Jamaah jum’ah yang berbahagia.
Kalau kita lihat dan kita perhatikan sekitar kita, betapa banyak nikmat yang telah dikaruniakan Allah kepada hambaNya. Dari nikmat hidup, sarana dan prasarana yang menunjangnya sampai yang terbesar yaitu nikmat Iman dan Islam. Dan kalaulah kita hitung nikmat yang telah Allah anugrahkan kepada kita, maka kita tidak akan mampu untuk menghitungnya. Hal itu karena terlalu banyaknya nikmat dan karunia yang telah dianugerahkan kepada hambaNya. Allah berfirman:

“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak dapat menghitungnya.”

Oleh karenanya, seyogyanya kita selaku hamba yang telah begitu banyak mendapatkan fasilitas nikmat ini untuk bersyukur atas anugrah Allah. Bahkan rasulpun tak henti-hentinya untuk selalu berdo’a dan berusaha agar menjadi hamba yang bersyukur.

Aisyah Radhiallaahu anha telah meriwayatkan bahwa nabi selalu bangun malam untuk menunaikan shalat sampai-sampai kedua kaki beliau bengkak. Maka beliau (Aisyah Radhiallaahu anha) bertanya:

أَ تَصْنَعُ هَذَا وَقَدْ غَفَرَ اللهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ؟

“Mengapa engkau lakukan ini wahai Rasulullah, bukankah Allah telah mengampuni kesalahan Anda baik yang sudah lampau maupun yang akan datang?” Lalu beliau menjawab:

أَفَلاَ أَكُوْنُ عَبْدًا شَكُوْرًا

Salahkah aku jika manjadi hamba yang bersyukur. (HR. Muslim)

Hal ini mencontohkan, hendaknya seorang hamba selalu mensyukuri apa yang telah dianugrahkan oleh Allah kepadanya sehingga benar-benar menjadi hamba yang bersyukur.
Jama’ah Jum’ah yang berbahagia.

Untuk mendorong para hambaNya agar bersegera mewujudkan diri mereka sebagai ‘abdan syakura, maka Allah memberi mereka stimulus untuk merangsang tumbuhnya niat dan keinginan bersegera untuk besyukur.

Oleh karenanya Allah menjanjikan akan menambah karunia yang telah diberikan bagi mereka yang mau mensyukuri dengan tambahan yang berlipat ganda dan sebaliknya Allah akan memberikan adzab yang pedih bagi mereka yang mengingkari nikmatNya.

Jamaah Jum’ah yang berbahagia..!
Allah tidak hanya memberikan janji-janji qouliyah (dengan kata-kata) yang hanya dapat kita dengar belaka, akan tetapi lebih dari itu Allah memberikan contoh secara langsung dalam kehidupan agar seorang hamba dapat menyaksikannya secara riel (nyata)

Yang demikian ini seperti apa yang telah digambarkan dalam keluarga nabi Daud Alaihissalam dan Sulaiman Alaihissalam .

“Dan sungguh telah kami berikan kepada Daud karunia dari kami. (Kami berfirman): “Hai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang bersama Daud”, dan kami telah melunakkan besi untuknya, (yaitu) buatlah baju dari besi yang besar-besar dan ukurlah anyamannya; dan kerjakanlah amalan yang shalih. Sesungguhnya Aku melihat apa yang kamu kerjakan.”

Jama’ah jum’ah yang berbahagia!
Karena Daud bersyukur dan semakin ikhlas dalam beridabadah, maka Allah menambahkan baginya karunia yang melimpah. Yaitu Sulaiman Alaihissalam. Yang telah diberi kelebihan oleh Allah.

Dan Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman. Yang perja-lanannya di waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya di waktu sore sama dengan perjalanan sebulan (pula) dan Kami alirkan cairan tembaga baginya. Dan sebagian jin ada yang bekerja di hadapannya (di bawah kekuasaannya) dengan izin Tuhannya. Dan siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab Neraka yang apinya menyala-nyala, para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tungku).Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali hamba-hanbaKu yang berterimakasih.

Beginilah Allah menggambarkan nimatNya yang dianugrahkan kepada hamba yang bersyukur.

Jamaah jum’ah yang berbahagia!
Dan sebaliknya Allah mempermisalkan mereka yang tidak bersyukur dengan kaum saba’ yang mengingkari nikmat yang telah dikaruniakan kepada mereka.

Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan Allah) ditempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan kiri. (Kepada mereka dikatakan): “Makanlah olehmu dari rizki yang (dianugrahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepadaNya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan yang Maha Pengampun. Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir besar dan kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr. Demikianlah Kami memberi balasan kepada mereka karena kekafiran mereka. Dan Kami tidak menjatuhkan adzab (yang sedemikian itu) melainkan hanya kepada orang-orang yang sangat kafir. Dan Kami jadikan antara mereka dan antara negeri-negeri yang Kami limpahi berkat kepadanya, beberapa negeri yang berdekatan dan Kami tetapkan antara negeri-negeri itu (jarak) perjalanan. Berjalanlah kamu dikota-kota itu pada malam dan siang hari dengan aman. Maka mereka berkata: “Ya Tuhan kami jauhkanlah jarak perjalanan kami, dan mereka menganiaya diri mereka sendiri, maka Kami jadikan mereka buah mulut dan Kami hancurkan mereka sehancur-hancurnya. Sesungguhnya pada yang sedemikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi setiap orang yang sabar lagi bersyukur.”

Negeri Saba’ berada di daerah Yaman. Yang mendapatkan karunia melimpah dari Allah sehingga menjadi negeri yang makmur, tidak kekurangan sandang maupun pangan. Negeri ini diapit oleh dua kebun yang sangat subur dari sebelah kanan dan kiri, menjadi negeri aman dan sentosa. Untuk mengairi, mereka membangun bendungan penampung air hujan. Karena kemak-muran sepanjang jalan dinegeri ini kanan kirinya diteduhi oleh pepohonan dan buah-buahannya masak dan dialiri oleh saluran-saluran air, sehingga mereka yang mengadakan perjalanan dinegeri ini tidak membutuhkan bekal, mereka bisa mendapatkannya dimanapun mereka berada dan singgah baik siang mapun malam hari sehingga mereka dapat menempuh perjalanan dengan aman dan tenang.

Akan tetapi kaum Saba’ tidak bersyukur atas karunia yang telah dianugrahkan oleh Allah, mereka mengingkari dengan tidak mau taat kepada Allah sehingga mereka menganiaya diri mereka sendiri. Karena itu Allah mendatangkan adzab, mengirimkan banjir besar, bendungan mereka hancur, berikut kebun dan rumah mereka. Lalu Allah mengganti kebun mereka dengan kebun yang hanya ditumbuhi tanaman-tanaman yang berduri dan berbuah pahit. Demikianlah adzab Allah yang ditimpakan atas kaum saba’ yang tidak mau bersyukur.
Jamaah Jum’ah yang berbahagia..!

Oleh karenanya hendaknya kita selalu berusaha untuk menjadi hamba yang bersyukur sehingga Allah menambahkan keruniaNya kepada kita dengan berlipat dan menjauhkan kita dari adzabNya yang begitu memedihkan.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآياَتِ وّالذِّكْرِ الحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Bacaan Khutbah Pertama :

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ، اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ الَّذِيْ أَنْعَمَ عَلَى عِبَادِهِ نِعَمَهُ آلاَئَهُ الْوَفِيْرَةَ وَجَعَلَ فِيْ عَبْدِه رَسُوْلاً، جَاءَ بِاْلإِسْلاَمِ لِيَهْدِيَهُمْ إِلَى الصِّرَاطِ الْمُسْتَقِيْمِ صِرَاطِ اللهِ الْعَزِيْزِ الْحَمِيْدِ لُهَ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَيُرْشِدُهُمْ إِلَى مَا فِيْهِ صَلاَحُهُمْ فِيْ دُنْيَاهُمْ وَأُخْرَاهُمْ.
وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ؛
أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. وَقَالَ اللهُ فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأَزِيْدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ.

Khutbah Kedua

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: {وَمَن يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا} وَقَالَ: {وَمَن يَتَّقِ اللهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا}. ثُمَّ اعْلَمُوْا فَإِنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَى رَسُوْلِهِ فَقَالَ: {إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا}.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. وَأَقِمِ الصَّلاَةَ.

Oleh: Umar Said Wijaya