Kedua, pengaruh Rasulullah terhadap makhluk hidup

Saat Ali bin Abu Thalib sakit mata, beliau meludahi keduanya dan berdoa, seketika itu juga sembuh seolah-olah tidak pernah sakit.

Saat kaki Abdullah bin Atik patah, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengusapnya dan ia pun pulih saat itu juga seolah-olah tidak pernah patah.

Saat Salamah bin al-Akwa’ terluka pada kakinya di perang Khaibar, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam meniupnya tiga kali dan setelahnya Salamah tidak pernah merasakan sakit.

Saat salah satu mata Qatadah bin an-Nu’man keluar dari tempatnya sampai melorot di pipinya akibat pukulan musuh di wajahnya pada perang Uhud, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengembalikannya ke tempatnya dan sembuh seketika itu juga.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengusir jin dari tubuh manusia dengan sekali perintah, saat Usman bin Abu al-Ash dimasuki jin, beliau menepuk dadanya tiga kali dan meludah di mulut sambil bersabda, “Keluarlah wahai musuh Allah.” Maka ia pun keluar dan setelah itu Usman tidak pernah diganggu lagi oleh jin.

Seekor unta mendekati Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam lalu ia merunduk sebagai ungkapan sujud kepada beliau, maka para sahabat berkata, “Rasulullah, hewan dan tumbuhan sujud kepadamu, semestinya kamilah yang lebih berhak untuk sujud kepadamu.” Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sembahlah Rabb kalian, muliakanlah saudara kalian, kalau aku memerintahkan seseorang untuk sujud kepada seseorang tentulah aku perintahkan istri bersujud kepada suaminya.”

Ketiga, pengaruh Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam terhadap benda mati

Pengaruh beliau terhadap pohon

Saat beliau dalam perjalanan, seorang Arab pedalaman bertemu dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, maka beliau mengajaknya masuk Islam, laki-laki itu berkata, “Siapa yang bersaksi untukmu atas apa yang kamu katakan?” Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Pohon Salamah ini.” Maka Nabi shallallau ‘alaihi wasallam memanggil pohon tersebut, pohon itu tumbuh di pinggir lembah, maka ia bergeser membelah tanah sehingga ia berdiri di depan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, maka pohon tersebut memberikan kesaksiannya tiga kali bahwa perkaranya sebagaimana yang beliau katakan, kemudian ia kembali ke tempatnya semula.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam hendak buang hajat saat dalam perjalanan, beliau tidak memiliki kain penutup, maka beliau memegang ranting pohon dan bersabda, “Tunduklah kepadaku dengan izin Allah.” Maka pohon itu tunduk kepada beliau layaknya kerbau dicocok hidungnya, beliau melakukan hal yang sama ke pohon kedua, kemudian beliau memerintahkan keduanya agar merapat maka keduanya merapat, sehabis buang hajat, kedua pohon itu terpisah dan kembali ke tempat masing-masing.

Pengaruh beliau terhadap buah-buahan

Seorang laki-laki datang kepada Nabi shallahu ‘alaihi wasallam, dia berkata, “Apa buktinya bahwa kamu adalah seorang nabi?” Beliau menjawab, “Bila aku memanggil jenjang kurma yang ada di pucuk pohon itu, apakah kamu mengakui diriku adalah utusan Allah?” Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memanggilnya jenjang itu pun turun menghampiri, kemudian beliau bersabda kepadanya, “Kembalilah.” Maka ia pun kembali dan laki-laki itu masuk Islam.

Pengaruh beliau terhadap kayu

Sebelum Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memiliki minbar, beliau berkhutbah di atas pangkal pohon kurma, setelah mimbar dibuat dan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pindah kepadanya, maka pangkal pohon kurma itu menangis seperti anak kecil, sedih ia ditinggalkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menghampirinya dan memeluknya serta mengusapnya sehingga ia pun diam dan tenang.

Dari Aqidah al-Muslim, Dr Said bin Ali bin Wahf al-Qahthani.