Imam Ahmad berkata, Yunus bertutur kepada kami, dari Mihjan bin al-Adra’, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam berkhutbah di hadapan para sahabat, dan bersabda :

يَوْمُ الْخَلَاصِ وَمَا يَوْمُ الْخَلَاصِ !! ثَلاَثا، فَقِيلَ لَهُ وَمَا الْخَلَاصُ؟ قَالَ يَجِيءُ الدَّجَّالُ فَيَصْعَدُ جَبَلَ أُحُدٍ فَيَنْظُرُ الْمَدِينَةَ فَيَقُولُ لِأَصْحَابِهِ: أَتَرَوْنَ هَذَا الْقَصْرَ الْأَبْيَضَ؟! هَذَا مَسْجِدُ أَحْمَدَ

”Yaum al-khalash, apa itu yaum al-khalash? (beliau mengulangnya tiga kali). Dikatakan kepada beliau, “Apa itu yaum al-khalash?” Beliau bersabda, “Yaitu hari ketika dajjal datang, lalu ia naik ke gunung Uhud seraya mengarahkan pandangannya ke kota Madinah, ia berkata kepada para sahabatnya: “Apakah kalian melihat istana putih itu? Itu adalah masjid Ahmad’.”

Dalam hadits ini, Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam memberitakan bahwa kelak ketika dajjal keluar, bangunan masjid beliau telah berubah menjadi seperti bangunan istana. Dan semua orang pada masa ini bisa melihat bahwa masjid Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam saat ini benar-benar seperti istana. Hal ini merupakan hasil dari perluasan fisik masjid, perluasan yang belum pernah disaksikan sejarah sebelumnya, berkat kemurahan Allah kemudian berkat kemurahan pemerintah Saudi, semoga Allah menjadikannya senantiasa membantu Islam dan kaum muslimin.

(Sumber : 100 Mukjizat Islam, Pustaka Darul Haq)