cINTA bAGINDA RASULULLAH SAWAlhamdulilah, Alloh telah mengaruniakan kepada kita seorang nabi dan Rosul Muhammad shallallohu ‘alaihi wasallam sebagai rahmat bagi alam semesta.

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ

Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. Demikianlah Alloh berfirman dalam al Qur’an Surat al Anbiya ayat 107. Beliau adalah seorang nabi yang sangat kasih sayang.

Pembaca yang budiman…

Bila anda ditanya, “cintakah anda kepada beliau?“ tentu saja, inilah jawaban yang nampaknya akan anda sampaikan. Namun, Benarkah kecintaan anda kepadanya?. inilah pertanyaan yang mudah-mudahan akan terjawab melalui tulisan ini.

Pembaca yang budiman…

Benar tidaknya cinta seseorang kepada nabi shallallohu ‘alaihi wasallam memiliki tanda-tandanya. Apa tandanya ? berikut kami sebutkan 6 di antaranya.

Pertama, mengikuti Sunnah dan berpegang teguh dengan petunjuknya.

Alloh ta’ala berfirman, yang artinya,

Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(Qs. Ali Imron : 31)

Al Hafizh ibnu Katsir rahimahullah tatkala menafsirkan ayat ini mengatakan,ayat yang mulia ini merupakan pemutus bagi orang yang mengklaim cinta kepada Alloh sedang ia berada di luar jalan Muhammad shallallohu ‘alaihi wasallam, maka sesungguhnya ia seorang pendusta dalam pengklaimannya tersebut hingga mengikuti syariat Muhammad shallallohu ‘alaihi wasallam dan agamanya pada semua perkataan, perbuatan, dan kondisinya. Hal ini seperti telah disebutkan dalam hadis Shohih, bahwa Rosululloh shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa melakukan suatu amalan yang tidak ada perintah kami, maka tertolak”. Oleh karena itu, Alloh ta’ala berfirman, yang artinya, “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku. “(Tafsir al-Qur’an al ‘Azhim, Ibnu Katsir)

Kedua, Banyak menyebutnya dan Senang Melihatnya.

مِنْ أَشَدِّ أُمَّتِي لِي حُبًّا نَاسٌ يَكُونُونَ بَعْدِي يَوَدُّ أَحَدُهُمْ لَوْ رَآنِي بِأَهْلِهِ وَمَالِه

“Yang paling cinta kepadaku di antara umatku adalah orang-orang yang hidup sesudahku, di mana salah seorang di antara mereka ingin melihatku walau harus mengorbankan keluarga dan harta benda.” (HR. Muslim)

Di antara bentuk banyak menyebut beliau shallallohu ‘alaihi wasallam adalah dengan menyebut manaqib dan kepribadian beliau yang mulia, menjelaskan sunnah-sunnahnya yang agung, dan banyak bersholawat kepadanya.

Ibnu al Qoyyim rahimahullahdi dalam kitabnya, “Jalaul Afham“ mengatakan, ‘setiap kali seorang hamba memperbanyak menyebut-nyebut yang dicintainya dan menghadirkan di dalam hatinya; menghadirkan kebaikan-kebaikannya, dan sisi-sisi positifnya, niscaya akan bertambahlah kecintaannya kepada yang dicintainya tersebut dan akan menambah pula kerinduannya untuk berjumpa dengannya. Ini semua akan menguasai semua relung hatinya.

Ketiga, mempelajari dan mengamalkan alQur’an serta beradab dengan adab-adabnya.

Imam al Baihaqi meriwayatkan di dalam kitabnya, “ al-Adab”, dari Abdulloh bin Mas’ud, ia berkata,

لا يَسأل أحد عن نفسه إلا القرآن، فإن كان يحب القرآن فهو يحب الله ورسوله

Hendaknya seseorang tidak bertanya tentang dirinya kecuali (tentang kedudukan) al qur’an di hatinya). Jika ia mencintai al qur’an, maka ia akan cinta kepada Alloh dan Rosul-Nya.

Keempat, Cinta kepada orang yang mencintai beliau shallallohu ‘alaihi wasallam dan Membenci orang yang membencinya.

Rosululloh shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda,

من أحبّ عليّاً فقد أحبّني، ومن أبغض عليّاً فقد أبغضني

”Barangsiapa mencintai Ali, sungguh ia telah mencintaiku, dan barangsiapa membenci Ali sungguh ia telah membenciku.”(HR.al Hakim)

“Barangsiapa mencintai keduanya (yakni : al Hasan dan al Husain, cucu nabi shallallohu ‘alaihi wasallam-pen), sungguh ia telah mencintaiku. Dan barangsiapa membenci keduanya, sungguh ia telah membenciku.” (HR.Ahmad)

”Barangsiapa mencintaiku, maka hendaklah ia mencintai Usamah.”(HR.Muslim)

Mencintai Sahabat, keluarga beliau dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik dari kalangan ulama, ahli ibadah, orang-orang yang Zuhud, orang-orang yang dermawan, dan orang-orang yang baik, ini semua merupakan bentuk kecintaaan terhadap orang yang mencintai beliau shallallohu ‘alaihi wasallam.

Demikian pula mencintai amal yang utama, adab yang sempurna, muamalah yang baik. Semua ini termasuk pula bentuk cinta terhadap apa-apa yang dicintai beliau shallallohu ‘alaihi wasallam.

Demikian pula, membenci orang-orang yang buruk dan perbuatan-perbuatan buruk. Membenci mereka termasuk bentuk dari membenci hal yang dibenci beliau shallallohu ‘alaihi wasallam.

Kelima, tidak ghuluw(melampaui batas) dalam mencintai beliau dan mengangkat beliau di atas kedudukan beliau semestinya yang telah diberikan Alloh ta’ala.

Anas (bin Malik-pen) meriwayatkan bahwa sekelompok orang pernah mengatakan, “wahai Rosululloh, wahai orang terbaik dikalangan kami, anak orang terbaik di kalangan kami, sayyid kami, dan anak sayyid kami. (mendengar ungkapan ini) maka beliau bersabda,

يا أيها الناس قولوا بقولكم ولا يستهوينّكم الشيطان، أنا محمّد عبد الله ورسوله، ما أحبّ أن ترفعوني فوق منـزلتي التي أنزلني الله عزّ وجل

”Wahai manusia, hati-hatilah dari ucapan kalian, dan janganlah kalian diperdayakan oleh syaithan! Saya adalah Muhammad, hamba dan utusan-Nya. Dan aku tidak suka kalian mengangkatku di atas kedudukanku yang telah Allah berikan kepadaku.” (HR. an Nasai)

Keenam, menghindarkan diri dari kebid’ahan dan menjauhkan diri dari (mengikuti) hawa Nafsu.

Abdullah bin Mas’ud – semoga Alloh meridhoinya- berkata,

اتّبعوا ولا تبتدعوا فقد كُفيتم

“berittiba’lah kalian dan jangan melakukan kebid’ahan, karena sesungguhnya kalian telah dicukupkan”(HR.ad Darimiy)

beliau juga berkata,

الاقتصاد في السنة خير من الاجتهاد في البدعة

”Sederhana dalam melakukan sunnah lebih baik daripada bersungguh-sungguh dalam melaksanakan bid’ah.” ( HR.al Hakim di dalam al Mustadrok)

Kita mohon kepada Alloh subhanahu wa ta’ala agar menjadikan kita termasuk golongan orang yang mengikuti beliau shallallohu ‘alaihi wasallam, orang-orang yang beriman kepadanya, orang-orang yang benar kecintaannya kepada beliau shallallohu ‘alaihi wasallam. Semoga pula Alloh menghidupkan kita di atas sunnahnya dan mematikan kita di atasnya pula. Semoga pula Alloh mengumpulkan kita di bawah benderanya pada hari kiamat nanti. Semoga Alloh mengaruniakan syafa’at beliau kepada kita. Semoga Alloh mengampuni kesalahan kita. Sesungguhnya Dia Maha mendengar doa, Dzat yang layak diharapkan. Cukuplah Dia menjadi Penolong kita dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung.” Sholawat dan salam semoga dilimpahkan kepada nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabat beliau. (Redaksi)

Sumber : Diringkas dari makalah berjudul, “ Sittu Simaatin Lishidqi al Mahabbah, Syaikh Abdurrozzaq bin Abdul Muhsin al Badr.