Pada tahun 1973 M, kapal Inggris melakukan penelitian di tengah laut selama tiga tahun dan mereka mendirikan pelabuhan-pelabuhan di laut. Penelitian modern menemukan bahwa laut walaupun tampak satu jenis, namun terdapat banyak perbedaan besar diantara airnya. Pada daerah-daerah yang bertemu padanya dua jenis laut yang berbeda akan ditemukan sekat antara keduanya. Sekat ini memisahkan kedua laut itu, dimana masing-masing laut memiliki suhu panas, kadar garam, dan kepadatan tersendiri. Penemuan ini sama seperti yang telah diberitakan oleh Allah dalam ayat berikut ini. Allah ta’ala berfirman,
مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ يَلْتَقِيَان . بَيْنَهُمَا بَرْزَخٌ لا يَبْغِيَانِ
“Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing”. (Ar-Rahman: 19-20)
Dan juga firman-Nya,
وَهُوَ الَّذِي مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ هَذَا عَذْبٌ فُرَاتٌ وَهَذَا مِلْحٌ أُجَاجٌ وَجَعَلَ بَيْنَهُمَا بَرْزَخاً وَحِجْراً مَحْجُوراً
”Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (al-Furqan: 53)