Riya adalah melakukan amal shalih dengan tendensi pandangan manusia agar mereka menyanjungnya. Riya adalah penyakit hati yang bisa menimpa siapa pun termasuk orang-orang shalih. Bahaya penyakit ini terlihat dari:

Pertama, lebih berbahaya bagi kaum muslimin daripada fitnah al-Masih ad-Dajjal, Rasulullah saw bersabda, “Maukah kalian aku kabari sesuatu yang lebih aku khawatirkan atas kalian daripada al-Masih ad-Dajjal?” Nabi saw melanjutkan, “Syirik yang samar, seseorang berdiri shalat, dia membaguskan shalatnya karena ada orang yang melihatnya.” Diriwayatkan oleh Ibnu Majah no. 4204, dihasankan oleh al-Albani dalam Shahih Sunan Ibnu Majah 2/410.

Kedua, lebih merusak daripada serigala di antara domba, Nabi saw bersabda, “Dua serigala lapar yang dilepas di antara domba tidak lebih merusak daripada ambisi seseorang terhadap harta dan kehormatan bagi agamanya.” Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi no. 2376, dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahih Sunan at-Tirmidzi 2/280.

Sebuah perumpaan dari Rasulullah saw yang menjelaskan bahwa agama akan rusak oleh ambisi terhadap harta, karena ia membuat sibuk dari beribadah kepada Allah, dan agama juga rusak karena keinginan untuk dihormati dengan menggadaikan agama, hal itu manakala tujuannya adalah sanjungan orang.

Ketiga, membatalkan keberkahan amal baik dan menggugurkannya, sebagaimana firman Allah Ta’ala, “Seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah ia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” (Al-Baqarah: 264).

Amal shalih, dalam hal ini adalah sedekah, seperti debu yang menempel di sebuah batu, lalu riya turun yang dalam hal ini diumpamakan sebagai hujan dan menyapu bersih sehingga tidak berbekas apa pun.

Nabi saw bersabda, “Aku adalah sekutu yang Maha Cukup, barangsiapa melakukan suatu amal di mana dia mempersekutukanKu dengan selainKu padanya maka Aku meninggalkannya dan sekutunya.” Diriwayatkan oleh Muslim no. 2985.

Keempat, mengundang siksa akhirat, orang pertama yang dibakar api neraka adalah orang yang membaca al-Qur`an, mujahid dan orang yang bersedekah, namun agar dikatakan bahwa dia adalah qari`, dia adalah pemberani dan dia dermawan, amal mereka tidak ikhlas karena Allah. Hal itu sebagaimana yang tersebut dalam hadits Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan Ibnu Hibban dan dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahih at-Targhib wat Tarhib no. 22.

Kelima, menyebabkan kegagalan meraih pahala akhirat, mewariskan kehinaan, kerendahan dan kekalahan. Nabi saw bersabda, “Sampaikan berita gembira kepada umat ini bahwa mereka akan mendapatkan kemuliaan, agama dan kejayaan serta kekuasaan di muka bumi. Barangsiapa di antara mereka yang melakukan amal akhirat demi dunia maka di akhirat dia tidak memperoleh bagian apa pun.” Diriwayatkan oleh Ahmad, Ibnu Hibban, al-Hakim dan dia menshahihkannya. Dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahih at-Targhib wat Tarhib no. 23.

Keenam, riya menyebabkan kekalahan umat, Rasulullah saw bersabda, “Umat ini diberi kemenangan karena orang-orang lemah di antara mereka, dengan doa mereka, shalat mereka dan keikhlasan mereka.” Diriwayatkan oleh an-Nasa`i no. 3178. Wallahu a’lam.