Dalam baku tembak yang sengit antara aparat keamanan kerajaan Arab Saudi dan tiga orang anggota kelompok bersenjata di propinsi al-Qashim, ahad pagi, setidaknya 3 orang dari pihak kelompok tersebut tewas. Mereka diidentifikasi masuk dalam daftar percarian orang (DPO) aparat keamanan Saudi.

Gubernur al-Qashim, Faishal bin Bandar bin ‘Abdul ‘Aziz dalam wawancara persnya dengan stasiun televisi “al-Ikhbariya”, mengatakan bahwa aparat keamanan Saudi saat ini sedang berusaha mengakhiri perlawanan tersebut yang selalu berpindah dari satu gedung ke gedung yang lain untuk melindungi diri. Sayang, belum diketahui secara pasti berapa korban dalam kejadian tersebut.

Belum lama tadi, sebuah sumber kemanan Saudi menyebutkan bahwa seorang pejabat tinggi di kepolisian Saudi dinyatakan tewas sementara 10 orang lainnya mengalami luka-luka. Sementara mengenai hal ini, tidak seorang pejabat keamanan Saudi pun yang bersedia memberikan komentarnya. Namun sebuah sumber melaporkan bahwa terdapat banyak jumlah korban luka-luka dari aparat keamanan Saudi.

Sumber itu menegaskan bahwa baku tembak terjadi pagi Ahad di kota ar-Ras, sebelah utara ibokota Arab Saudi, Riyadh dan menurut penuturan beberapa orang saksi mata, mereka melihat sekurang-kurangnya 3 orang diangkut keluar rumah di ar-Ras setelah rumah yang mereka huni diserang oleh aparat keamanan. Namun para saksi tersebut tidak menyebutkan apakah ketiga orang itu mengalami luka-luka atau tidak hanya saja gubernur al-Qashim menegaskan bahwa mereka dalam kondisi luka-luka.

Sebuah sumber keamanan di Riyadh menegaskan, pihak keamanan telah memblokade seluruh kawasan sekitar rumah tersebut selama beberapa jam. Sumber itu menyiratkan adanya sebagian orang yang masuk dalam DPO di rumah tersebut dan mereka terus menghujani aparat dengan peluru.

Dalam beberapa waktu ini, kerajaan Arab Saudi terus menghadapi berbagai tindak kekerasan yang dilakukan kelompok bersenjata, yang target utama mereka adalah orang-orang asing dan aparat keamanan di mana hingga telah menewaskan puluhan orang meninggal, kebanyakannya berasal dari orang-orang Barat.

Para pejabat berwenang mengatakan bahwa sekurang-kurangnya 90 orang sipil dan 39 orang aparat keamanan terbunuh dalam dua tahun terakhir. Serangkaian serangan yang dilakukan kelompok bersenjata tersebut juga telah mengakibatkan kerugian materil yang besar ditaksir mencapai 1 milyar Real. (istod/AS)