Pada masa jahiliyah terjadi perang panjang selama empat puluh tahun antara suku Abs dan Dzubyan, perang berkepanjangan ini menghancurkan harta dan nyawa dalam jumlah besar. Perang berhenti ketika ada dua orang Harim bin Sinan dan al-Harits bin Auf mendiamkan kedua suku dengan cara memikul beban kerugian perang, keduanya bersedia membayar diyat korban yang terbunuh dalam perang tersebut.
Zuhair mengagumi apa yang dilakukan oleh dua orang ini maka dia mengucapkan bait-bait syair memuji keduanya memperingatkan manusia dari perang dan akibat buruknya. Di antara bait-bait tersebut tersisip kata-kata hikmah yang mengisyaratkan pengalaman hidup Zuhair.

Zuhair berkata,

سئمت تكاليف الحياة ومن يعش
ثمانين حولا لا أبالك يسأم

وأعلم ما فى اليوم والأمس قبله
ولكنني عن علم ما في غد عم

ومن هاب أسباب المنايا ينلنه
ولونال أسباب السماء بسلم

ومن يجعل المعروف فى غير أهله
يعد حمده ذما عليه ويندم

ومهما تكن عند امرئ من خليقة
ولو خالها تخفى على الناس تعلم

لأن لسان المرء مفتاح قلبه
إذا هو أبدى ما يقول من الفم

لسان الفتى نصف ونصف فؤاده
فلم يبق إلا صورة اللحم والدم

Aku jenuh dengan beban-beban hidup dan barangsiapa hidup
Selama delapan puluh tahun –tidak ada bapak untukmu- pasti jenuh

Aku mengetahui apa yang terjadi di hari ini dan kemarin
Akan tetapi aku tidak mengetahui apa yang terjadi esok

Barangsiapa takut kepada sebab-sebab kematian niscaya ia mendapatkannya
Walaupun dia meraih sebab-sebab langit dengan tangga

Barangsiapa meletakkan kebaikan tidak pada tempatnya
Maka pujian untuknya berbalik menjadi celaan dan dia menyesal

Apapun tabiat yang dimiliki seseorang
Walaupun dia mengiranya samar bagi manusia, ia diketahui

Karena lidah seseorang adalah kunci hatinya
Jika dia menampakkan apa yang dikatakan dari mulut

Lidah seseorang adalah separuh dan separuhnya lagi adalah hatinya
Selain itu hanyalah bentuk tulang dan daging

Sekilas tentang penyair :
Dia adalah Zuhair bin Abu Sulma, dari Muzainah dari Mudhar, salah seorang penyair besar Arab di masa jahiliyah, salah seorang penyair pemilik Muallaqat –kumpulan syair-syair nomor wahid di masa jahiliyah-. Syair-syair Zuhair dikenal dengan al-Hauliyat sebab dia menata, menyusunnya dan mengeluarkannya setelah melewati setahun. Zuhair berumur panjang dan wafat sebelum diutusnya Nabi saw. Dua putra Zuhair Kaab dan Bujair masuk Islam dan bertemu dengan Nabi saw.

Kandungan bait-bait :
Meskipun Zuhair hidup di masa jahiliyah akan tetapi dia tetap mampu melahirkan kata-kata bijak, hal itu karena pengalaman dan tempaan hidup dijalaninya.
Beberapa hikmahnya terbaca dari bait-baitnya di atas:
1. Keterbatasan ilmu manusia yang tidak mampu menembus hari esok. Ayat al-Qur`an berkata,

وما تدرى نفس ماذا تكسب غـدا .

“Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok.” (Luqman: 34).
2. Tidak ada tempat berlari dari kematian. Ayat al-Qur`an berkata,

أينما تكونوا يدرككم الموت ولو كنتم فى بروج مشيدة .

“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (An-Nisa`: 78).
3. Meletakkan kebaikan pada tempatnya karena jika tidak maka akan seperti pepatah, “Menolong anjing terjepit.”
4. Tidak ada yang mampu menyembunyikan tabiatnya secara terus menerus lebih-lebih jika mulut telah berbicara maka tidak ada lagi rahasia.
5. Hati dan lidah menurut Zuhair adalah ukuran seseorang selain itu hanyalah tongkrongan tubuh yang terdiri dari darah dan daging.

(Al-Adab al-Arabi wa Tarikhuhu lis Sanah ula Tsanawiyah).