Kedutaan Amerika Serikat menolak sejumlah laporan yang menguatkan keterlibatan negaranya dalam menyuplai aktifitas terselubung yang bertujuan merubah keyakinan para pelajar Muslim Uganda dan memaksa mereka untuk memeluk Kristen.!

Seorang wanita, pegawai urusan hubungan masyarakat di kedubes AS, di ibukota Uganda, Kampala, Ellysen Grander mengklaim, kedutaan Amerika di Uganda hanya memberikan bantuan kepada orang-orang yang membutuhkan saja. Kedutaan memang membantu para pelajar miskin yang tidak mampu membayar iuran sekolah mereka dengan tanpa memandang agama yang mereka anut.

Seperti yang dilansir situs ‘Monitor Online,’ Grander mengatakan, “Kami tidak memberikan beasiswa dan bantuan berdasarkan latar belakang agama sebab ini bertentangan dengan konstitusi kami. Sekalipun pada awalnya sulit memisahkan antara urusan negara dan gereja di Amerika Serikat, namun pemisahan ini sudah menjadi realitas akibat adanya beragam afiliasi keagamaan. Dan kami di Amerika menghormati setiap agama. Islam dianggap sebagai salah satu agama yang sangat cepat berkembang di Amerika.”

Pegawai pemerintah AS itu mengakui, jumlah kaum Muslimin di AS kini berkisar antara 6-8 juta jiwa.!

Sebelumnya, sejumlah sumber media massa terkemuka berhasil mengungkap upaya kedutaan AS di Uganda untuk memanfaatkan iming-iming harta kepada para pelajar Muslim guna meraih simpati mereka, untuk selanjutnya memurtadkan mereka dari agama Islam dan memeluk Kristen.

Seorang wartawan Muslim Uganda mengatakan, memang ada upaya-upaya Amerika yang demikian getol untuk bernegosiasi dengan para pelajar Muslim melalui pemberian beasiswa studi ke AS asalkan mereka mau keluar dari agama Islam.!? (ismo/AS)