaemah, Zaenab ini adalah sepupu Rasulullah saw yang sebelumnya bersuamikan Zaid bin Haritsah, lalu Zaid mentalaknya dan Nabi saw menikahinya di bulan Dzul Qa’dah tahun lima hijriyah.

8- Juwairiyah binti Harits, pemuka Bani Mushthaliq dari Khuza’ah. Juwairiyah termasuk tawanan kaum muslimin dan dia merupakan saham Tsabit dan Qais, lalu dia berakad mukatabah dengan Tsabit untuk menebus dirinya, Nabi saw menebusnya dan menikahinya di Sya’ban tahun enam hijriyah.

9- Ummu Habibah Ramlah binti Abu Sufyan, suami sebelum Nabi saw adalah Ubaidullah bin Jahsy, berhijrah ke Habasyah bersama suaminya, namun suaminya murtad dan wafat di sana di atas agama barunya, dan Ummu Habibah sendiri tetap memegang Islamnya, manakala Nabi saw mengirimkan Amru bin Umayyah adh-Dhamari kepada an-najasyi di Muharram tahun tujuh hijriyah, beliau menitipkan lamaran untuk Ummu Habibah dan beliau menikahinya, kemudian Amru mengirimkannya kepada Nabi saw bersama Syarahbil bin Hasanah.

10- Shafiyyah binti Huyay bin Akhthab, wanita Bani Israil, tawanan perang Khaibar, Rasulullah saw memerdekakannya dan menikahinya setelah Khaibar takluk di tahun tujuh hijriyah.

11- Maemunah binti Harits, Nabi saw menikahinya di Dzul Qa’dah tahun tujuh di Umrah Qadha` setelah menyelesaikan ihramnya menurut pendapat yang shahih.

Mereka inilah wanita-wanita yang berumah tangga dengan Rasulullah saw, dua di antara mereka wafat mendahului Nabi saw, yaitu Khadijah dan Zaenab Ummul Masakin. Sembilan sisanya Rasulullah saw wafat meninggalkan mereka. Wallahu a’lam.

Ar-Rahiq al-Makhtum, Syaikh al-Mubarakfuri.