Dalam wawancara khususnya kepada salah satu situs Islam terkenal di Timur Tengah, seorang pengamat politik asal Iraq, ‘Abdul Karim al-‘Alluji memperihatinkan adanya persekongkolan Amerika untuk meleburkan identitas rakyat Iraq, Arab dan Islam sekaligus.

Ia menegaskan bahwa persekongkolan ini sekarang sedang berjalan di Iraq secara terorganisir dan pelan tapi pasti, dimulai dengan upaya mereka membajiri pasar Iraq dengan film-film, video-video dan VCD porno dan amoral. Barang-barang ini dengan mudah didapatkan dan dibeli dengan harga yang fantastis di sepanjang jalan-jalan ibukota Iraq dan kota-kota besar. Hal ini tidak lain mereka lakukan semata untuk mencampakkan para pemuda Iraq ke jurang kenistaan dan dekadensi moral.

Al’Alluji menambahkan bahwa pemerintah Washington melancarkan operasi ketat terhadap kurikulum-kurikulum pendidikan Iraq, khususnya yang berkenaan dengan kurikulum agama dan juga sejarah. Salah satu kasus yang kasat mata adalah dengan penghapusan ‘surat Ali ‘Imran’ yang biasanya dipakai sebagai kurikulum untuk tingkat SD dan dua kalimat syahadat dari kitab Tarbiyah agama untuk tingkat yang sama dengan menggantikannya dengan gambar-gambar yang tidak jelas apa maksudnya. Demikian pula, apa yang terjadi terhadap buku-buku sejarah Islam. Mereka melakukan distorsi yang begitu keji dengan menghapus setiap kurikulum tentang Khulafa rasyidun seperti Abu Bakar, ‘Umar bin al-Khaththab dan para pahlawan umat seperti Khalid bin al-Walid, Shalahuddin al-Ayyubi dengan menggantinya dengan simbol-simbol Persia dan Iran. Dapat dipastikan bahwa, target mereka adalah untuk mengoyahkan iman dan nasionalisme Iraq.

Lebih lanjut al-‘Alluji menegaskan bahwa persekongkolan atas identitas Iraq ini tidak sampai hanya di situ, lebih jauh lagi rentetan persekongkolan ini telah disempurnakan dengan dijadikannya hari ‘Sabtu’ sebagai hari libur resmi di sekolah-sekolah dan perkantoran. Seperti diketahui, hari Sabtu adalah hari yang suci bagi Yahudi. Jelas, ini menunjukkan semakin naiknya pengaruh Zionis di Iraq berkat dukungan tentara pendudukan Amerika dan para sekutunya.

Al-‘Alluji menyiratkan adanya perpecahan di tingkat pengawas pengembangan kurikulum pengajaran yang terbagi kepada dua kubu; kubu ekstrem kanan Amerika yang ingin memisahkan Iraq dan identitas arab dan Islamnya dan kubu loyalis Iran yang ingin mengukir kembali masa kejayaan kebudayaan Persia.

Lebih dari itu, sebenarnya target utama persekongkolan ini bukan hanya satu kelompok tertentu di Iraq tetapi semua rakyat Iraq baik kaum syi’ah, sunni, Arab dan Kurdi. Karena kedua kubu tersebut mengetahui benar bahwa meleburnya identitas Iraq merupakan jalan satu-satunya agar persekongkolan mereka sukses, baik dalam tataran rakyat mau pun negara. (istod/AH)