Beberapa nukilan

Al-Qurthubi berkata tentang firman Allah Taala, “Maka Kami memperingatkanmu dengan neraka yang menyala-nyala…” (Al-Lail: 14-16), ‘Berpaling’ Yakni dari iman. Qatadah berkata, ‘Mendustakan kitab Allah dan berpaling dari ketaatan kepadaNya.’ Al-Farra` berkata, ‘Dia tidak mendustakan dengan penolakan yang jelas akan tetapi dia melalaikan ketaatan yang diperintahkan kepadanya maka dia menjadikannya pendustaan.”

Ibnu Taimiyah berkata, Allah Taala berfirman, “Maka siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan berpaling daripadanya?… (Al-An’am: 157). Beliau berkata, “Allah menyebutkan bahwa Dia membalas orang-orang yang berpaling dari ayat-ayatNya secara mutlak baik dia mendustakan atau tidak dengan azab yang buruk karena mereka berpaling. Hal ini menjelaskan bahwa siapapun yang tidak mengakui apa yang dibawa oleh rasul adalah kafir bahwa dia meyakini kedustaannya atau menyombongkan diri sehingga menolak beriman kepadanya atau berpaling darinya karena mengikuti hawa nafsunya atau meragukan apa yang dibawa olehnya, setiap orang yang mendustakan apa yang dia bawa adalah kafir dan orang yang tidak mendustakannya bisa jadi kafir jika dia tidak beriman kepadanya.”

Ibnul Qayyim mendefinisikan kufur berpaling dengan menyebutkan contohnya, beliau berkata, “Adapun kufur berpaling maka ia berarti dia berpaling dari rasul dengan hati dan pendengarannya, tidak membenarkannya dan tidak mendustakannya, tidak memusuhinya dan tidak berkawan dengannya, tidak menyimak kepada apa yang dia bawa sama sekali sebagaimana salah seorang dari Bani Abd Yalail berkata kepada Nabi saw, ‘Demi Allah aku berkata satu kata kepadamu, jika kamu benar maka kamu lebih mulia di mataku daripada aku membantahmu, jika kamu berdusta maka kamu lebih hina daripada sekedar aku berbicara kepadamu.”

Ibnul Qayyim berkata di tempat lain dalam konteks menjelaskan macam-macam kufur, “Kufur berpaling murni adalah dia tidak melihat apa yang dibawa oleh rasul, tidak menyintainya tidak membencinya, tidak memusuhinya tidak berkawan dengannya, dia berpaling dengan tidak mengikuti dan tidak memusuhi.”

Ibnu Katsir berkata tentang tafsir firman Allah, “Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang telah diberi bagian yaitu al-Kitab (Taurat), mereka diseru kepada kitab Allah supaya kitab itu menetapkan hukum di antara mereka, kemudian sebagian dari mereka berpaling, dan mereka selalu membelakangi (kebenaran).” (Ali Imran: 23).

Beliau berkata, “Allah Taala mengingkari orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani yang mengaku berpegang teguh kepada kitab mereka yaitu Taurat dan Injil yang ada di tangan mereka, akan tetapi ketika mereka diseru kepada berhukum kepada keduanya di mana keduanya mengajak mereka menaati perintah Allah Taala kepada mereka agar mereka mengikuti Muhammad saw mereka berpaling dan tidak mengindahkan keduanya. Ini merupakan celaan berat kepada mereka dan menyifati mereka dengan penyelisihan dan pengingkaran.”

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab menyebutkan berpaling di antara perkara-perkara yang membatalkan Islam, dia berkata, “Berpaling dari agama Allah tidak mempelajarinya dan tidak mengamalkannya, dalilnya adalah firman Allah Taala, “Dan siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, kemudian ia berpaling darinya? Sesungguhnya Kami akan memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosa.” (As-Sajdah: 22).” Wallahu a’lam.

Dari Nawaqidhul Iman al-Qauliyah wal Fi’liyah, Dr Abdul Aziz bin Muhammad bin Abdul Lathif.