Ketingginan derajat Nabi sepanjang hayat

Di antara perkara yang patut untuk diketahui bahwa apa yang terwujud dalam hati melalui terkumpulnya beberapa perkara, sebagian darinya mungkin tidak berdiri sendiri, akan tetapi apa yang dirasakan oleh seseorang berupa kenyang, hilangnya dahaga, syukur, bahagia dan sedih dengan terkumpulnya beberapa hal di mana sebagian darinya tidak bisa mewujudkan hal itu padanya, akan tetapi sebagian darinya mewujudkan karena dukungan sebagian yang lain.

Demikian juga ilmu tentang sebuah berita, berita satu orang mewujudkan semacam dugaan dalam hati, kemudian orang lain datang menguatkannya sampai akhirnya mencapai derajat ilmu, ia terus bertambah dan meningkat, hal ini juga berlaku untuk bukti-bukti kejujuran, kedustaan dan lainnya.

Dengan itu kejujuran mencapai tingkatan ilmu di hati para sahabat Nabi dan orang-orang yang mendengar berita beliau, karena beliau menyampaikan sebagian perkara ghaib kepada mereka, hal-hal yang akan terjadi dan yang sepertinya, semua itu meningkatkan kejujuran beliau dalam jiwa mereka, oleh karena dalam beberapa hadits disebutkan bahwa setiap Nabi mengabarkan suatu perkara yang akan datang lalu ia terjadi sebagaimana yang beliau beritakan, maka mereka memperbaruhi kesaksian bahwa beliau adalah utusan Allah, sebagaimana yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim dari Sahal bin Saad bahwa seseorang berkata kepada Nabi, “Tidak seorang pun di hari ini yang melakukan sesuatu untuk kami seperti yang dilakukan oleh fulan.” Nabi bersabda, “Dia termasuk penghuni neraka.” Maka seorang laki-laki berkata, “Aku adalah teman akrabnya…Al-Hadits, dan di sana disebutkan, “Bahwa laki-laki tersebut bunuh diri, maka rekannya itu datang kepada Nabi dan berkata, ‘Aku bersaksi bahwa engkau adalah utusan Allah.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari Kitab al-Qadar Bab al-Amal asy-Sya’bi al-Khawatim 11/499 hadits 6007 dan Muslim Kitab al-Iman Bab Ghilath Tahrim Qatli al-Insan Nafsahu 1/106 hadits 112.

Bahkan hal ini terus berlangsung setelah beliau wafat, apa yang beliau kabarkan terjadi seperti runtuhnya dua kekuatan raksasa di zaman itu, Kisra dan Kaisar (Persia dan Romawi), bahwa Suraqah bin Malik akan memakai sepasang gelang Kisra, keluarnya api di bumi Hejaz dan hal-hal lain yang merupakan tanda-tanda Kiamat dan seterusnya.

Akibat baik adalah milik para nabi dan orang-orang yang bertakwa

Ilmu tentang keberadaan nabi-nabi Allah di bumi yang datang membawa wahyu dan kitab yang jelas dari Allah termasuk perkara mutawatir yang memberi pelung kebimbangan sedikit pun, demikian juga akibat baik yang menjadi milik mereka atas orang-orang yang mendustakan mereka.

Dari sisi pengetahuan bahwa di muka bumi ada yang berkata, “Aku adalah utusan Allah.” Bahwa sekelompok orang mengikutinya sedangkan sekelompok lain menyelisihinya, bahwa Allah menolong para rasul dan orang-orang mukmin, memberikan akhir yang baik kepada mereka dan menghukum musuh-musuh mereka termasuk pengetahuan mutawatir yang paling jelas lagi paling nyata. Berita tentang perkara-perkara ini lebih terang dan lebih nyata daripada berita tentang umat-umat yang telah berlalu, para raja dan para ulama kedokteran seperti Socrates, Aflathun, Aristo dan orang-orang yang mengikutinya.

Di samping itu Allah menyisakan di alam semesta ini bekas-bekas yang menunjukkan karamah yang telah Dia lakukan kepada nabi-nabiNya dan orang-orang mukmin dan hukuman yang dia timpakan kepada orang-orang yang mendustakan mereka seperti angin topan, penenggelaman Fir’aun dan bala tentaranya. Manakala Allah menyebutkan kisah para nabi, nabi demi nabi di surat asy-Syu’ara` seperti kisah Musa, Ibrahim, Nuh dan nabi-nabi sesudah mereka, maka Allah berfirman di akhir setiap kisah, “Sesunguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat bukti-bukti yang nyata. Dan kebanyakan mereka tidak beriman.” (Asy-Syu’ara: 174-175).

Bila kita di hari ini mengetahui secara mutawatir keadaan para nabi, para wali dan musuh-musuh mereka, maka kita mengetahui dengan yakin bahwa mereka adalah orang-orang yang benar di atas kebenaran dari beberapa sisi, di antaranya bahwa mereka mengabarkan umat-umat tentang kemenangan orang-orang yang mengikuti mereka dan kekalahan yang akan menimpa orang-orang yang memusuhi mereka dan akhir yang baik menjadi mereka orang-orang yang pertama. Di antaraanya, kemenangan yang Allah berikan kepada mereka dan kebinasaan yang Allah timpakan kepada musuh-musuh mereka. Bila peristiwa yang terjadi padanya diketahui seperti tenggelamnya Fir’aun, kaum Nuh dan lain-lainnya maka kebenaran para rasul akan diketahui pula. Wallahu a’lam.