Kementerian Dalam Negeri (KDN) Aghanistan mengatakan bahwa sekurang-kurangnya 11 orang tewas dan 8 orang mengalami cedera dalam empat rangkaian serangan secara terpisah di beberapa lokasi di Afghanistan. Serangan ini dinilai sebagai peningkatan baru dari pasukan perlawanan terhadap tentara pendudukan Amerika dan pasukan loyalis pemerintah yang menjadi kaki tangannya.

Sehubungan dengan intensitas serangan tersebut, KDN mengatakan bahwa pada hari sabtu lalu kelompok bersenjata yang diperkirakan berasal dari para mujahidin Taliban menyerang markas pemerintah di propinsi Helmand, Selatan Afghanistan yang mengakibatkan 4 orang dari elemen kepolisian tewas dan 3 orang lagi mengalami luka-luka. Serangan ini dilancarkan puluhan orang bersenjata.

KDN juga menjelaskan bahwa kejadian pada hari Sabtu itu merupakan rentetan dari serangkaian serangan yang sebelumnya telah menewaskan 2 orang dan 5 orang luka-luka di kota Mazar Syarif, sebelah utara negeri itu pada hari Jum’at.

Beberapa sumber keamanan seperti yang dinukil siaran BBC menyiratkan adanya sebuah ranjau yang dipasang di jalan yang dilewati rombongan yang membawa 3 truk di Sabin Baldak, sebuah kawasan dekat perbatasan dengan Pakistan. Rombongan ini dikawal kendaraan pasukan pendudukan Amerika yang akan mengisi bahan bakar.

Kepala kepolisian Qandahar, Muhamad Ayyub Sinlaji mengatakan, “Para sopir yang mengendarai truk itu tewas di tempat termasuk dua orang berkebangsaan Pakistan, setelah itu para penyerang membakar truk mereka.”

Sinlaji mengeluhkan tidak berhasilnya mendapatkan data-data seputar pelaku penyerangan tersebut akan tetapi diduga kuat mereka berasal dari elemen Taliban yang memang banyak berkeliaran di kawasan Sabin Baldak.

Peningkatan serangan ini memang sudah diperkirakan sebelumnya mengingat kondisi cuaca sudah memungkinkan untuk hal itu. Sementara itu, komandan pasukan Amerika di Afghanistan, David Barno mengatakan, pasukan al-Qaeda sedang berupaya keras dan secara kontinyu memberikan spirit untuk melakukan apa yang disebutnya sebagai ‘tindakan kekerasan’ di negeri itu dan memberi jalan kembali kepada mujahidin Taliban untuk berkonfrontasi.

Seperti diketahui, Amerika melakukan invasi ke Afghanistan pada tahun 2001 lalu dengan klaim pemerintahan Taliban kala itu telah melindungi pemimpin al-Qaeda yang dituduh sebagai otak utama serangan 11 September, Osama bin Laden. (ismo/AH)