Mujahidin Chechnya berjanji akan melanjutkan jihad melawan pasukan Rusia sekalipun pemimpin mereka yang merupakan orang paling ditakuti Rusia, Shamel Basayev telah gugur –semoga Allah menerimanya sebagai syahid-.

Juru bicara kelompok ‘separatis Chechnya’ di luar negeri, Moalidi Odogov menegaskan, jihad melawan Rusia akan terus berlanjut pasca gugurnya Basayev.

Dalam sebuah surat yang dipublikasikan di situs milik Mujahidin Chechnya, Odogov mengatakan, “Akan ada generasi baru kaum Muslimin yang sama sekali tidak akan pernah bosan untuk berjihad dan mengenali betul siapa musuh mereka yang menempati posisi para pendahulu mereka yang telah gugur. Jihad akan terus berlanjut.!”

Dalam pada itu, utusan Chechnya untuk Inggeris, Ahmad Zakayev menegaskan, gugurnya Basayev sama sekali tidak akan merubah kondisi di Chechnya dn tidak akan memiliki peran dalam memantapkan perdamaian abadi di republik ini. Ia menyiratkan perlunya melakukan perundingan dengan pihak Moscow sebagaimana yang dulu pernah diserukan pemimpin Chechnya yang telah gugur –semoga Allah menerimanya sebagai syahid juga-, Ashlan Maschadov.

Zakayev yang juga menjabat sebagai menteri luar negeri Mujahidin Chechnya bertekad akan menyampaikan nota perdamaian di Chechnya seiring dengan akan digelarnya KTT Kelompok Delapan yang akan disambut Rusia sebagai tuan rumah minggu yang akan datang.

Mujahidin Chechnya menegaskan sebab sebenarnya mengenai gugurnya Basayev seraya membantah cerita versi pemerintah Rusia. Mereka mengatakan, “Ia (Basayev) meninggal dunia bersama tiga orang rekannya dalam sebuah ledakan di mobil pengangkut bahan peledak.”

Beberapa waktu lalu, pemerintah Rusia mengklaim, Basayev dan beberapa rekannya terbunuh dalam sebuah operasi khusus yang digelar pasukan keamanan Rusia. Pihak Moscow menyiratkan, Basayev tengah mempersiapkan penyerangan ke wilayah selatan Rusia seiring dengan digelarnya KTT Kelompok Delapan yang akan dihadiri para pemimpin dunia pada awal minggu depan. (istod/AS)