Sebuah Pengakuan Memalukan

Abu Syâmmah berkata, “Betapa banyak imam masjid yang berkata kepadaku, ‘Sesungguhnya shalat itu tidak dikerjakan kecuali untuk menjaga hati (perasaan) orang-orang awam terhadapnya dan agar tetap berada di masjid karena takut dicopot.!’ Dalam hal ini, mereka telah melakukan shalat tanpa niat yang shahih (benar) dan pelecehan terhadap kondisi berdiri tegak di hadapan Allah Ta’ala. Andaikata hanya dengan alasan ini saja perbuatan ini dianggap sebagai bid’ah, maka tentulah sudah cukup. Jadi, setiap orang yang meyakini disyari’atkannya shalat ini atau menilainya baik, maka faktor utamanya adalah alasan tersebut; tergiur dengan orang awam terhadap apa yang mereka yakini dan berdusta terhadap syari’at karenanya. Andaikata mereka itu diberi pengarahan dan diperkenalkan dengan hal ini setahun demi setahun, tentulah mereka sudah tidak melakukan itu lagi dan membatalkanya akan tetapi karena takut lenyapnya kekuasaan para pencinta bid’ah dan orang-orang yang menghidupkannya. Wallah al-Muwaffiq. Dulu para pemimpin Ahli Kitab tidak mau masuk Islam gara-gara takut kepemimpinan spritual mereka hilang. Karena itu, turunlah terhadap mereka ayat [surat al-Baqarah, ayat 79].” (lihat, al-Bâ’its ‘Ala Inkâr al-Bida’ Wa al-Hawâdits, h.105)