Pernah mendengar negara yang bernama Angola? Negara ini beberapa waktu lamanya terlibat dalam perang saudara, sepertihalnya kebanyakan negara-negara di Afrika. Nah, bagaimana nasib umat Islam di sana?

Belum lama ini, PBB mengeluarkan laporan yang mengungkap bahwa umat Islam di negara itu mengalami nasib mengenaskan. Mereka tidak mendapatkan hak dasar mereka untuk menjalankan ajaran agama. Pemerintah saat ini tidak mengakui mereka dan dari waktu ke waktu sering menutup masjid-masjid mereka.

Jumlah kaum Muslimin di Angota sekitar 375.000 jiwa, alias mewakili 2,5% dari total penduduk negeri di Afrika itu yang mencapai 15 juta jiwa. Dengan jumlah tersebut, umat Islam baru memiliki 32 buah masjid saja.

Asmey Gehangeer, seorang wanita pakar HAM yang mendapat mandat dari PBB mengatakan, “Sejumlah instansi resmi mengungkapkan keprihatinan mereka kepadanya mengenai keberadaan umat Islam di Angola. Dari waktu ke waktu, negara itu terus terpengaruh oleh opini publik globalisasi saat ini yang mengaitkan mereka dengan ekstremitas dan kegiatan terorisme.”

Seperti yang dilansir kantor berita REUTERS, Gehangeer menyiratkan, hingga saat ini umat Islam di Angola belum diakui secara resmi oleh negara. Tahun lalu, aparat negara itu menutup sebagian masjid untuk sementara.

Dalam laporannya, Gehangeer mengatakan, “Saya telah melaporkan bahwa kebanyakan kaum imigran gelap di negara itu adalah orang-orang Islam. Mereka terlibat dalam pemalsuan dan pencucian uang. Akan tidak ada bukti yang diberikan kepada kami untuk membenarkan hal itu.”

Pemerintah dan media massa lokal terus melakukan propaganda anti umat Islam di Angola dengan menuduh mereka sebagai orang-orang yang bodoh dan kelompok teroris. Mereka bahkan dituduh sebagai para pengikut jaringan al Qaeda. Jaringan ini dituduh telah merekrut bocah-bocah di Loanda, ibukota Angola untuk mengikuti latihan militer ala mereka. (ismo/AS)